MTIJ. 20. Permohonan Papa

"Ya Allah...aku yakin, bahwa takdir-Mu lebih baik dari semua yang aku inginkan, beri aku kekuatan untuk memahami ini sebagai anugerah dari-Mu..."

---------------------------------------

Satu set T-shirt warna merah muda dipadu dengan sepatu sport dengan warna senada, menambah anggun penampilannya kali ini.

Pagi ini, Arum lebih memilih bersepeda untuk mengencangkan otot betisnya. Dia berkeliling di sekitar kompleks rumah Eyang.

Sesekali bibirnya mengembangkan senyum ketika bertegur sapa dengan tetangga yang berpapasan di jalan.

"Mbak Arum... olahraga pagi ?"

"Iya Ibu...mari."

Sikapnya yang ramah menunjukkan bahwa dia benar-benar mumpuni sebagai cucu seorang priyayi yang di hormati di kampung halamannya.

Sejenak dia berhenti di tepi taman desa yang tertata rapi dengan berbagai tanaman Toga disana. Tanaman yang sangat banyak manfaat dan khasiat itu, bisa digunakan semua warga desa yang membutuhkan.

"Jeng Ayu...sendiri saja ?"

Arum tersentak kaget, ketika suara merdu Danu terdengar tepat berada di telinganya.

"Mas Danu ! Kapan pulang ?" teriaknya girang.

Danu tersenyum melihat tingkah Arum yang kekanak-kanakan.

"Ini Mas baru pulang." jawabnya sembari menunjukkan tas ransel yang penuh dengan pakaian kotor di punggungnya.

"Mas pasti capek ?"

"Bukan hanya capek, Mas juga kantuk berat."

"Ya sudah...Mas pulang dulu, istirahat yang cukup, nanti Arum ke rumah Mas."

Danu menjawab permintaan Arum dengan senyum yang sangat berarti bagi Arum yang telah lama merindukannya.

Sebelum mereka berpisah di persimpangan jalan, Danu memberikan sebuah paper bag yang entah apa isinya.

"Ini buat Arum ?"

"Iya... memangnya buat siapa lagi ?"

"Makasih Mas."

"Sama-sama, Mas pulang dulu ya ?"

"Iya.... hati-hati Mas."

Arum mengayuh sepedanya kembali pulang ke rumah. Dalam angan, dia menebak-nebak 'apa isi di dalam paper bag warna pink ini ?'

***

"Tidak bisa begitu Bu !"

terdengar suara Papa sedikit meninggi.

"Pokoknya Ibu tidak setuju !"

namun suara Eyang terdengar lebih lantang dan keras dibanding suara Papanya.

"Ibu...kami mohon, semua demi kelancaran usaha Mas Abi."

kali ini, suara Mama ikut terdengar diantara perdebatan ibu dan anak itu.

Arum menghentikan langkah kakinya. Dari balik pintu penghubung ruang tengah, dia berdiri dan berusaha mempertajam pendengarannya.

'apa sebenarnya yang mereka bicarakan ?'

rasa penasaran menyelidiki hatinya.

"Ibu tidak habis pikir, kalian begitu egois !"

suara Eyang bergetar, isak tangisnya mulai terdengar.

"Ini semua juga demi kebahagiaan Arum Bu." kata Papa memohon.

'kebahagiaanku ? apa maksudnya ini ?'

Hampir saja Arum keluar dari persembunyiannya, sebelum akhirnya dia urungkan niat setelah mendengar teriakkan Eyang.

"Bukan kebahagiaan Arum, tapi kepuasan kalian sendiri !" bentak Eyang.

"Ibu...masa depan Arum akan terjamin." kata Mama meyakinkan.

Namun Arum belum mengerti kemana arah pembicaraan mereka.

"Tidak ! biarkan Arum memilih jalannya sendiri."

"Sudah menjadi keputusan Abi Bu...Arum harus tetap menerima perjodohan ini."

