Menunggu

"Bintang, ya ampuun. Kamu kemana aja nak? Oma hawatir kamu kenapa kenapa" seorang wanita tua tergopoh gopoh keluar dari dalam rumah besar, dan langsung menggendong Bintang sambil menciuminya.

"Oma geli oma hahaha ..."

"Makanya jangan ngajakin orang ga jelas kesini. Udah tau Bintang gak suka sama yang modelan begitu" nada bicara Aji terdengar kesal.

"Habis Oma bingung sama kamu. Pacaraan terus, kuda kudaan terus. Kapan mo hidup bener? Oma ini udah tua bentar lagi-"

"Oma ni kenalin, Dharra" potong Aji yang sudah tau arah omelan oma.

"Ya ampun, cantiknya. Kamu nemu dimana? kenapa baru dibawa kesini?"

Dharra menampilkan gigi ginsulnya.

"Memangnya kucing, oma. Pake nemu segala. Dharra ini temen sekolah Rakha dulu. Sekarang jadi tetangga Rakha"

"Ooh dia- jangan jangan-"

"Yap"

Oma langsung meraih tangan Dharra dan mengusap punggung tangannya lembut. Mata keriputnya menyipit karena tengah tersenyum haru padanya, membuat Dharra salah tingkah.

Oma seneng kamu mau nerima Rakha.

"What?" gumam Dharra.

"Ayo masuk. Kamu pasti belum sarapan kan?" Oma menarik tangan Dharra.

"Oma oma liat ibu peri kepangin aku, shantik kan?" dengan centilnya Bintang mengibaskan rambut yang sudah di kepang itu sambil berputar putar.

"Cantik sayang. Nanti bintang bisa minta ibu perinya buat kepangin tiap hari ya"

"Oma apaan sih? kan rumah nya jauh. Lagian Dharra juga harus kerja"

"Ya bintang tinggal sama kamu lah. Kan bisa tuh pagi paginya minta Dharra buat kepangin bintang. Iya kan?"

"Asiiiik, boleh ya ibu peri. Bintang jadi bisa pamer rambut tiap hari sama temen temen. Terus Bintang juga bisa pamer ibu peri sama temen temen. Abisnya temen temen Bintang pada punya mama, cuma bintang yang gak punya" ucapnya sendu.

"Ibunya..." Dharra terkejut dengan penuturan Bintang.

"Sudah meninggal" jawab Aji datar. Oma langsung berlalu ke arah kamar.

"Sayang, teruskan makannya sama mbok asih ya. Papa mau ngomong dulu sama ibu peri nya Bintang"

"Iya papa" Bintang lalu menarik tangan Dharra agar menunduk, lalu..

cup

Bintang mengecup pipinya dan langsung tersenyum sumringah.

Dharra memegang pipi yang barusan Bintang cium. Ada perasaan hangat. Perasaan dicintai.

"Kamu.. gak masalah sama Bintang? dia.. dia gak pernah mau dekat dengan siapapun kecuali keluarganya"

"Apa? kenapa bisa?"

"Mungkin karena dia tidak mengenal sosok seorang ibu dari bayi. Ibunya meninggal saat melahirkannya"

"Maaf"

"Ga papa. Bukan salahmu. Aku-aku minta maaf karena kemarin- omonganku pasti nyakitin perasaan kamu. Aku-"

"Ga papa. Toh kita emang ga ada hubungan apa apa kan selain kerjaan?"

"Tapi- aku mau lebih"

uhuk uhuk

Dharra terbatuk mendengar penuturan Aji saat sedang menenggak minum nya.

"Maksud kamu?"

"Aku mau... kita balikan lagi. Aku mau kamu jadi pacar aku lagi" ucapnya sambil tertunduk.

"Aku pulang" Dharra bangkit namun tangannya ditahan Aji.

"Aku serius. Aku gak pernah berhenti mikirin kamu. Sejak dulu" Aji menghiba.

