Pintu Penghubung

Dharra akhirnya pulang, tentu saja dengan Aji dan Bintang. Dharra dan Bintang turun di depan rumahnya, sedangkan Aji memarkirkan mobilnya ke garasi rumahnya sendiri. Dan itu tak luput dari pengawasan Yuli di balik jendela rumahnya sambil menimang anaknya dalam gendongan.

"Kok bisa pulang bareng? Trus itu anak siapa? sudah kuduga cewek gatel itu udah punya buntut. Cih... pura pura single, padahal mungkin suaminya ada di suatu tempat. Liatin aja, aku bakalan bongkar kebusukan kamu, cewek sundal" seringai jahat terbit di bibirnya.

"Orang itu... dari tadi siang mondar mandir depan rumah tuh cewek sundal deh. Samperin jangan ya?" Yuli lantas melirik pada anaknya yang sudah terlelap dalam gendongannya. Akhirnya dia memutuskan untuk menghampiri orang yang membuatnya kepo. Yuli tak bisa jika tak tahu tentang apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Kala jiwa kepo nya meronta ronta, tak ada yang bisa menghentikannya.

"Permisi, cari siapa ya mas?"

"Eh.. anu.. penghuni rumah itu sudah pulang ya?"

"Iya, sudah. Baru saja pulang. Bawa anak pula. Mas siapanya mbak Dharra?"

"Ooh, saya.. saya teman lama nya. Satu kota sama Dharra. Saya baru dipindahin ke kota ini, jadi.. saya nyari temen saya karena belum punya temen disini"

Yuli langsung menyodorkan tangan kanan nya dengan cantik.

"Kenalin, aku Yulianti. Panggil aja Yuli. Mulai sekarang kita adalah teman" dengan pedenya Yuli menawarkan diri demi kekepoannya.

Dimas yang melihat gelagat aneh darinya menyambut uluran tangan itu, dia tak mau dicap tidak sopan. Setidaknya dia bisa mendapat sedikit informasi tentang Dharra.

"Dimas. Oiya, tadi mbak bilang Dharra pulang bawa anak? anak siapa ya?"

"Ya mana saya tau. Awal pindah sini sih sendiri. Bilangnya masih single, eh 2 hari gak keliatan tiba tiba pulang bawa anak" jawabnya ketus. Dimas melihat ketidak sukaan dalam cara bicaranya. Tapi dia tersenyum. Dari dulu memang seperti itu. Dharra selalu membuat wanita lain iri dengan kebaikan, kepintaran, dan kecantikannya. Dia sudah sangat hafal dengan karakter Dharra.

"Ooh, mungkin keponakannya kali ya. Baiklah, biar saya coba hampiri. Saya kangen sama temen saya itu. Mari mbak Yul" gawat lama lama ngobrol sama perempuan modelan begitu. Bisa jadi tuyul nya.

Sementara di dalam sana, Aji yang baru saja memarkirkan mobilnya segera masuk ke dalam rumah. Tak lupa ia mengunci pintu dan membersihkan diri, terutama gosok gigi dan kumur kumur dengan Listenin, biar wangi katanya. Kali aja ada scene kecup kecup berhadiah. Dia mengganti pakaiannya dengan piyama, namun tanpa dalaman. Dia gak mau merasa sesak dibawah sana kala terpancing. Baru memikirkannya saja sudah bangun. Tenda itu sudah kokoh berdiri. Beberapa hari tak pelepasan membuatnya merasa pegal. Namun dia tak mau terburu buru. Dia takut Dharra kembali takut padanya dan menjauh.

Setelah selesai dan mengabaikan tenda yang kokoh itu, dia mematikan semua lampu, lalu menuju pintu dapur.

"Dharra.... tok..tok..tok.. Dharra... buka pintunya..." Aji memanggil dengan berbisik sambil mengetuk pintu dapur Dharra. Berhubung rumah yang mereka tempati masih bentuk asli dari developer, jadi bagian belakang rumah mereka belum di benteng untuk menjadi pembatas rumah. Jadi Aji bisa dengan leluasa main ke rumah sebelah tanpa terlihat tetangga super kepo.

Dharra yang sedang membacakan cerita untuk Bintang yang hampir terlelap pun merasa terganggu dengan ketukan tetangga absurd nya. Dari pada bikin kerusuhan, akhirnya dia beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju dapur untuk melihat apa yang diinginkan Aji.

"Aji, ngapain sih? berisik tau. Bintang mo tidur, nanti keganggu" Aji dengan tak tahu dirinya langsung masuk.

"Lain kali pintunya jangan dikunci biar ga berisik" Aji langsung memeluk Dharra, melepaskan kerinduannya. Beberapa hari ini berdekatan dengannya sungguh menyiksanya. Ingin sekedar memeluk namun sedang berada di rumah sakit, lalu rumah oma nya. Tentu saja pelukan waktu ada dokter Ryan tidak dihitung.