Kata-kata terakhir Papanya itu, bagaikan petir yang menyambar telinga Arum. Ingin rasanya dia berteriak, namun tangannya masih mampu membungkam mulutnya sendiri.

Air matanya tumpah tak terarah. Tidak pernah terpikirkan olehnya, kalau hal ini akan terjadi. Bahkan di kehidupan modern yang di gadang-gadang oleh kedua orang tuanya sekalipun.

"Ibu tetap tidak setuju Abi !"

"Arum anak Abi Bu...jadi dia pasti akan menurut apa yang Abi katakan." ucapnya yakin.

"Maaf Pa....Arum punya pilihan hidup Arum sendiri."

Akhirnya kata-kata itu keluar dari bibirnya.

"Arum." panggil Eyang yang melihatku sudah berderai air mata.

"Arum... dengarkan dulu Papa bicara."

"Arum sudah mendengarnya Pa."

Pagi yang seharusnya secerah mentari ini, harus berubah mendung katika petir tiba-tiba menyambar, memporak-porandakan hati yang tengah dilanda asmara.

"Kamu tidak mengerti Nak...Papa lakukan ini semua demi kebahagiaan Arum."

"Arum bisa menentukan kebahagiaan Arum sendiri."

"Arum...duduk dan dengarkan apa yang Papa katakan, mungkin ini permintaan Papa yang terakhir.

Namun Arum tidak mengindahkan permintaan Papanya. Dia berlari menuju kamarnya.

"Arum !" teriaknya memanggil.

"Abi ! biarkan dia sendiri." kata Eyang mencegah Papa yang akan mengejarku.

Abimanyu terduduk lemas di kursi. Rencananya kali ini gagal total. Bahkan istrinya hanya bisa ikut terduduk merangkul suaminya dan membisikkan kata untuk bersabar.

Sedangkan Arum sendiri harus menghabiskan waktu liburannya dengan menangis di atas ranjangnya. Bahkan dia melewatkan waktu makan siangnya.

Disaat-saat seperti inilah, Arum merindukan sosok Danu. Tidak ada yang dia inginkan lagi selain bisa bertemu dengan pujaan hatinya.

Tok...tok...tok.

"Jeng Ayu...ini Simbok." suara Mbok Sum membuatnya ingin segera bangkit dari ranjang.

"Iya Mbok." jawabnya.

"Buka Jeng...izinkan Simbok masuk."

Sejauh ini hanya Mbok Sum yang bisa merayunya. Bahkan Eyang sekalipun tidak bisa meluluhkan hatinya.

"Jeng Ayu belum makan, sudah lewat dari jam makan siang." ucapnya sembari meletakkan menu makan siangku.

"Arum tidak lapar Mbok." aku kembali ke atas ranjang masih dengan memeluk lutut di dadaku.

"Lapar atau tidak lapar, Jeng Ayu harus tetap makan...atau mau Simbok suapin ?"

Arum tidak menjawabnya, tapi dia menggeser tubuhnya dan memeluk erat perempuan paruh baya di sampingnya itu.

"Kenapa Jeng Ayu ? apa yang membebani pikiran Jeng Ayu ?"

"Arum tidak tahu Mbok ? apa yang harus arum lakukan ?"

Mbok Sum menghela nafas panjang. Sebenarnya, dia tidak mau ikut campur dalam hal ini. Karena ini persoalan pribadi keluarga majikannya. Tapi dia juga terlanjur mendengar dan gadis di depannya ini sedang menunggu pendapatnya.

"Mungkin ada alasan tersendiri bagi Den Abi, sehingga mengambil keputusan itu." nasehat Mbok Sum kepada Arum.

"Tapi ini tidak adil untuk Arum Mbok." keluhnya lagi.

"Jeng Ayu yang sabar ya...semua masalah pasti ada jalan keluarnya."

Suara keibuan Mbok Sum dan sikapnya yang selalu menunjukkan rasa kasih sayang, membuat Arum lebih nyaman dibanding dengan kedua orang tuanya.