"Mikirin aku? lalu apa kabar dengan cewek cewek gak jelas itu? gitu cara kamu mikirin aku? trus gimana nasibku kalo cewek jadi jadian itu semua ngelabrak aku karena udah ngerebut kamu? kamu gak mikir kesitu?"

"Iya aku salah. Itu udah jadi kebiasaan yang susah buat diilangin. Aku cuma laki laki biasa. Awalnya- awalnya waktu malam itu. Waktu aku mau jahatin kamu. Ada rasa lega aku ga berhasil jahatin kamu. Tapi setelah itu... aku melakukannya sama mamanya Bintang"

deg

Dharra melongo

"Bukan berarti saat itu aku selingkuh sama dia. Tapi dia yang udah nyampurin obat ke minuman aku. Makanya waktu itu aku kesakitan kalo gak kek gitu. Setelah malam itu, dia hamil. Aku terpaksa nikahin dia. Tapi dia keguguran karena rahimnya lemah. Dan aku gak pernah nyentuh dia lagi. Sampai dia meninggal"

"Jadi Bintang?"

"Bintang memang lahir dari rahimnya. Tapi bukan hasil hubungan sama aku. Melainkan dengan selingkuhannya. Dia tau aku membencinya seumur hidupku. Tapi dia ingin setidaknya, aku menyayangi anaknya"

"Lalu kenapa kamu melakukan hubungan secara acak? kamu udah punya istri. Kenapa gak kamu peuhin kebutuhan biologis kamu sama istri sah mu?"

"Sudah kubilang, aku membencinya. Karena dia udah ngejebak aku dan menjauhkan kamu dari aku. Aku melakukannya untuk balas dendam. Tapi-"

"Jadi kebiasaan. Ya ampun. Aku gak tau lagi harus ngomong apa. Aku- aku mau pulang"

"Dharr... please jangan marah. Aku udah mulai ngontrol kebiasaan aku kok. Semalem aja aku gak ngelakuin apa apa sama Cynthia. Suer deh" Aji mengacungkan kedua jari telunjuk dan jari tengahnya.

"Cynthia itu salah satu klien yang menyewa jasa EO ku. Dia orangnya ambisius, diktator. Dia maksa pengen hubungan sama aku, atau dia ngancem mau narik investasinya dan menganggap aku membatalkan kerjasama secara sepihak, dan-"

"Penalty. Right?"

"Exactly"

"Gak kreatif banget sih kamu, ikut ikutan ngancem aku pake penalty?" mata Dharra memicing

"hehe.." Aji menampilkan gigi kuda nya.

"Ibu peri ibu peri, bantuin Bintang mewarnai gambar yuk" Bintang langsung menarik tangan Dharra dan menuntunnya ke ruang tengah.

Tanpa di sangka, Bintang bisa seceria itu. Dharra juga terlihat sangat tulus. Dharra bisa membimbingnya dalam menemukan dan membedakan warna. Yang paling membuat Aji terpukau adalah, Dharra menyisipkan berbagai cerita dalam setiap gambar. Membuat Bintang terlihat sangat lengket, tak mau melepasnya. Bahkan saat waktu menunjukkan tengah hari, dan Dharra pamit pulang, Bintang terlihat mengerucutkan bibirnya sambil mata belo nya berkaca kaca. Membuat Dharra tak tega. Akhirnya Dharra mengalah. Sampai masuk waktu tidur Bintang yang juga sudah terlihat kelelahan karena seharian bermain.

Oma terlihat berkali kali menitikan air mata melihat binar kebahagiaan cucu semata wayangnya.

"Bintang, waktunya tidur. Besok kan harus sekolah, sayang" bujuk Aji.

"Tapi besok Bintang ke sekolahnya ingin dikepangin sama ibu peri" rengeknya sambil menguap.

"Iya sayang. Yuk bobo"

"Mau bobo sama ibu peri"

"Yess" batin Aji.

