Allah menciptakan segala sesuatu di Dunia ini berpasang - pasangan.
Ada hitam ada putih.
Ada Pria ada wanita.
Ada pertemuan pasti juga ada perpisahan.
----------------------------------------
Sudah hampir sebulan Arum bekerja, dan semuanya berjalan lancar. Dia bahkan lupa dengan teman-teman sosialitanya di ibu kota.
Disini udaranya lebih bersih, segar dan jauh dari kebisingan yang menghantui ibu kota.
Kring....kring...
("Hallo.... assalamu'alaikum...") jawab Mbok Sum yang mendengar dering telepon rumah berbunyi.
("Wa'alaikumsalam.... Mbok Sum ini Abi, bisa saya bicara dengan Ibu.") kata seorang yang menyebut dirinya Abi.
("Iya Den... sebentar saya haturkan.") jawab Bibi sembari meletakkan gagang telepon itu di meja.
Tok...tok...tok...
"Ada apa Mbok ?"
"Den Abi telefon Ndoro."
"Oya.... terimakasih Mbok."
Yang Mbok Sum maksud adalah
°Abimanyu Ayah dari Sekar Arum,
Putra tunggal Ndoro Sepuh...
°Hayati Ningsih Sastro, Eyang Putri Sekar Arum.
'Tumben papa telfon...' pikir Arum yang tidak sengaja mendengar percakapan Mbok Sum dengan Eyangnya dari dalam kamar.
("Hallo Le...ada apa pagi-pagi telfon ?") tanya Eyang.
("Ibu apa kabar ?")
("Alhamdulillah....sehat, kamu sendiri bagaimana ?")
("Sehat Bu...maaf Abi belum bisa mengunjungi Ibu.")
("Ndak papa... Ibu maklum, apalagi sekarang ada Sekar Arum yang menemani Ibu.")
("Iya Bu....Arum bagaimana Bu ? apa dia tidak merepotkan Ibu, atau membuat onar mungkin ?")
("Arum bukan anak kecil lagi Le....dia sudah dewasa, sudah bisa berfikir dengan jernih, mana yang baik mana yang tidak baik. Jadi jangan khawatir, dia baik-baik saja di sini.")
("Baik Bu...Abi percaya kepada Ibu.")
Kletak..
Tidak terdengar lagi apa yang mereka bicarakan, bahkan Arum belum mendengar salam penutup dari keduanya, yang terdengar hanya bunyi gagang telepon yang di taruh Kembali ke tempatnya.
Papa memang tidak pernah memberiku kesempatan untuk berkembang. Apapun yang aku lakukan selalu tidak benar di mata beliau.
Hingga jalan ini aku pilih, sekedar untuk membuktikan bahwa aku juga bisa menghidupi diriku sendiri.
"Arum berangkat dulu Eyang."
"Loo...gak sarapan dulu to Nduk ?"
"Nanti Arum sarapan di kantor Eyang...kata Mbak Dian setiap akhir bulan, tutup buku sekalian makan-makan Eyang." kataku menjelaskan.
"Baiklah kalau begitu, hati-hati di jalan."
"Oya Eyang...mungkin nanti Arum pulang agak telat, karena harus menyelesaikan laporan akhir bulan."
"Jadi kamu lembur ?"
"Iya Eyang..."
"Sampai malam ?"
"Belum tahu Eyang...nanti Arum kabari Eyang."
Arum melajukan motornya menuju tempat dia bekerja.
"Pagi Rum....segar sekali hari ini." sapa Mbak Dian ketika kami bertemu di pintu masuk khusus karyawan.
"Alhamdulillah...berusaha untuk segar terus Mbak." jawabnya sembari berjalan ke ruang kerjanya.
"Gimana...kerasan kerja disini ?"
"Alhamdulillah kerasan Mbak....tak terasa sudah sebulan..."
Masih sama seperti hari-hari yang lalu, dia berkutat dengan angka dan rupiah setiap hari.
"Selesai laporan akhir bulan, kumpul di aula." kata Pak Rudi kepala bagian kredit.
"Baik Pak..." jawab mereka.
Sudah hampir jam 19.00, pekerjaannya telah usai. Tapi dia masih diminta untuk berkumpul di aula.
Banyak makanan dan minuman lengkap dengan jajan pasar.
"Tumben...siapa yang ulang tahun ?" bisik Mbak Dian.
Arum hanya mengangkat bahunya tanda tidak tahu. Hingga orang-orang yang berada di struktur atas itu hadir di aula ini.
"Hari ini hari terakhir Pak Bambang memimpin, mulai bulan depan kepemimpinan akan digantikan oleh Bapak Yanuar...Pak Bambang akan pindah tugas memimpin di unit barat, sehubungan dengan itu, kami atas segenap staf mengucapakan terimakasih dan selamat menjalankan tugas di tempat yang baru..." kata Pak Rudi sebagai perwakilan dari semua karyawan.
Semua karyawan mengucapkan salam perpisahan kepada Pak Bambang. Indahnya kebersamaan yang pernah mereka lalui akan segera berakhir hari ini.
Selama Arum bekerja, dia mengenal Pak Bambang sosok pemimpin yang baik dan bijaksana terhadap karyawan dan nasabah.
Usai acara perpisahan intern, mereka lanjutkan dengan makan-makan.
"Uuggghh....ini yang aku tunggu, lapar banget dari tadi..." bisik Mbak Dian lagi.
