Bagian 20

“Se-se-setan!” teriak Jony sembari turun dan mundur dari hadapan Cempaka.

“Cempaka, tolong hentikan!” teriak Ibra. Ia begitu kasihan dan iba melihat keadaan Jony, yang terluka di bagian lehernya.

“Manusia sepertinya tidak pantas untuk hidup. Aku akan segera mengirimnya ke neraka!” Cempaka kembali mendekat pada Jony yang mundur ketakutan dari hadapan nya.

“Cempaka, bukan begini caranya membalaskan dendam. Kami akan membantu, biar polisi nanti yang menghukum orang-orang itu,” kata Ibra. Pemuda itu mencoba untuk meyakinkan Cempaka.

“Berpuluh-puluh tahun aku menunggu, tapi sama sekali tidak mendapatkan keadilan. Jadi aku akan mencari dan mendapatkan keadilan itu sendirian.”

“Hukzzz!” tubuh Jony yang di angkat oleh sebelah tangan Cempaka, terhempas di lantai keramik ruangan itu.

“To-to-tolong!”

“Kau harus mati, kau harus menemaniku di alam baka!” Cempaka mengangkat kedua tangannya, hingga membuat tubuh Jony ikut terangkat. Setelah itu, ia melempar tubuh Jony ke arah jendela kaca yang memperlihatkan area luar kampus.

“Cempaka!” teriak Ibra dan juga Radit yang baru saja tiba.

“Aaakkkkk!” teriak Sarah dengan histeris.

“Jony!” guman Radit.

Brukk! Tubuh Jony terjatuh dari atas gedung itu dan terhempas di dasar gedung. Sudah di pastikan bahwa dia sudah tidak bernyawa lagi.

‘Allah huakbar allah huakbar..’ suara adzan magrib berkumandang.

Wajah hitam hitam Cempaka yang penuh luka membuat Sarah semakin histeris. Arwah itu sedikit tersenyum kepada Radit dan Ibra. Setelah melempar senyum, sosok itu kembali menghilang.

Swosss..! Seiring angin berhembus, maka sosok Cempaka lenyap entah kemana?

“Bagaimana ini, Ib? Polisi pasti akan menahan kita semua,” kata Radit.

“Jangan khawatir, harus tetap tenang. Selama tidak ada sidik jari kita, maka polisi tidak akan bisa memenjarakan kita,” balas Ibra. Ia tidak ingin Radit panik.

“Radit, aku takut,” kata Sarah dengan air mata yang menetes dan tubuhnya yang bergetar hebat.

“Tenanglah, ada aku, Ibra, Toni dan Farhan. Kamu gak sendirian.” Radit memeluk tubuh Sarah yang bergetar itu.

“Gimana?” tanya Toni yang baru saja tiba di lantai atas itu bersama dengan Farhan.

Tidak ada yang menjawab, ketiga orang itu diam. Tapi, Sarah mengarahkan telunjuknya pada kaca yang sudah pecah.

“Ja-ja-jadi Jo-jo-jony udah mati?” tanya Farhan.

Sarah, Ibra dan Radit mengangguk. “Inalillahi,” ucap Toni dan Farhan.

Kelima orang itu, turun ke bawah dan melihat keadaan Jony. Saat sampai lantai dasar, mereka semua keluar dan mereka menjadi ngeri sendiri setelah melihat keadaan Jony yang begitu tragis. Kepalanya yang nyaris hancur, dan juga kakinya yang terus mengeluarkan darah.

Tidak hanya mereka berlima, tapi masih ada beberapa siswa siswi lain yang juga baru akan pulang. Siswa siswi lain itu, melihat ke arah Radit dan kawan-kawannya yang berlarian keluar dari gedung universitas. Mereka curiga, bahwa yang telah menghabisi Jony adalah Radit dan kawan-kawannya.

Ibra yang seakan paham dengan tatapan curiga siswa siswi lain itu. Segera angkat bicara. “Bukan kami pelaku nya,” kata Ibra.

“Telpon polisi dan Ambulance!” teriak salah satu siswa.

“Bagaimana ini Ibra, hari sudah lewat magrib. Papaku pasti marah besar,” kata Radit dengan wajah takut. Ia lebih takut di marahi papanya dari pada melihat hantu Cempaka.

“Kita berlima tidak bisa pergi, jika kita pergi mereka semua akan semakin percaya, jika kita berlimalah pelakunya,” kata Ibra pada Radit.

