Semoga mimpi itu menjadi sebuah kenyataan...dan menjadi awal Kebahagiaan dalam hidupku....
Arum terlonjak kaget dan harus memaksakan matanya untuk terjaga, ketika mendengar suara dentum pintu mobil yang tertutup.
'Siapa malam\-malam begini yang datang...?' pikirnya.
Dia lirik jam yang ada di Handphone nya, waktu masih menunjukkan pukul 02.00 dini hari.
Perlahan dia turun dari ranjangnya, Berasa seperti pencuri yang mengendap\-endap.
"Sepi...." Gumamnya sendiri.
Semua pintu masih tertutup rapat, kamar Eyang juga belum nyala lampunya.
"Ya Allah...mobil Eyang kok gak ada, jangan \- jangan....????" Bisiknya sendiri.
"Jeng Ayu...." Panggil Mbok Sum mengagetkan.
"Astagfirullah....! Mbok Sum...bikin kaget Arum..."
"Maaf....simbok juga kaget, Jeng Ayu sedang apa disini.....?"
"Mbok Sum juga kenapa malam \- malam sudah disini..?" Tanyanya heran.
"Ndoro Sepuh tindak hari ini Jeng Ayu..."
"Malam \- malam begini, kemana mbok...?"
"Ke Cilacap Jeng Ayu..."
"Ada acara apa, kok Eyang gak cerita apa\-apa...?"
Eyang memang sering seperti itu. Setiap ada urusan, tidak pernah cerita apa\-apa. Bahkan kepada cucunya sendiri, cuma kadang beliau malah cerita kepada mbok Sum.
"Ada urusan tentang tanah yang mesti beliau selesaikan Jeng Ayu..."
"Oooo....." Tanpa komentar apa\-apa, Arum cuma mengangguk. Entah paham atua tidak, yang jelas dia tidak mau tahu urusan Eyang nya.
Arum kembali ke kamarnya, dia lanjutkan mimpi nya yang tertunda.
"Ya Allah....perutku kenapa ini ...?" Keluhnya sembari memegangi perutnya yang terasa nyeri.
Dia berlari ke kamar mandi, tidak hanya sekali. Tapi harus mondar\-mandir beberapa kali. Hingga akhirnya tergeletak lemas di atas ranjangnya.
"Jeng Ayu...sudah bangun...?"
"Arum belum tidur dari tadi saat terbangun mbok..."
"Kenapa...? Jeng Ayu sakit...? Kok pucat..."
"Gak tau mbok...perut Arum sakit, mondar\-mandir ke kamar mandi..."
"Simbok bikinkan jamu ya..."
Arum mengangguk, dia tidak pernah minum jamu. Tapi dalam bayangannya, yang namanya jamu pasti terasa pahit.
"Lo...kok keluar...?" Sapa mbok Sum saat aku mendekat. Aku perhatikan bagaimana beliau meracik jamu untuk ku.
"Segera diminum Jeng Ayu, mumpung masih hangat..."
"Pahit gak mbok...?"
"Enggak ... tadi simbok kasih madu, cuma ada sedikit rasa getar di lidah."
"Bismillah...."
Arum meneguk sedikit demi sedikit cairan berwarna hijau kekuningan itu. Memang...tidak semua jamu pahit, meskipun ini pertama kalinya dia merasakan minum jamu, tapi tidak terlalu membuatnya jera.
"Oya Mbok...siapa yang antar Eyang ke Cilacap....?" Tanyanya begitu teringat bahwa, semenjak sopir Eyang pernah jatuh dari motor, beliau tidak berani lagi untuk mengemudi ke luar kota.
"Ndoro Sepuh diantar Danu Jeng Ayu..."
"Danu...Putra mbok Sum...?"
"Jeng Ayu sudah mengenal anak saya...?"
"Belum mbok...tapi sudah pernah bertemu..."
Arum masih duduk di tempatnya, dia sibuk dengan Handphone di tangannya. Dia kirimkan pesan singkat melalui WhatsApp untuk menyampaikan izin tidak masuk.
"Jeng Ayu tidak kerja hari ini...?"
"Tidak mbok...Arum sudah minta izin tadi..."
"Habis sarapan, segera istirahat jeng Ayu."
"Lagi gak enak makan mbok...rasanya mual, mau muntah..."
"Apa gak sebaiknya Jeng Ayu ke dokter dulu..."
"Arum rebahan dulu aja mbok..."
Mbok Sum mengantar Arum kembali ke kamarnya. Beliau memijat kepala cucu majikannya itu sebelum akhirnya tertidur.
'Cantik sekali gadis ini...tidak heran kalau banyak pria jatuh hati padanya..." Gumam mbok Sum sembari menyelimuti gadis yang sedang berbaring di depannya itu.
\*\*\*\*\*
"Arum dirumah Mbok...?"