Tanpa banyak bujuk rayu yang diberikan, Mbok Sum berhasil membuat Arum membuka mulut untuk mengisi perutnya yang kosong.

"Mbok." panggilnya ketika Mbok Sum mulai mengangkat pantatnya untuk beranjak pergi.

"Iya Jeng Ayu...ada yang bisa Mbok bantu lagi ?" tanyanya kembali dan mengurungkan niatnya untuk pergi.

"Kapan Mas Danu pulang ?"

Pertanyaan Arum membuat Mbok Sum terduduk heran.

"Kenapa Jeng Ayu menanyakan Danu ?"

Mbok Sum meletakkan kembali perkakas bekas makan Arum di meja. Beliau ingin tahu lebih jelas, apa gerangan yang membuat Arum menanyakan putranya.

"Aku kangen Mas Danu Mbok...aku butuh dia ada disisihku." ucapnya sembari meneteskan air mata.

"Kenapa Jeng Ayu bicara seperti itu ?"

'Karena Arum mencintai Mas Danu Mbok." ucapnya lirih.

Mbok Sum hanya bisa membungkam mulutnya sendiri. 'Ya Allah...jadi Danu, putraku yang menjadi penghambat rencana Den Abi.' gumamnya dalam hati.

Tak terasa air mata Mbok Sum mengalir di pipinya yang sudah mulai keriput dimakan usia. Beliau keluar dari kamar Arum dengan perasaan kacau tidak karuan.

'Apa yang akan terjadi dengan putraku, jika Den Abi tahu, kalau Danulah penyebab penolakan Jeng Ayu untuk dijodohkan.'

Dengan langkah gontai, Mbok Sum pulang kerumahnya.

Dia ceritakan apa yang barusan dia dengar kepada suaminya.

"Danu sudah dewasa Mbok, biar dia hadapi sendiri masalahnya." begitu komentar suaminya saat itu.

