Autumn In Heart
Dewi, itu namaku.
Tinggal sendirian di kota jauh dari orangtua dan saudara membuatku bekerja lebih keras untuk menghidupi diri sendiri.
Dimana orangtuaku? Ada.
Tapi mereka hanya mengurus diri mereka sendiri. Mereka tinggal di kota sebelah.
Ngantuk sekali rasanya malam ini, dan juga dingin. Enak sekali untuk tarik selimut dan tidur mendengkur. Aku? bukan.
Ada banyak pekerjaan yang harus ku selesaikan malam ini.
"Wi, ini pekerjaanmu malam ini!"
50 kg ayam utuh menggelinding sampai didekat kakiku.
"Nanti menyusul 100 kg lagi masih dijalan."
"Oke, baik."
Huufftttt
Ini mudah, hanya 150 kg malam ini. Malam kemarin aku dapat borongan 230 kg. Sedap sekali rasanya tanganku yang pegal ini. sudah satu bulan lebih aku bekerja sebagai penyayat daging ayam, memisahkan daging dari tulangnya. Aku bekerja dari pukul 12 malam hingga 6 pagi dengan gajih 1.500.000. Kemudian aku pulang ke kost untuk tidur. Pukul 9 aku bangun dan kembali bekerja sebagai MD. Pekerjaan MD terbilang mudah dan gajihnya juga besar. Namun aku tak berpangku tangan begitu saja, dimana ada uang. Disitulah aku berada, yang penting pekerjaanku halal.
Aku yang hanya lulusan SMA mana mungkin bisa bermimpi bekerja di perusahaan besar yang bersaing. Mendapat gajih besar memang enak rasanya tapi bayarannya juga kualitas tidur yang buruk. Total gajihku perbulan adalah 5 juta. 1,5 dari pemotongan ayam, dan 3,5 dari MD.
Orang lain mungkin akan bersyukur dengan gajih MD saja, tapi aku mungkin orang serakah yang ingin cepat kaya.
Untuk makan 1 bulan aku menghabiskan uang 2 juta rupiah, biaya kost 500 ribu. Jadi, aku masih bisa menabung 2,5 dalam rekeningku. Sepadan dengan kerja kerasku. Asal mau berusaha, hasilnya takkan membuat kecewa.
"Dan.. kamu gak kerja?" tanyaku pada Dani yang asyik duduk main ponsel di tengah pintu kostnya.
"Santai ajalah, buat apa kerja terus. Gak bikin kaya juga." katanya tanpa melihat kearah ku.
"Mana mau kaya kalau gak kerja?"
"Aku mau cari cewek PNS biar aku gak capek-capek kerja, kan enak tinggal nunggu uangnya tiap bulan."
"Cewek PNS mana yang mau sama kamu?"
"Ada dong... kamu ngejek banget."
Seringkali Dani meminjam uangku untuk sekedar membeli rokok atau bensin. Tapi aku selalu mengelak mengatakan kalau uang gajihku akan kukirim ke kampung, terkadang kukatakan untuk biaya adikku sekolah dan lain-lain.
Sangat kesal melihatnya setiap hari hanya bersantai-santai saja, dia bekerja di servis elektronik. Dia sering bolos dan datang terlambat.
Andai saja dia itu suamiku, sudah lama kutendang dan meminta bercerai darinya. Semoga saja jodohku bukanlah orang seperti Dani.
Itu adalah do'a yang setiap hari ku panjatkan. Terkadang aku kasihan melihatnya belum makan, jadi seringkali dia kuberi sayur atau lauk pauk yang ku beli. Untuk nasi aku memasaknya sendiri dengan Magicom.
Setiap hari aku menikmati kesendirianku dan pekerjaan baruku. Walaupun hujan dan banjir aku harus tetap bekerja, karena jika aku kesusahan, sakit dan lain sebagainya aku tak punya siapapun untuk mengadu. Terkadang aku ingin menikah, tapi siapa yang mau menikah denganku? pacar saja aku tak punya.
Fuuuhhhh.
Motor ini juga masih lama lunasnya, baru berjalan 5 angsuran dari 24 bulan. Tak sabar rasanya ingin motor ini cepat lunas, agar aku bisa menabung lebih banyak lagi.
"Mbak sayur manisnya 5000 sama ayam bakar 1 potong. Jangan lupa sambal nya ya mbak!"
"Okeee!" sahut si penjual.
Waktunya sarapan, mataku yang masih lengket ini harus diberi makan dulu agar lebih semangat. Setelah membeli sayur dan lauk secepat kilat aku sarapan dipinggir jalan duduk sendirian di bangku tempat orang jualan yang belum lagi buka.
Hap hap hap dan habis tanpa sisa. Belum lagi turun nasi yang kumakan segera aku menyalakan motor dan pergi bekerja sebagai MD. begitulah keseharian ku.
Sudah sore, jam menunjukkan pukul 16.00 waktunya pulang. Aku membeli banyak sayuran,lauk dan juga camilan. Aku memasukkan motor ke dalam. Tiba-tiba terdengar suara ibu kost yang sedang menagih Dani.
