"Apa? penalty apa?" Rakha mengangkat dokumen yang telah ditanda tangani oleh Dharra sebatas kepalanya.
"Kapan aku menandatanganinya?"
"Waktu rapat tadi bukankah sekertarismu memintamu untuk menandatangani berkas? lagi pula poin kerjasamanya sudah tidak ada masalah. Aku hanya menambahkan perihal penalty. Dan sudah kamu tanda tangani di atas materai"
"Sialan. Mau kamu apa sih?"
"Aku mau kamu jangan mengganggu hidupku"
"Heh, yang ganggu tiap malem siapa" teriaknya spontan, lalu langsung menutup mulutnya"
"Kalau gitu, biasakanlah kuganggu" Rakha bangkit lalu melirik pada jam yang melingkar di tangannya.
"Baiklah, nanti karyawan saya yang akan menjelaskan lebih lanjut tentang konsep detail. Aku pergi" dia mengedipkan sebelah matanya lalu pergi dengan tawanya.
"Iiiiiih napa harus sama setan mesum sih?" geramnya sambil mengacak acak rambutnya.
"Bu ini-stress ya bu. Ya ampun"
"Berisik. Mana nasi padang ku?"
"ah.. ini ini 2 bungkus kan?"
"iya, siniin cepet. Aku laper"
"Ini... 2 2nya buat ibu makan sendiri?"
"Ya iya lah. Emang kamu liat ada orang lain disini?"
"Ada saya, bu"
"Enak aja. Kamu pesen sendiri sana. Kan uangnya udah aku kasih tadi"
"Udah abis, bu"
"Terserah. Beli pake duit sendiri" Dharra membuka bungkusan nasi padang dan melahapnya dengan rakus.
"Ya ampun, ibu serius mo makan 2 bungkus? 1 nya porsi mamang becak loh bu" Mili masih melongo dengan tingkah absurd atasannya.
"Mau kamu yang saya makan?"
"Eeh enggak enggak. Ampun bu, saya masih gadis. Masih pengen nikah"
"Udah sana, kembali ke alam mu"
"Yaelah, punya atasan gini amat. Ga niat buat nganter gitu bu?"
"Eh dasar kunti. Minta dipaku kamu ya"
"Ampun bu ampun. Iya saya pergi" Mili keluar dari ruangan sambil cekikikan. Pasalnya atasannya lucu kalo marah. Gemesin. Gimana kalo udah punya suami ya.
Dharra pulang larut karena pekerjaan 2bhari yang ia padatkan dalam 1 hari. Bukan apa apa, besok dia ingin meninjau langsung lokasi pameran yang akan mereka adakan. Kemungkinan seharian akan berada di luar. Dia belum bisa menyerahkan hal ini pada orang lain, karena dia belum mengenal baik karakter tiap pegawai. Dia tak mau citra perusahaan rusak gara gara keteledoran seseorang. Seloyal itu pada perusahaan yang merubah hidupnya.
"Cape banget. Mo cuci muka aja males" dia langsung tertidur dengan masih mengenakan pakaian kerja.
tring
tring
tring
tring
"engh.. siapa sih malem malem gini?" Dharra dengan malas mengambil ponsel yang ada di atas nakas.
"Video call? siapa sih? gada namanya lagi" dia menggeser tombol hijau.
"aahhhh.... teruss...ahhh...."
"aaaaaaaa apaan ini..?"
Layar yang baru tersambung menampilkan tayangan 21+ di sebuah kamar, tanpa menampilkan pelakunya. Sontak Dharra berteriak sambil melempar ponselnya ke lantai.
"Dharra...." suara pelaku mendesahkan namanya.
"AJII BRENGSEEEKK..." Dharra menutup wajahnya dengan bantal, namun tidak dengan ponselnya. Terdengar gelak tawa disebrang telpon.
Pagi menyongsong. Lingkaran hitam di matanya menghiasi wajahnya yang pucat.
"Dasar setan mesum sialan. Katanya keluar kota, ngapain vidcall kek begituan. Mata perawanku ternodai kan jadinya" Dharra sibuk mengutak-atik lingkaran matanya yang hitam. Untung saja kegiatan hari ini di luar kantor dengan EO yang telah dia tunjuk. Mereka janjian sekitar pukul 10 kurang lebih. Dharra memanfaatkan waktu untuk membuat sarapan lalu mengompres matanya dengan mentimun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Sandisalbiah
Hadeh.. Darrah.. langsung aja kirim tuh santet online buat tetangga lucnut...
2024-04-13
0
Ratna Susianingsih
haha🤣🤣🤣🤣lucu banget ceritanya..sampe ketawa ketiwi sendiri......
2022-08-11
2
Anonymous
wkwkwkwk...ra nggenah
2022-07-06
2