--------------------------

--------------------------

--------------------------

Episodes
1 MTIJ. 01. Hidup itu Pilihan
2 MTIJ. 02. Indahnya Kebersamaan
3 MTIJ. 03. Gaji Pertama untuk Eyang
4 MTIJ. 04. Arya Kamandanu
5 MTIJ. 05. Minggu Pagiku
6 MTIJ. 06. Pria Misterius
7 MTIJ. 07. Ternyata Benar Kalau Dunia ini Memang Sempit
8 MTIJ. 08. Bukan Suatu Kebetulan
9 MTIJ. 09. Pria Tampan dalam Mimpinya
10 MTIJ. 10. Panggil Aku Arum
11 MTIJ. 11. Adakah Sosok Lain dalam Hidupmu...?
12 MTIJ. 12. Kalau Jodoh tak kan Kemana
13 MTIJ. 13. Ada yang Hilang dalam Hidupku
14 MTIJ. 14. Pernyataan Yanuar
15 MTIJ. 15. Hati yang Bimbang
16 MTIJ. 16. Rindu itu Memang Berat
17 MTIJ. 17. Semalam Bersamamu
18 MTIJ. 18. Sebelum Janur Melengkung Masih Milik Umum
19 MTIJ. 19. Mimpi Yang Menjadi Nyata
20 MTIJ. 20. Permohonan Papa
21 MTIJ. 21. Kepergianmu
22 MTIJ. 22. Mengenang mu Kembali
23 MTIJ. 23. Bahagiamu Bahagiaku
24 MTIJ. 24. Perhatianmu Meluluhkan Hatiku
25 MTIJ. 26. Disaat Ku mulai Jatuh Cinta
26 MTIJ. 26. Kaulah Matahariku
27 MTIJ. 27. Hari Ini Semua Tentang Kita
28 Pengumuman
29 MTIJ. 28. Antara Kau, Aku dan Dia
30 MTIJ. 29. Biarkan Aku Memelukmu
31 MTIJ. 30. Long Distance Relationship (LDR)
32 MTIJ. 31. Aku Tunggu Kau Kembali
33 MTIJ. 32. Jangan Kau Ambil Matahariku
34 MTIJ. 33. Ku Ikhlaskan Kepergianmu
35 MTIJ. 34. Surat Terakhir Untuk Arum
36 MTIJ. 35. Penuh Kenangan
37 MTIJ. 36. Ketika Lampu Kuning Mulai Menyala
38 Pengumuman
39 MTIJ. 37. Semoga Kebahagiaan Selalu Bersamamu
40 MTIJ. 38. Biarlah Allah Yang Mengatur Jodohku
41 MTIJ. 39. Bayangmu Kembali di Pikiranku
42 MTIJ. 40. Tak Semudah Yang Kubayangkan
43 MTIJ. 41. Masih Ada Rasa Cemburu di Hatiku
44 MTIJ. 42. Salah Duga
45 MTIJ. 43. Kartika Dewi
46 MTIJ. 44. Paket Misterius
47 MTIJ. 45. Kembalinya Kau Padaku
48 MTIJ. 46. Hari Yang Menyebalkan
49 MTIJ. 47. Pantaskah Aku Mendampingimu ?
50 MTIJ. 48. Bukan Cemburu Buta
51 MTIJ. 49. Kejujuranmu Membuat Sakit Hatiku
52 MTIJ. 50. Rindu Yang Belum Terobati
53 MTIJ. 51. Apel di Malam Minggu
54 MTIJ. 52. Nasehat Eyang
55 MTIJ. 53. Restu Eyang
56 MTIJ. 54. Pameran Batik
57 MTIJ. 55. Yakinkan Aku Pantas Untukmu
58 MTIJ. 56. Kyut nya Kekasihku
59 MTIJ. 57. Harapan Mbok Sum
60 MTIJ. 58. Kau Berhasil Membuatku Cemburu
61 MTIJ. 59. Cinta Itu Buta
62 MTIJ. 60. Curahan Hati Arjuna
63 MTIJ. 61. Permintaan Bu Chandra
64 MTIJ. 62. Diantara Dua Pilihan
65 MTIJ. 63. Mama vs Eyang
66 MTIJ. 64. Bisik-bisik Tetangga
67 MTIJ. 65. Arum Oh Arum
68 MTIJ. 66. Arum Sakit Bikin Panik
69 MTIJ. 67. Dokter Kirana
70 MTIJ. 68. Kedatangan Arjuna