"Kamu sudah telat 2 hari Dani, mau dibayar kapan??"
"Besok ya buk... maaf terlambat."
"Saya sudah bosan menagih kamu terus, masa tiap bulan kamu terus kamu terus dan lagi lagi kamu yang telat bayar?!"
"Iya Bu, saya usahakan besok."
"Besok ya, saya kesini lagi besok!"
Muka ibu kost merah padam karena tiap bulan harus mengencangkan urat lehernya memarahi Dani.
Aku masuk saja males untuk terlibat urusan mereka. Aku segera pergi mandi dan makan. Makanan ini cukup banyak untuk kumakan sendiri, apa sebaiknya kuberi Dani sebagian untuk makan malamnya? tapi.. kalau aku memberi dia makanan ini, ada kemungkinan nanti dia akan meminjam uang. Jadi ku urungkan niat untuk mengantar dia makanan.
Setelah perut terisi penuh, aku bersiap untuk tidur sambil main ponsel. Ku pasang alarm untuk membangunkan ku tengah malam nanti.
Tit Tut Tit Tut Tit Tut tit Tut Tit Tut
Alarm berbunyi dan aku bangun untuk bersiap pergi ke pasar. Dengan mengenakan pakainan tebal dan masker aku menyalakan motor dan melaju ke arah pasar. Begitulah perjuanganku setiap hari. Tidak kerja\=kelaparan. Malam itu 180 kg menggelinding di kakiku.
"Nanti 80 kg lagi menyusul" kata bosku.
Fuuuuhhhh !!
Kuaattttt demii dolaaarrrr !!
Hatiku menjerit menguatkan ku. Kapan kah pekerjaanku ini berakhir? apakah aku akan bekerja seperti ini sepanjang hidupku?
Tidak!
Aku akan mengumpulkan banyak uang, mengeredit perumahan dan membuka warung sembako. Impianku sangat besar, perlu modal yang juga besar. Kuat! kuat! kuat!
Pagi itu kulewati dengan penuh semangat. Asalkan tidur nyenyak, semua bisa kulakukan.
Pukul 06.00 waktuku untuk pulang. Di jalan aku membeli makanan untuk di kost.
Setelah makan aku langsung pergi tidur. Pukul 09.00 pergi bekerja lagi. Tak bosan rasanya aku menjalani rutinitas seperti itu setiap hari.
Perlengkapan bedak ku kini sudah sekarat, waktunya untuk belanja. Siang hari aku mampir ke Swalayan membeli keperluan pribadiku. Disana juga ada susu tinggi kalsium, kuambil 2 kotak sekaligus. Bedak, deodorant, pelembab dan sabun mandi cair botol besar. Aku membayar dan pergi ke masjid terdekat.
Setelah mengerjakan sholat Zuhur aku tidur sebentar dipinggir tembok masjid. Satu jam kemudian aku berangkat kerja lagi. Sudah hilang rasanya pedas di mataku dan aku bisa melanjutkan untuk bekerja. Pekerjaan malamku benar-benar menguras tenagaku.
Sudah sore, waktunya untuk pulang. Di jalan, aku melihat seorang ibu-ibu menggendong anaknya, dia menyetop motorku.
"Dek .. dek, tolong saya dek!"
"Iya buk, ada apa buk?"
"Anak saya sedang sakit dek, kamu bisa tolong saya antarkan ke dokter?"
"Bisa buk, ayo naik buk!"
"Tapi dek ... saya cuma punya uang 100 ribu, uang itu gak akan cukup untuk berobat." katanya hampir menangis sambil menggendong anak perempuannya yang sedang sakit.
"Gak papa buk, nanti saya yang bayar."
"Beneran ya dek??"
"Iya buk..!"
"Alhamdulillah... ya Allah." suaranya bergetar memuji Tuhan.
"Ayo buk, cepat naik!"
Akupun melaju dengan cepat mengantarkan anaknya berobat ke dokter. Anaknya indikasi penyakit tifus. Demam tinggi sudah berhari-hari.
"Ibuk, Ibuk tinggal dimana?"
"Saya gak punya tempat tinggal dek."
"Kenapa bisa buk?"
"Iya dek, saya diusir sama suami saya." Katanya berderai air mata.
"Kenapa buk, koq tega sekali suami Ibuk mengusir istri dan anaknya sendiri yang sedang sakit?"
"Karena dia sudah tak sanggup membiayai anak dan istri nya dek,dia juga sering melakukan kdrt terhadap saya dan juga anak saya." Si ibu terus saja menangis.
"Ibuk gak punya kerjaan?"
"Gak ada dek, Ibuk gak punya kerjaan sejak diusir. sebelumnya Ibuk bekerja jadi tukang cuci di rumah tetangga".
"Yasudah, nanti Ibuk pulang ke kost saya aja ya. kasian anak Ibuk kan lagi sakit."
"Iya dek... makasih banyak ya dek, saya akan balas semua kebaikan kamu dek." kata si ibu yang terus saja menangis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
🤗🤗
uda masuk favorit kak ya.yang tadi komen di fb
2022-08-18
1