Tanya Ndoro Sepuh ketika melihat motor cucunya masih ada di dalam garasi.
"Jeng Ayu sakit Ndoro..."
"Sakit....??!??"
Danu pun ikut terlonjak kaget mendengar pernyataan simboknya. Ada rasa khawatir yang menyelimuti hatinya.
Eyang berjalan setengah berlari menuju kamar putrinya.
"Mbok....Jeng Ayu sakit apa...?"
"Gak tau... semalam perutnya sakit, terus muntah \- muntah, simbok khawatir... wajahnya pucat."
Danu memutuskan untuk menunggu apa yang terjadi di kamar itu. Dia sendiri masih mendahulukan adab untuk tidak bertanya terlebih dahulu.
"Arum....kamu sakit Nduk..." Tanya Eyang sembari memegang kening cucunya.
Namun, tidak ada jawaban dari yang ditanya. Wajahnya pucat, matanya terpejam, badannya pun terasa panas.
"Astagfirullah....Mbok Sum, Danu....!!!" Teriak Ndoro Sepuh.
Mbok Sum dan Danu berebut cepat sampai setelah mendengar teriakkan Ndoro Sepuh.
"Ada apa Ndoro Sepuh...?"
"Arum Mbok...Danu, tolong antar ke rumah sakit..." Ucap beliau, terdengar khawatir. Terlihat dari setitik air mata yang menetes di pipinya.
"Sebentar Eyang...saya siapkan mobilnya terlebar dahulu."
"Iya ...lekas Nu....lekas..."
Danu memposisikan mobilnya yang tadi sudah terlanjur dia masukkan ke garasi.
"Ayo Le ... Angkat Le...Nduk...Sabar ya..." Ucapnya terbata.
'Ya Allah....kamu pucat sekali Arum, lindungi dia Ya Robb...' bisik Danu dalam hati.
Danu melajukan mobilnya sedikit tergesa. Eyang tak henti\-hentinya menangis sembari memeluk dan memanggilnya nama Arum.
'Aku....dimana...?'
Raut wajah Arum nampak ketakutan. Dia merasakan seperti berada di sebuah lembah yang dingin dan gelap.
Samar-samar dia lihat seorang pria tampan mendekati nya dan menggenggam tangannya.
'Jangan khawatir, aku akan melindungimu...'
Hangat sekali, berasa dalam dekapan ibu...tapi ini lebih hangat. Entah kemana Pria tampan ini akan membawanya. Yang jelas dia merasa nyaman bersamanya.
Hingga cayaha terang kembali bersinar menyilaukan matanya.
"Dimana saya....?"
"Nduk...kamu di rumah sakit..."
Dokter kembali memeriksa kesehatan Arum.
"Alhamdulillah....mbak Arum sudah siuman, jangan banyak gerak dan bicara dulu ya... kondisinya masih lemas..."
Arum tersenyum memahami apa yang dokter perintahkan. Matanya kembali berkeliling, ada Eyang, mbok Sum dan.....
'Pria ini... bukankah pria ini yang tadi menolongnya...? Tapi dimana...? Apa aku cuma mimpi tadi...? Tapi kenapa pria tampan tadi ada disini...? apakah mimpiku sudah menjadi nyata...?' dialog hatinya.
"Ndoro Sepuh... sebaiknya Ndoro pulang dan istirahat terlebih dahulu, biar saya yang menjaga Jeng Ayu..." kata mbok Sum.
Ada rasa lelah pada raut wajah yang mulai menua karena usia itu. Namun kecintaannya kepada cucu semata wayangnya membuat beliau selalu nampak ceria.
"Eyang...simbok benar, biar Danu antar Eyang pulang kerumah...Eyang juga perlu istirahat, jangan sampai Eyang jatuh sakit karena harus menunggu Jeng Ayu disini..." kata pria yang tadi sempat singgah di mimpi nya.
"Baiklah....aku nitip Arum ya mbok..." pintanya.
"Jangan terlalu dipikirkan, yang penting Ndoro Sepuh juga sehat..."
"Untuk ganti Arum bagaimana...?"
"Biar nanti Danu yang antar kembali ke rumah sakit Eyang..."
Eyang menurut apa yang mereka nasehat kan. Eyang mencium kening Arum yang tadi terlelap setelah mendapatkan suntikan dari dokter.
"Lekas sembuh ya Nduk....jangan membuat Eyang khawatir..." bisiknya.
Danu mengantarkan Eyang kembali pulang ke rumah. Namun untuk beberapa saat dia harus menunggu, ada pakaian ganti yang harus di bawa lagi ke rumah sakit. Karena saat pergi tadi, belum ada persiapan yang mereka bawa .
~ \-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-
~ \-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-
~ \-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Pratiwi Kurniasih
aq jd inget mbah Putri Thor almarhum beliau selalu sayang sama aq.. kaya eyang h😭😭 al fatihah
2020-09-21
1