Kemewahan bukanlah tolak ukur Kebahagiaan hidup seseorang. Hidup sederhana dan pandai mensyukuri nikmat itulah kunci kebahagiaan.
Ceklekkk.....keeeeeerrrriiiittttttt.....
Bunyi derit pintu gebyok yang telah berusia lanjut, memecah kesunyian pagi ini. Masih sepi, udarapun hening tak terasa semilir nya.
Arum melirik jam di tangan kirinya, sudah menunjukkan pukul 05.00 wib. Tapi belum ada tanda\-tanda kehidupan di sekitar rumahnya.
Mungkin karena hari ini hari Minggu, mereka memilih untuk bermalas\-malasan di dalam rumah, apalagi dengan sejuknya udara pagi yang menusuk persendian.
Setelah melakukan sedikit gerakan peregangan, Arum mulai mengayunkan langkah kakinya perlahan. Entah kemana tujuannya kali ini. Yang jelas menikmati udara pagi dan cukup untuk menghasilkan keringat.
"Waahhh....Jeng Ayu, olah raga Jeng..." Sapa salah seorang penduduk desa yang sedang memetik hasil kebunnya di pinggiran jalan desa ini.
"Iya Bu....biar sedikit berkeringat, mari Bu.." Sapanya kembali.
Dari jauh nampak beberapa anak sedang memainkan otoped nya. Namun kali ini ada yang beda, otoped yang mereka mainkan berasal dari sebuah papan kayu yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai otoped.
'Aaahh....betapa kreatif orang tua mereka, yang membuatkan mainan tidak kalah menariknya dari otoped yang dijual di toko\-toko...' gumamnya.
"Ehh... awas.....!??!??"
Brrraaaakkkk.....
Salah seorang dari mereka menabrakku. Oohh... rasanya nyeri sekali. Persendian tanganku juga sedikit tergores.
"Mbak... tidak apa\-apa...??" Tanya seorang pria yang membantuku berdiri ketika melihat ku terduduk mengaduh.
Pria itu adalah Danu yang kebetulan melewati tempat itu untuk pergi bertugas mengantarkan tamunya dari luar Jawa berwisata di Jogja.
"Aahh... tidak apa\-apa..."
Aku mencoba berdiri dan membersihkan beberapa pasir yang menempel di baju dan lenganku.
"Tapi....anda terluka.." katanya lagi.
"Gakpapa...cuma luka kecil saja..."
Arum mencoba mendekati anak yang tadi terjatuh setelah menabraknya.
"Adik ada yang sakit...?"
Anak itu menggelengkan kepalanya.
"Aduh....maaf mbak, anak saya kurang berhati\-hati..." Kata seorang ibu yang mendekati anaknya.
"Gakpapa Bu... namanya juga anak\-anak..."
"Lo...mbak terluka, mari sini biar saya obati...."
"Tidak usah Bu...cuma luka kecil..."
Merasa korbannya sudah membaik, Danu segera berpamitan.
"Kalau begitu...saya permisi dulu Bu, mbak..."
"Terimakasih banyak sudah menolong..." Ucap Arum sembari menangkupkan kedua tangannya di dada.
"Iya... sama\-sama..." Jawabnya singkat.
"Oh...iya mas Danu, mau dinas pagi ini...?" Jawab ibu tadi
"Iya Bu...ada rombongan tamu yang harus saya antar..." Jawabnya sembari berjalan menuju motornya yang dia parkir di sebrang jalan.
Danu memperlambat laju kendaraannya dan memperhatikan kepergian Arum dari balik spion motor nya. Dia kembali berlari ke arah yang berlawanan dengan nya.
'Mau kemana Gadis itu...?' kata hatinya penasaran.
Namun Arum sendiri tidak menyadari siapa laki\-laki yang barusan menolong nya.
Sesampainya di persimpangan, dia bertanya kepada seseorang.
"Ibu...maaf, mau tanya rumah mbok Sum yang sebelah mana ya...?"
Sudah lama dia tidak berkunjung ke rumah mbok Sum. Jadi ingatan nya sudah sedikit kabur. Apalagi sekarang sudah banyak perubahan. Banyak bangunan modern yang menyerupai di kota. Menutup bangunan khas tradisi Jogja.
"Itu Nduk...yang di cat warna hijau, yang depan rumah nya ada Sekar kantil nya..."
"Oh...iya, Terimakasih banyak Bu..."
"Sama \- sama Nduk.."
'Nduk....' sebutan untuk anak perempuan di daerah Jogja. Eyang pun sering memanggilku dengan sebutan itu. Enak rasanya di dengar, menandakan rasa kasih sayang mereka kepada kita yang muda.
"Assalamu'alaikum...."
Arum mengetuk pintu rumah dengan warna cat hijau yang mereka bilang rumah mbok Sum. Dia melihat sekeliling nampak sepi.
'apa mbok Sum ke rumah Eyang...? Aahh, tidak mungkin...ini kan Minggu...' pikirnya.
Memang... setiap hari Minggu Eyang mengizinkan mbok Sum untuk tidak beristirahat di rumah. Tapi tidak untuk mbok Sum yang sudah terbiasa dengan berbagai kegiatan.
Biasanya pada saat libur, mbok Sum malah menggunakan waktu luangnya untuk berkebun.