"Ayok, tante temenin bobo" Dharra membujuk. Toh nanti setelah tidur dia bisa pulang.

Tak berapa lama Bintang pun akhirnya tidur. Dan Dharra pun memutuskan untuk pulang. Tidak baik bukan anak gadis menginap di rumah duda?

Pagi menjelang, Dharra bangun kesiangan. Setiap pagi adalah jadwal morbrief (morning briefing). Dengan sarapan seadanya yaitu roti lapis dia memanggil taxol. Seharian itu dia sibuk dengan pekerjaannya.Dan tanpa dia tahu, seseorang terus menunggunya. Hingga tak masuk sekolah karena takut yang ditunggunya datang dan dia tak ada.

Seharian ini dia tak mau ada yang menyentuh rambutnya. Menunggu ibu perinya datang di kursi teras, untuk mengepang rambutnya.

tring

tring

"Halo, Dharra. Bisakah kau datang ke rumah sakit? Bintang... Bintang dirawat"

Terpopuler

Comments

Riyanti Agus

Riyanti Agus

next

2022-06-20

1

mar

mar

penghubung lagi nih😌

2022-06-20

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 # Sial
3 Mengatur Strategi
4 Toilet
5 Penalty
6 Video Call
7 Perjanjian Ke Dua
8 Tiba-tiba Ada
9 Sesak
10 Nyasar
11 Menunggu
12 Bawa Aku Ke Langit
13 Bonus Dikit
14 Dobel Bonus
15 Kamu Milikku
16 Suntik Menyuntik
17 Bintang Pulang
18 Tinggal Bersama?
19 Pintu Penghubung
20 Calon Mama Bintang
21 Sayang
22 Trauma Masa Lalu
23 Kembali Melamar
24 Cemburu atau Ilfeel?
25 Sabar Ya Nak
26 Udahan Ya Marahnya
27 Bersikap Profesional
28 Tantangan Yuli
29 Kebiasaan Baru
30 Nikah Yuk?
31 Dikeroyok
32 Asli dan Murni
33 Gempa
34 Resign?
35 Makan Siang Bersama
36 Can You Speak English?
37 Mengambil Alih Perusahaan dan Menceraikanmu
38 Salah Paham
39 Biawak Dikadalin
40 Nonton 2 Episode
41 Runyam
42 Mengelak
43 Time Zone
44 Mobil Goyang
45 Buaya Berbulu Domba
46 Suami Branded
47 Jauhkan Dia Dariku
48 Manusia Jadi-Jadian
49 Siapa Lagi Yang Jadi Korban?
50 Pohon Tua Tapi Berkualitas
51 Tragedi Sop Buntut
52 Memeriksakan Aji Ke Bagian Obgyn
53 Jangan Dulu Mati
54 Biaya Sewa 20 Tahun
55 Keserakahan Ratih Terungkap
56 Firasat
57 Honeymoon?
58 Menghukum Semut Kecil
59 Tidak Gila Harta
60 Berpisah Sementara
61 Menemukannya?
62 Rencana Dharra
63 Permintaan Tolong
64 Ternyata Masih Mampu
65 Bertemu Dengannya
66 Dibuat Lumpuh
67 Sewa Kamar Di Rumah Sakit?
68 Berbalik Padamu
69 Penghamburan
70 Nyinyir
71 Harus Melakukan Hal Yang Sama
72 Ricuh
73 Mencari Penggantimu
74 Coklat Meleleh
75 Membuktikan Diri Di Perusahaan
76 Siapa Dia?
77 Kantin
78 Hamil Tak Kasat Mata
79 Laras Mengintai
80 Mengganti Jas
81 Menjemput Adik Mario
82 Papa Jahat
83 Tidak Mampu
84 Bereaksi
85 Pertahanan Runtuh
86 Nego
87 Monster Loch Ness
88 Justin
89 Ikut Mati