"Kamu kenapa?" tanya Dharra membalas pelukannya.

"Ga papa, aku cuma pengen meluk kamu. Apa bintang sudah tidur?" nafasnya mulai terasa panas meniup telinga Dharra.

"Kayaknya udah. Aji, apa ini yang ganjel?" tangan Dharra meraih sesuatu yang mengganjal dibawah sana, yang menjadi penghalang pelukan mereka.

"Ngapain kamu nyakuin tongkat?" dengan polosnya Dharra memijat dan mengusap tongkat ajaib yang membuat Aji merem melek. Sentuhan yang sudah lama tak ia rasakan. Seandainya sentuhan itu langsung, alangkah lebih baik demi kesehatan si imank.

Dharra terus memegang, memijit dan berusaha mencabut tongkat itu.

Dia mendongak melihat Aji, namun yang dilihatnya adalah ekspresi Aji yang.. merem melek? lalu dia coba cengkeram lebih erat, dan naik turun kan pegangannya pada tongkat itu, ekspresi Aji semakin lepas kendali. Terlihat seperti sedang menikmati, bibir bawah nya ia gigit sebelah.

Tiba tiba Dharra mendaratkan ciuman di bibir seksi Aji yang tanpa ia sadari tergoda oleh ekspresi Aji.

Aji yang kaget dengan tindakan Dharra pun membalas ciumannya dalam dan brutal. Membangkitkan hasrat keduanya yang selama ini terbendung. Tangannya perlahan menyentuh gundukan yang membuatnya mati penasaran.

"Aji..." ******* memanggil namanya keluar saat Aji berhasil menguasai bukitnya itu. Dharra terlihat menikmati. Namun Aji tak berani bertindak lebih jauh, dia memepet tubuh Dharra ke tembok, tanpa pelepas pagutannya, dia menggesekan tongkatnya pada tubuh Dharra. Dan ******* itu kembali keluar dari mulutnya. Sungguh terasa nikmat. Suatu kenikmatan melebihi tidur dengan para wanita murahan yang selama ini menjadi teman kencannya.

Aji benar benar tak bisa menahan untuk meledakkan rudalnya. Dia melepas pagutan bibirnya dan berlari ke kamar mandi untuk melakukan sololololo.

"Aji, kamu ngapain?" Dharra yang merasa hampa ditinggal begitu saja saat tengah menikmati momen gesek menggesek itu ikut masuk ke kamar mandi yang tak ditutup, terlebih mendengar erangan Aji.

"Ha..." Dharra terkejut dengan yang ia lihat. Namun tangannya Aji tarik dan taruh di tongkat polosnya.

"Tolongin...." Aji benar benar tak kuat. Reflek Dharra melakukan apa yang baru saja ia lihat Aji lakukan terhadap tongkat ajaib itu. Lalu....

dhuarrrrr.....