71 MTIJ. 69. Pertemuan Tak Terduga
72 MTIJ. 70. Kaulah Penyemangat Hidupku
73 MTIJ. 71. Kedatangan Danu
74 MTIJ. 72. Aku Bahagia Jika Kau Bahagia
75 MTIJ. 73. Takdir Cinta
76 MTIJ. 74. Kalau Jodoh Tak Kan Kemana
77 MTIJ. 75. Makan Malam Bikin Ambyar
78 MTIJ. 76. Jadian
79 MTIJ. 77. Yakinlah Aku Milikmu
80 MTIJ. 78. Lelahnya Tubuhku
81 MTIJ. 79. Aku Pulang Kau Menghilang
82 MTIJ. 80. Kehilanganmu
83 MTIJ. 81. Keputusan Mama
84 MTIJ. 82. Harapan Tinggal Kenangan
85 MTIJ. 83. Kulepas Kau Dengan Ikhlas
86 MTIJ. 84. Tragedi Jl. Melati
87 MTIJ. 85. Mimpi Buruk
88 MTIJ. 86. Pesan Terakhir
89 MTIJ. 87. Near Death
90 MTIJ. 88. Cinta Arjuna
91 MTIJ. 89. Keputusan Arjuna
92 MTIJ. 90. Bukan Siti Nurbaya
93 MTIJ. 91. Semua Tentang Kita
94 MTIJ. 92. Cinta Butuh Kesabaran
95 MTIJ. 93. Hancurnya Hatiku
96 MTIJ. 94. Penyesalan Danu
97 MTIJ. 95. Karier & Cinta
98 MTIJ. 96. Luluhnya Hati Arum
99 MTIJ. 97. Sopir Pribadi
100 MTIJ. 98. Mencurigakan
101 MTIJ. 99. Will You Marry Me
102 MTIJ. 100. Sebuah Kesetiaan
103 MTIJ. 101. Hariani Bikin Keki
104 MTIJ. 102. Mendapatkan Restu Mama
105 MTIJ. 103. Happy Tapi Belum Ending
106 PENGUMUMAN
107 MTIJ. 104. Arjuna and Kirana's Wedding
108 MTIJ. 105. Prewedding Part 1
109 MTIJ. 106. Prewedding Part 2
110 MTIJ. 107. Alhamdulillah Sah
111 MTIJ. 108. Not On The First Night
112 MTIJ. 109. Kebiasaan Baru Pengantin Baru
113 MTIJ. 110. Yang Kesekian Kalinya
114 MTIJ. 111. Kejutan Untuk Arum
115 MTIJ. 112. Do'a Yang Belum Terkabul
116 MTIJ. 113. Rindu Kehadiranmu
117 MTIJ. 114. Sebuah Permohonan
118 MTIJ. 115. Mimpi Yang Seperti Nyata
119 MTIJ. 116. Secarik Kertas Wasiat
120 MTIJ. 117. Pertemuan Pak Herman & Arjuna
121 MTIJ. 118. Saat-saat Terakhir
122 MTIJ. 119. Kegelisahan Danu
123 MTIJ. 120. Masih Dalam Kesedihan
124 MTIJ. 121. Pertemuan Terakhir
125 MTIJ. 122. Kelahiran Putra Arjuna
126 MTIJ. 123. Hikmah Dibalik Sebuah Peristiwa
127 MTIJ. Omong-omong
128 MTIJ. 124. Kesibukan Yang Menyenangkan
129 MTIJ. 125. Dua Garis Merah
130 MTIJ. 126. Morning Sick
131 MTIJ. 127. Perempuan Misterius
132 MTIJ. 128. Kebobolan
133 MTIJ. 129. Kelahiran Sekar Junior
134 MTIJ. 130. Sekar Kinanti Wijaya
135 MTIJ. 131. Nona Atau Rina ?
136 MTIJ. 132. Over Protective
137 MTIJ. Kangen Kalian
138 MTIJ. 133. Kakakku Idolaku
139 MTIJ. 134. Masih Alfatih Yang Dulu
140 MTIJ. 135. Kemana Kita Pergi ?
141 MTIJ. 136. Surprise Untuk Kinan
142 MTIJ. 137. Tak Pernah Terlupakan
143 MTIJ. 138. Perginya Sang Pangeran
144 MTIJ. 139. Akhir Sebuah Cerita
145 MTIJ. 140. PENGUMUMAN
146 Woro - woro
Episodes