Arum duduk sejenak di kursi malas yang ada di teras rumah mbok Sum. Dia menunggu, barangkali ada sambutan dari yang punya rumah.
"Loo....Jeng Ayu, MasyaAlloh.... sudah lama jeng Ayu disini...,?" Sapa mbok Sum nampak gugup melihat majikannya sudah duduk di kursi malas depan rumahnya.
"Belum Mbok...baru saja, aku ketok \- ketok, aku ucap salam gak ada jawaban...ya sudah aku duduk dulu buat nglemesin kaki, simbok dari mana...?" Jelasnya panjang lebar penuh semangat.
"Simbok dari kebon Jeng, petik sayuran buat dimasak nanti, Maaf...simbok gak tahu kalau Jeng Ayu mau mampir..."
"Tau gitu, Arum datangnya lebih pagi...biar bisa ikut mbok Sum ke kebun..."
"Kotor Jeng Ayu, banyak nyamuk...Monggo Jeng Ayu...mari, silahkan masuk... kebetulan tadi simbok nyembelih ayam..."
"Ada acara apa mbok, kok nyembelih ayam"
"Gak ada....si Thole pengen opor ayam tadi sebelum berangkat kerja..."
"Oooo....." Komentar Arum, tanpa ingin tahu siapa Thole yang mbok Sum maksud.
Arum mengikuti langkah kaki mbok Sum menuju rumahnya. Rumah mbok Sum kecil tapi rapi dan bersih. Menandakan yang punya rumah cinta dengan kebersihan.
"Jeng Ayu....kok sepatunya dilepas, nanti kotor loo..."
"Gakpapa mbok...biarin saja..." Kata Arum mencegah mbok Sum yang mengambilkan sepatunya.
"Ya sudah pakai sendal ini saja... lantainya tidak seperti keramik dalem Ndoro Sepuh, jadi terada kasar di kaki..."
"Simbok ada\-ada saja..."
Arum tertawa kecil mendengar penjelasan mbok Sum.
"Ayo...kita sarapan dulu, simbok juga sudah lapar...tapi seadanya ya..." Kata simbok setelah selesai membersihkan diri.
"Iya mbok...Arum paling suka masakan simbok..."
Memang...masakan mbok Sum tiada duanya. Tidak kalah enaknya dengan masakan restoran terkenal.
"Ini ada tumis jamur kesukaan Jeng Ayu...kalau ini gak saya tawarkan, jeng Ayu pasti gak suka..."
"Apa ini mbok...kenapa saya gak suka..?" Tanya Arum penasaran dengan sayur yang diumpetin mbok Sum.
"Ini namanya sayur Yesterday Jeng Ayu..." Jawabnya sembari tertawa.
"Sayur Yesterday, sayur kemaren, Ahahahahh....simbok ada\-ada saja, aku mau incip ah..."
Ternyata simbok bisa ngelucu juga. Sayur lodeh yang beliau masak kemarin, orang Jawa bilang 'Jangan Wayu atau Wayon' dia namakan 'Sayur Yesterday' agar Arum mengerti bahasanya, pasti bikin ngakak siapa saja yang mendengar.
"Alhamdulillah....enak sekali mbok, Arum boleh sering \- sering main ke sini mbok...?"
"Tentu Jeng Ayu...pintu rumah ini akan selalu terbuka untuk Jeng Ayu..."
Arum memperhatikan gerak lincah mbok Sum. Meskipun usianya sudah tidak muda lagi, tapi tenaganya ekstra kuat.
"Eee....mau ngapain Jeng...?"
Cegah mbok Sum ketika melihat ku membereskan piring kotor dan meletakkan nya di baskom tempat cucian.
Tidak ada wastafel tempat cuci piring disana, bahkan mencuci piring nya harus dengan jongkok.
"Biar Arum yang kerjakan mbok..."
"Jangan jeng Ayu...ini kotor, sudah ayo kita ke ruang depan...biar simbok bikinkan wedang uwuh untuk menghangatkan badan."
Arum menurut apa kata mbok Sum. Tak berapa lama, mbok Sum datang dengan dua cangkir wedang uwuh yang beliau janjikan.
Wedang ini sederhana, hanya terbuat dari daun cengkeh kering, jahe, daun pala, kayu secang, gula batu dan diseduh dengan air panas. Ada juga yang menambahkan susu kental manis.
Dingin \- dingin begini, memang pas menikmati secangkir wedang uwuh.
"Jeng Ayu tadi jalan kaki ke sini...?"
"Iya mbok... lari\-lari, cari keringat... mumpung hari Minggu"
"Nanti pulang nya biar simbok antar."
"Gak usah mbok...Arum berani pulang sendiri..."
"Gakpapa... sekalian simbol mau antar pesanan ubi jalar di dekat pertigaan jalan kerumah Ndoro Sepuh." Jelasnya.
Akhirnya....terbayar sudah capek yang dia rasakan saat berlari dan harus terjatuh di perjalanan tadi.
~ \-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-
~ \-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-
~ \-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Hayurapuji
akhirnya diminggu pagi terjadi tabrakan antra arum dan danu
hehheh
tor mampir dikaryaku juga ya
2021-01-17
1
Sri Mawardi
tulisanya kok buram ngapa ya thor
2021-01-15
1
LineStory
semngat thor
2020-05-12
1