“Lalu, aku harus gimana? Papa dan mamaku pasti saat ini sedang menunggu di depan pintu!”

“Telpon saja, kasih tau sama mereka. Kalau kita di tahan polisi, atas kasus pembunuhan,” kata Ibra. Karena Ibra yakin, sebentar lagi polisi akan tiba dan menahan mereka berlima.

“Mamaku pasti syok,” kata Radit.

“I-i-ibuku ju-ju-juga pasti cemas,” kata Farhan. Pemuda gagap itu meremas tangannya sendiri. Begitu juga dengan Toni dan Sarah, mereka juga sama-sama takut. Terlebih lagi Sarah, ia masih tampak syok setelah melihat kejadian, dimana Jony yang terlempar dari atas gedung.

.

.

.

“Pa, Radit dan kawan-kawan nya berada di kantor polisi,” kata Mama Retno kepada Papa Harun.

Radit baru saja memberi kabar kepada mamanya itu, bahwa ia dan kawan-kawan nya di bawa ke kantor polisi.

“Apa? Gimana bisa Radit sampe di bawa ke kantor polisi? Apa anak itu berbuat sesuatu?” tanya Papa Harun dengan panik.

“Katanya atas kasus pembunuhan, Pa. Ada anak pindahan yang jatuh dari atas gedung. Dan di dalam gedung universitas itu masih ada Radit dan kawan-kawannya!” jelas Mama Retno.

“Kalau begitu, kita ke kantor polisi sekarang!” Papa Harun segera menyambar kunci mobilnya dan berjalan tergesa bersama istrinya menuju mobilnya berada.

Sedangkan saat ini, Radit, Ibra, Toni, Sarah dan Farhan. Sudah dibawa ke kantor polisi, mereka berlima menjadi saksi sekaligus tersangka.

Mayat Jony pun sudah di bawa kerumah sakit untuk di autopsi, Ibu Jony yang bernama Lastri pun sudah si hubungi.

“[Benar ini bersama Lastri, Ibu dari Jony!]” suara lantang dari seberang telpon cukup mengejutkan Lastri yang sedang berada di depan meja riasnya.

“[Iya, betul. Ada apa, ya?]” tanya Lastri.

“[Kami dari pihak kepolisian, ingin memberitahukan, bahwa putra anda yang Bernama Jony Irawan telah meninggal dunia akibat terjatuh dari lantai atas gedung universitas garuda!]”

“[Apa? Gak mungkin, ini semua pasti salah,]”

“[Mungkin yang anda maksud, Jony yang lain.]” Lastri tidak percaya, ia begitu tidak percaya.

Polisi mematikan sambungan telponnya, dan mengirimkan foto Jony kepada Lastri. Lastri yang menerima gambar itu, menjadi syok berat. Ia berteriak histeris dengan menyebut nama Jony.

“Huwaa! Jony anakku!” teriak Lastri sembari mengamuk. Membuat suaminya yang berada di ruangan kerjanya terkejut.

“Kamu gak mungkin mati! Sebelumnya mama sudah larang kamu untuk kuliah di universitas itu!” teriak Lastri. Ia begitu histeris, ia tidak terima dengan kematian putranya yang tiba-tiba.

.

.

.

BERSAMBUNG!

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝓽𝓹 𝓴𝓸𝓴 𝓼𝓪𝔂𝓪 𝓰𝓪𝓴 𝓴𝓪𝓼𝓲𝓱𝓪𝓷 𝓵𝓲𝓪𝓽 𝓚𝓸𝓷𝔂𝓸𝓵 𝓶𝓮𝓷𝓲𝓷𝓰𝓰𝓪𝓵 𝔂𝓪 𝓴𝓪𝓻𝓷𝓪 𝓙𝓸𝓷𝓲 𝓴𝓮𝓵𝓪𝓴𝓾𝓪𝓷𝓷𝔂𝓪 𝓫𝓮𝓳𝓪𝓽😏😏😏😏😏

2022-10-14

0

𝗝⍣⃝Ⓜ️oonalisa✰😘💕

𝗝⍣⃝Ⓜ️oonalisa✰😘💕

Naaaah ibunya z sudah felling kan

2022-07-18

1

@𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺Idha

@𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺Idha

kasihan Radit dan kawan2 jd saksi.

kasian jony dia menanggung pembalasan cempaka padahal itu semua ulah orang tuanya

2022-07-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!