Updated 146 Episodes

1
MTIJ. 01. Hidup itu Pilihan
2
MTIJ. 02. Indahnya Kebersamaan
3
MTIJ. 03. Gaji Pertama untuk Eyang
4
MTIJ. 04. Arya Kamandanu
5
MTIJ. 05. Minggu Pagiku
6
MTIJ. 06. Pria Misterius
7
MTIJ. 07. Ternyata Benar Kalau Dunia ini Memang Sempit
8
MTIJ. 08. Bukan Suatu Kebetulan
9
MTIJ. 09. Pria Tampan dalam Mimpinya
10
MTIJ. 10. Panggil Aku Arum
11
MTIJ. 11. Adakah Sosok Lain dalam Hidupmu...?
12
MTIJ. 12. Kalau Jodoh tak kan Kemana
13
MTIJ. 13. Ada yang Hilang dalam Hidupku
14
MTIJ. 14. Pernyataan Yanuar
15
MTIJ. 15. Hati yang Bimbang
16
MTIJ. 16. Rindu itu Memang Berat
17
MTIJ. 17. Semalam Bersamamu
18
MTIJ. 18. Sebelum Janur Melengkung Masih Milik Umum
19
MTIJ. 19. Mimpi Yang Menjadi Nyata
20
MTIJ. 20. Permohonan Papa
21
MTIJ. 21. Kepergianmu
22
MTIJ. 22. Mengenang mu Kembali
23
MTIJ. 23. Bahagiamu Bahagiaku
24
MTIJ. 24. Perhatianmu Meluluhkan Hatiku
25
MTIJ. 26. Disaat Ku mulai Jatuh Cinta
26
MTIJ. 26. Kaulah Matahariku
27
MTIJ. 27. Hari Ini Semua Tentang Kita
28
Pengumuman
29
MTIJ. 28. Antara Kau, Aku dan Dia
30
MTIJ. 29. Biarkan Aku Memelukmu
31
MTIJ. 30. Long Distance Relationship (LDR)
32
MTIJ. 31. Aku Tunggu Kau Kembali
33
MTIJ. 32. Jangan Kau Ambil Matahariku
34
MTIJ. 33. Ku Ikhlaskan Kepergianmu
35
MTIJ. 34. Surat Terakhir Untuk Arum
36
MTIJ. 35. Penuh Kenangan
37
MTIJ. 36. Ketika Lampu Kuning Mulai Menyala
38
Pengumuman
39
MTIJ. 37. Semoga Kebahagiaan Selalu Bersamamu
40
MTIJ. 38. Biarlah Allah Yang Mengatur Jodohku
41
MTIJ. 39. Bayangmu Kembali di Pikiranku
42
MTIJ. 40. Tak Semudah Yang Kubayangkan
43
MTIJ. 41. Masih Ada Rasa Cemburu di Hatiku
44
MTIJ. 42. Salah Duga
45
MTIJ. 43. Kartika Dewi
46
MTIJ. 44. Paket Misterius
47
MTIJ. 45. Kembalinya Kau Padaku
48
MTIJ. 46. Hari Yang Menyebalkan
49
MTIJ. 47. Pantaskah Aku Mendampingimu ?
50
MTIJ. 48. Bukan Cemburu Buta
51
MTIJ. 49. Kejujuranmu Membuat Sakit Hatiku
52
MTIJ. 50. Rindu Yang Belum Terobati
53
MTIJ. 51. Apel di Malam Minggu
54
MTIJ. 52. Nasehat Eyang
55
MTIJ. 53. Restu Eyang
56
MTIJ. 54. Pameran Batik
57
MTIJ. 55. Yakinkan Aku Pantas Untukmu
58
MTIJ. 56. Kyut nya Kekasihku
59
MTIJ. 57. Harapan Mbok Sum
60
MTIJ. 58. Kau Berhasil Membuatku Cemburu
61
MTIJ. 59. Cinta Itu Buta
62
MTIJ. 60. Curahan Hati Arjuna
63
MTIJ. 61. Permintaan Bu Chandra
64
MTIJ. 62. Diantara Dua Pilihan
65
MTIJ. 63. Mama vs Eyang
66
MTIJ. 64. Bisik-bisik Tetangga
67
MTIJ. 65. Arum Oh Arum
68
MTIJ. 66. Arum Sakit Bikin Panik
69
MTIJ. 67. Dokter Kirana
70
MTIJ. 68. Kedatangan Arjuna
71
MTIJ. 69. Pertemuan Tak Terduga
72