Berbeda dengan Arum yang tidak banyak bicara dan lebih banyak memendam hasratnya. Karena sebagai seorang yang berdarah biru, dia diajarkan etika untuk tidak banyak mengumbar suara. Kalau orang jawa bilang 'urakan'.
"Hhuuuuaaaa....aku gantuk banget Rum, ayo pulang." ajak Mbak Dian lagi.
"Iya, ayo Mbak...lagian sudah selesai dan banyak yang pada pulang.."
Seperti biasa, Mbak Dian sudah dijemput suaminya.
"Hati-hati ya Rum...makanya lekas cari pacar, biar ada yang nemenin." goda Mbak Dian.
"Ahahahha....belum ada yang klik di hati." jawabku sekenanya saja.
Mbak Dian benar, aku tidak harus pulang pergi sendiri jika ada seseorang yang menemani.
'Ahh...ngomong apa sih, ngelantur saja...' bisiknya dalam hati.
Dia yakin di dunia ini semua diciptakan berpasangan, begitupun dengannya.
Malam ini udara terasa dingin dan suasana jalan desa begitu hening.
Bulu kuduk Arum merinding, bukan hantu yang dia takutkan, tapi lebih takut kalau ada orang jail yang mengikuti.
"Hhuuuuffff..... alhamdulillah, akhirnya sampai juga...." gumamnya sendiri.
"Jeng Ayu...baru pulang...?" tanya Mbok Sum mengagetkan.
"Astagfirullah....maaf Mbok, Arum kaget... Mbok Sum belum pulang ?" tanyanya, karena biasanya jam segini mbok Sum sudah kembali ke rumahnya.
"Sudah Jeng Ayu...tadi kebetulan Mbok Sum ngukus ubi jalar, itu kan kesukaan Ndoro, jadi Mbok Sum kirim kagem Ndoro Sepuh...habis itu nemenin Ndoro Sepuh lihat ketoprak di televisi.." jelasnya.
"Ooo...iya Mbok, Arum kira Mbok mau nginap sini ?"
"Tidak Jeng Ayu, tapi kalau Jeng Ayu membutuhkan Mbok Sum, biar Mbok Sum siapkan, jeng Ayu mau apa ?"
"Terimakasih Mbok, tidak usah... cuma mau mandi terus tidur."
"Ya sudah kalau begitu, Mbok Sum pulang dulu ya ? Jeng Ayu hati-hati kalau pulang malem, cari jalan yang ramai ya ?"
"Iya Mbok... terimakasih sudah mengingatkan, Mbok Sum juga hati\-hati di jalan."
Rumah Mbok Sum tidak jauh dari rumah Eyang, cuma sekitar 350 meter saja. Arum kembali ke dalam dan mengunci pintu utama.
'Sudah hampir jam 11, mungkin Eyang sudah tidur, lampu di kamarnya sudah redup.' dialog hatinya yang kebetulan dia lewati kamar Eyang sebelum menuju kamarnya.
***
Klunting....
Arum mengambil handphonenya di nakas. Hari ini hari sabtu, dia libur dan belum tahu mau kemana.
"Alhamdulillah....gaji pertamaku masuk." gumamnya sendiri.
Arum memang berjanji untuk membelikan sesuatu sebagai kenang-kenangan untuk Eyang dan Mbok Sum dengan gaji pertamanya.
Arum bergegas ke kamar mandi dan bersiap untuk pergi jalan-jalan hari ini.
"Pagi-pagi begini sudah cantik, bukannya hari ini hari libur ?" sapa Eyang yang sudah siap di meja makan.
"Arum mau jalan-jalan ke pasar Beringharjo Eyang..." jawabnya.
"Baguslah...jangan sia-siakan waktu mudamu."
Meskipun Eyang termasuk orang dulu, tapi nasehat beliau mengikuti berkembangan jaman dan yang utama, Eyang selalu memberikan kebebasan yang bermanfaat.
"Apa Eyang mau Arum belikan sesuatu...?" tawarnya.
"Gak usah Nduk....Eyang sudah kenyang menikmati semua jajanan dan keunikan kota ini." ucap Beliau.
"Atau Mbok Sum ingin sesuatu mungkin ?" tanyaku menoleh ke arah Mbok Sum.
"Tidak Jeng Ayu....Simbok juga sudah bosen dengan makanan yang ada di sini." jawabnya yang membuatku tertawa kecil mendengarnya.
"Pasar mulai buka jam 9 Nduk... pelan-pelan saja jalannya, biasanya hari libur gini pasti ramai pengunjung." kata Eyang.
"Iya Eyang....Arum cuma kepingin jalan sebentar, terus pulang."
Dia berangkat menggunakan motor matic yang biasa dia pakai untuk bekerja.
Pelan-pelan dia telusuri jalan kota pelajar ini, sambil menikmati ornamen taman kota yang membuat semua mata berdecak kagum.
-------------------------------
-------------------------------
-------------------------------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Udik KuotaAngienn
kangen jogjaaa.. berasa disana lagi thorrr
2021-09-18
1
Hayurapuji
ketoprak ya ampun mengingatkanku pada acara pesta pernikahanku hahhaha aduh tor dirimu tahu juga tontonan itu
ini ketoprak nama seni hiburan orang jawa kan tor?
bukan ketoprak makanan yang di jual abang grobak
2021-01-17
1
Sri Mawardi
masih belum seru
2021-01-15
1