Terpopuler

Comments

Idha Dharma LA

Idha Dharma LA

waduhhhh...🤧🤧🤧

2022-07-31

1

mar

mar

dududuuuh isuk isuk mak🙈

2022-06-26

1

mar

mar

tuyul dan mbak yul😂😂

2022-06-26

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 # Sial
3 Mengatur Strategi
4 Toilet
5 Penalty
6 Video Call
7 Perjanjian Ke Dua
8 Tiba-tiba Ada
9 Sesak
10 Nyasar
11 Menunggu
12 Bawa Aku Ke Langit
13 Bonus Dikit
14 Dobel Bonus
15 Kamu Milikku
16 Suntik Menyuntik
17 Bintang Pulang
18 Tinggal Bersama?
19 Pintu Penghubung
20 Calon Mama Bintang
21 Sayang
22 Trauma Masa Lalu
23 Kembali Melamar
24 Cemburu atau Ilfeel?
25 Sabar Ya Nak
26 Udahan Ya Marahnya
27 Bersikap Profesional
28 Tantangan Yuli
29 Kebiasaan Baru
30 Nikah Yuk?
31 Dikeroyok
32 Asli dan Murni
33 Gempa
34 Resign?
35 Makan Siang Bersama
36 Can You Speak English?
37 Mengambil Alih Perusahaan dan Menceraikanmu
38 Salah Paham
39 Biawak Dikadalin
40 Nonton 2 Episode
41 Runyam
42 Mengelak
43 Time Zone
44 Mobil Goyang
45 Buaya Berbulu Domba
46 Suami Branded
47 Jauhkan Dia Dariku
48 Manusia Jadi-Jadian
49 Siapa Lagi Yang Jadi Korban?
50 Pohon Tua Tapi Berkualitas
51 Tragedi Sop Buntut
52 Memeriksakan Aji Ke Bagian Obgyn
53 Jangan Dulu Mati
54 Biaya Sewa 20 Tahun
55 Keserakahan Ratih Terungkap
56 Firasat
57 Honeymoon?
58 Menghukum Semut Kecil
59 Tidak Gila Harta
60 Berpisah Sementara
61 Menemukannya?
62 Rencana Dharra
63 Permintaan Tolong
64 Ternyata Masih Mampu
65 Bertemu Dengannya
66 Dibuat Lumpuh
67 Sewa Kamar Di Rumah Sakit?
68 Berbalik Padamu
69 Penghamburan
70 Nyinyir
71 Harus Melakukan Hal Yang Sama
72 Ricuh
73 Mencari Penggantimu
74 Coklat Meleleh
75 Membuktikan Diri Di Perusahaan
76 Siapa Dia?
77 Kantin
78 Hamil Tak Kasat Mata
79 Laras Mengintai
80 Mengganti Jas
81 Menjemput Adik Mario
82 Papa Jahat
83 Tidak Mampu
84 Bereaksi
85 Pertahanan Runtuh
86 Nego
87 Monster Loch Ness
88 Justin
89 Ikut Mati
90 Menjemput Bintang
91 Salah Paham
92 Cuti Melahirkan
93 Abu-Abu
94 Kebakaran
95 Tunggu Aku Sayang
96 Dream Comes True
97 Potong Bebek?
98 Penthouse
99 Bubar
100 Orang Baru
101 Junaidi vs Justin
102 Tujuan Utama
103 Justin Dan Wilson
104 Mati Kedinginan
105 Fokus
106 Terlambat
107 Sidang
108 Gajah Tunggang
109 Teman Atau Mantan?
110 Gendong
111 Paket Kejutan
112 Mengatasi Trauma Dhara
113 Shock Theraphy
114 Day Care
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Prolog
2
# Sial
3
Mengatur Strategi
4
Toilet
5
Penalty
6
Video Call
7
Perjanjian Ke Dua
8
Tiba-tiba Ada
9
Sesak
10
Nyasar
11
Menunggu
12
Bawa Aku Ke Langit
13
Bonus Dikit
14
Dobel Bonus
15
Kamu Milikku
16
Suntik Menyuntik
17
Bintang Pulang
18
Tinggal Bersama?
19
Pintu Penghubung
20
Calon Mama Bintang
21
Sayang
22
Trauma Masa Lalu
23
Kembali Melamar
24
Cemburu atau Ilfeel?
25
Sabar Ya Nak
26
Udahan Ya Marahnya
27
Bersikap Profesional
28
Tantangan Yuli
29
Kebiasaan Baru
30
Nikah Yuk?
31
Dikeroyok
32
Asli dan Murni
33
Gempa
34
Resign?
35
Makan Siang Bersama
36
Can You Speak English?
37
Mengambil Alih Perusahaan dan Menceraikanmu
38
Salah Paham
39
Biawak Dikadalin
40
Nonton 2 Episode
41
Runyam
42
Mengelak
43
Time Zone
44
Mobil Goyang
45
Buaya Berbulu Domba
46
Suami Branded
47
Jauhkan Dia Dariku
48
Manusia Jadi-Jadian
49
Siapa Lagi Yang Jadi Korban?
50
Pohon Tua Tapi Berkualitas
51
Tragedi Sop Buntut
52
Memeriksakan Aji Ke Bagian Obgyn
53
Jangan Dulu Mati
54
Biaya Sewa 20 Tahun
55
Keserakahan Ratih Terungkap
56
Firasat
57
Honeymoon?
58
Menghukum Semut Kecil
59
Tidak Gila Harta
60
Berpisah Sementara
61
Menemukannya?
62
Rencana Dharra
63
Permintaan Tolong
64
Ternyata Masih Mampu
65
Bertemu Dengannya
66
Dibuat Lumpuh
67
Sewa Kamar Di Rumah Sakit?
68
Berbalik Padamu
69
Penghamburan
70
Nyinyir
71
Harus Melakukan Hal Yang Sama
72
Ricuh
73
Mencari Penggantimu
74
Coklat Meleleh
75
Membuktikan Diri Di Perusahaan
76
Siapa Dia?
77
Kantin
78
Hamil Tak Kasat Mata
79
Laras Mengintai
80
Mengganti Jas
81
Menjemput Adik Mario
82
Papa Jahat
83
Tidak Mampu
84
Bereaksi
85
Pertahanan Runtuh
86
Nego
87
Monster Loch Ness
88
Justin
89
Ikut Mati
90
Menjemput Bintang
91
Salah Paham
92
Cuti Melahirkan
93
Abu-Abu
94
Kebakaran
95
Tunggu Aku Sayang
96
Dream Comes True
97
Potong Bebek?
98
Penthouse
99
Bubar
100
Orang Baru
101
Junaidi vs Justin
102
Tujuan Utama
103
Justin Dan Wilson
104
Mati Kedinginan
105
Fokus
106
Terlambat
107
Sidang
108
Gajah Tunggang
109
Teman Atau Mantan?
110
Gendong
111
Paket Kejutan
112
Mengatasi Trauma Dhara
113
Shock Theraphy
114
Day Care

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!