90 Menjemput Bintang
91 Salah Paham
92 Cuti Melahirkan
93 Abu-Abu
94 Kebakaran
95 Tunggu Aku Sayang
96 Dream Comes True
97 Potong Bebek?
98 Penthouse
99 Bubar
100 Orang Baru
101 Junaidi vs Justin
102 Tujuan Utama
103 Justin Dan Wilson
104 Mati Kedinginan
105 Fokus
106 Terlambat
107 Sidang
108 Gajah Tunggang
109 Teman Atau Mantan?
110 Gendong
111 Paket Kejutan
112 Mengatasi Trauma Dhara
113 Shock Theraphy
114 Day Care
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Prolog
2
# Sial
3
Mengatur Strategi
4
Toilet
5
Penalty
6
Video Call
7
Perjanjian Ke Dua
8
Tiba-tiba Ada
9
Sesak
10
Nyasar
11
Menunggu
12
Bawa Aku Ke Langit
13
Bonus Dikit
14
Dobel Bonus
15
Kamu Milikku
16
Suntik Menyuntik
17
Bintang Pulang
18
Tinggal Bersama?
19
Pintu Penghubung
20
Calon Mama Bintang
21
Sayang
22
Trauma Masa Lalu
23
Kembali Melamar
24
Cemburu atau Ilfeel?
25
Sabar Ya Nak
26
Udahan Ya Marahnya
27
Bersikap Profesional
28
Tantangan Yuli
29
Kebiasaan Baru
30
Nikah Yuk?
31
Dikeroyok
32
Asli dan Murni
33
Gempa
34
Resign?
35
Makan Siang Bersama
36
Can You Speak English?
37
Mengambil Alih Perusahaan dan Menceraikanmu
38
Salah Paham
39
Biawak Dikadalin
40
Nonton 2 Episode
41
Runyam
42
Mengelak
43
Time Zone
44
Mobil Goyang
45
Buaya Berbulu Domba
46
Suami Branded
47
Jauhkan Dia Dariku
48
Manusia Jadi-Jadian
49
Siapa Lagi Yang Jadi Korban?
50
Pohon Tua Tapi Berkualitas
51
Tragedi Sop Buntut
52
Memeriksakan Aji Ke Bagian Obgyn
53
Jangan Dulu Mati
54
Biaya Sewa 20 Tahun
55
Keserakahan Ratih Terungkap
56
Firasat
57
Honeymoon?
58
Menghukum Semut Kecil
59
Tidak Gila Harta
60
Berpisah Sementara
61
Menemukannya?
62
Rencana Dharra
63
Permintaan Tolong
64
Ternyata Masih Mampu
65
Bertemu Dengannya
66
Dibuat Lumpuh
67
Sewa Kamar Di Rumah Sakit?
68
Berbalik Padamu
69
Penghamburan
70
Nyinyir
71
Harus Melakukan Hal Yang Sama
72
Ricuh
73
Mencari Penggantimu
74
Coklat Meleleh
75
Membuktikan Diri Di Perusahaan
76
Siapa Dia?
77
Kantin
78
Hamil Tak Kasat Mata
79
Laras Mengintai
80
Mengganti Jas
81
Menjemput Adik Mario
82
Papa Jahat
83
Tidak Mampu
84
Bereaksi
85
Pertahanan Runtuh
86
Nego
87
Monster Loch Ness
88
Justin
89
Ikut Mati
90
Menjemput Bintang
91
Salah Paham
92
Cuti Melahirkan
93
Abu-Abu
94
Kebakaran
95
Tunggu Aku Sayang
96
Dream Comes True
97
Potong Bebek?
98
Penthouse
99
Bubar
100
Orang Baru
101
Junaidi vs Justin
102
Tujuan Utama
103
Justin Dan Wilson
104
Mati Kedinginan
105
Fokus
106
Terlambat
107
Sidang
108
Gajah Tunggang
109
Teman Atau Mantan?
110
Gendong
111
Paket Kejutan
112
Mengatasi Trauma Dhara
113
Shock Theraphy
114
Day Care

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!