MTIJ. 70. Kaulah Penyemangat Hidupku
73
MTIJ. 71. Kedatangan Danu
74
MTIJ. 72. Aku Bahagia Jika Kau Bahagia
75
MTIJ. 73. Takdir Cinta
76
MTIJ. 74. Kalau Jodoh Tak Kan Kemana
77
MTIJ. 75. Makan Malam Bikin Ambyar
78
MTIJ. 76. Jadian
79
MTIJ. 77. Yakinlah Aku Milikmu
80
MTIJ. 78. Lelahnya Tubuhku
81
MTIJ. 79. Aku Pulang Kau Menghilang
82
MTIJ. 80. Kehilanganmu
83
MTIJ. 81. Keputusan Mama
84
MTIJ. 82. Harapan Tinggal Kenangan
85
MTIJ. 83. Kulepas Kau Dengan Ikhlas
86
MTIJ. 84. Tragedi Jl. Melati
87
MTIJ. 85. Mimpi Buruk
88
MTIJ. 86. Pesan Terakhir
89
MTIJ. 87. Near Death
90
MTIJ. 88. Cinta Arjuna
91
MTIJ. 89. Keputusan Arjuna
92
MTIJ. 90. Bukan Siti Nurbaya
93
MTIJ. 91. Semua Tentang Kita
94
MTIJ. 92. Cinta Butuh Kesabaran
95
MTIJ. 93. Hancurnya Hatiku
96
MTIJ. 94. Penyesalan Danu
97
MTIJ. 95. Karier & Cinta
98
MTIJ. 96. Luluhnya Hati Arum
99
MTIJ. 97. Sopir Pribadi
100
MTIJ. 98. Mencurigakan
101
MTIJ. 99. Will You Marry Me
102
MTIJ. 100. Sebuah Kesetiaan
103
MTIJ. 101. Hariani Bikin Keki
104
MTIJ. 102. Mendapatkan Restu Mama
105
MTIJ. 103. Happy Tapi Belum Ending
106
PENGUMUMAN
107
MTIJ. 104. Arjuna and Kirana's Wedding
108
MTIJ. 105. Prewedding Part 1
109
MTIJ. 106. Prewedding Part 2
110
MTIJ. 107. Alhamdulillah Sah
111
MTIJ. 108. Not On The First Night
112
MTIJ. 109. Kebiasaan Baru Pengantin Baru
113
MTIJ. 110. Yang Kesekian Kalinya
114
MTIJ. 111. Kejutan Untuk Arum
115
MTIJ. 112. Do'a Yang Belum Terkabul
116
MTIJ. 113. Rindu Kehadiranmu
117
MTIJ. 114. Sebuah Permohonan
118
MTIJ. 115. Mimpi Yang Seperti Nyata
119
MTIJ. 116. Secarik Kertas Wasiat
120
MTIJ. 117. Pertemuan Pak Herman & Arjuna
121
MTIJ. 118. Saat-saat Terakhir
122
MTIJ. 119. Kegelisahan Danu
123
MTIJ. 120. Masih Dalam Kesedihan
124
MTIJ. 121. Pertemuan Terakhir
125
MTIJ. 122. Kelahiran Putra Arjuna
126
MTIJ. 123. Hikmah Dibalik Sebuah Peristiwa
127
MTIJ. Omong-omong
128
MTIJ. 124. Kesibukan Yang Menyenangkan
129
MTIJ. 125. Dua Garis Merah
130
MTIJ. 126. Morning Sick
131
MTIJ. 127. Perempuan Misterius
132
MTIJ. 128. Kebobolan
133
MTIJ. 129. Kelahiran Sekar Junior
134
MTIJ. 130. Sekar Kinanti Wijaya
135
MTIJ. 131. Nona Atau Rina ?
136
MTIJ. 132. Over Protective
137
MTIJ. Kangen Kalian
138
MTIJ. 133. Kakakku Idolaku
139
MTIJ. 134. Masih Alfatih Yang Dulu
140
MTIJ. 135. Kemana Kita Pergi ?
141
MTIJ. 136. Surprise Untuk Kinan
142
MTIJ. 137. Tak Pernah Terlupakan
143
MTIJ. 138. Perginya Sang Pangeran
144
MTIJ. 139. Akhir Sebuah Cerita
145
MTIJ. 140. PENGUMUMAN
146
Woro - woro

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!