Jam 13:25 mereka meninggalkan rumah Jro Balian ( Dukun ) . Cuaca saat ini begitu cerah , karena matahari bersinar terang sehingga udara menjadi panas. Akan tetapi saat mereka memasuki hutan yang sama, suasana menjadi begitu gelap seperti suasana di malam hari.
"Krik...krik...krik...Hwuk! Hwuk! " suara jangkrik juga terdengar bersahut -sahutan dengan suara burung hantu.
" Pak , kenapa di sini jadi malam ya ? Padahal ini baru jam 13 : 30 , " kata Luh Ani yang sudah merasa sangat takut
" Aku juga tidak tahu Bu," jawab Wayan Rasta yang merasa bingung.
Wajah mereka sudah terlihat tegang, dan pucat. Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki disertai dengan hembusan angin dingin yang membuat leher mereka merinding. Saat mereka mendekati suara langkah kaki itu, namun tiba-tiba suaranya menghilang.
Setelah itu mereka mendengar suara orang menangis begitu keras.
" Ya Tuhan ,kenapa begitu banyak cobaan yang kami lalui. Tolong lindungi kami Tuhan." Ni Luh Ani berdoa di hatinya sambil memeluk bayinya.
5 menit kemudia suara itu menghilang.
Begitu mereka akan melewati kuburan, bulu kuduk mereka merinding lagi. Suasana di sana begitu dingin dan kelam.Sekaligus terasa begitu mencekam.
Tiba-tiba mereka mendengar suara anak ayam, karena merasa penasaran Ayahnya mengintip dari tembok kuburan. Di sana mereka melihat ada seekor anak ayam bertubuh basah kuyup yang sedang berjalan - jalan di tengah kuburan
Awalnya Ayahnya tidak merasakan hal yang aneh, namun saat di lihat dengan seksama, anak ayam itu menggigit benda yang tidak lain adalah sebuah tempat sesajen yang berukuran sangat kecil. Dan Ayahnya merasa yakin kalau anak ayam itu merupakan sosok perwujudan dari orang penekun ilmu Leak, yang di kenal sebagai Leak Pitik Bengil.
Si Leak Anak Ayam nampak menancapkan empat tempat sesajen menggunakan mulutnya dengan posisi melingkar. Kemudian si Anak Ayam berdiri ditengah-tengahmya.
Dengan perasaan takut,dan penasaran Ayahnya terus mengamati Leak Anak Ayam itu dari balik tembok kuburan,kemudian Ayahnya merasa terkejut karena si Anak Ayam berbicara selayaknya manusia, dan seperti sedang mengucapkan mantra menggunakan bahasa kawi. Ketika si Leak Anak Ayam sudah selesai mengucapkan mantra, dia mengetahui kalau ada orang yang sedang mengintip dirinya, dan si Leak Anak Ayam berteriak dengan keras ke arah Ayahnya.
Setelah berteriak , tubuh si Leak Anak Ayam terus membesar menjadi sesosok ayam berukuran sangat besar, dan hampir sebesar mobil. Dia bertaring, lidahnya menjulur sangat panjang serta mengeluarkan api berkobar-kobar, dan terdapat payudara besar yang menggantung di dada Leak itu. Ayahnya merasa takut setengah mati melihat hal tersebut.Leak Ayam Raksasa itu kemudian mengembangkan sayapnya yang lebar, lalu terbang ke arah Luh Ani dan ingin mengambil bayinya.
Wayan Rasta dan Ayah mertuanya langsung menghidupkan motornya,dan pergi dari tempat itu. Si Leak Ayam Raksasa terus mengejar, dan ketika dia berada di atas bayi Wayan Rasta, si Leak Ayam ingin mengambil bayi itu. Namun tiba-tiba bayinya mengeluarkan cahaya yang begitu terang , dan bayinya terus tertawa ke arah Leak Ayam tersebut. Kemudian Leak Ayam Raksasa merasa takut ,dan langsung pergi meninggalkan mereka.
Tubuh Luh Ani sudah begitu gemetar.
"Kalian baik-baik saja kan ? " tanya Ayahnya yang tampak khawatir.
"Kami baik-baik saja Ayah, tapi lain kali tidak usah berhenti kalau mendengar suara yang aneh-aneh ,apalagi di kuburan tadi. Kuburan itu dari dulu sudah terkenal angker." Luh Ani bicara dengan wajah yang terlihat pucat.
"Tadi Ayah cuma penasaran saja,"jawab Ayahnya.
5 menit kemudian udaranya mendadak menjadi begitu dingin ,dan di iringi angin yang berhembus kencang.
Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki di belakang mereka,akan tetapi tidak ada siapapun di sana selain mereka. Setelah itu terdengar ada yang berbisik di terlinga Wayan Rasta dan Luh Ani.
"Cepat serahkan bayi itu ! " suara bisikan itu terdengar seperti mengancam. Akan tetapi mereka tidak menghiraukan suara bisikan itu.
Kemudian di belakang Luh Ani ada sebuah potongan tangan yang melayang-layang. Potongan tangan itu terus mendekati Luh Ani, setelah itu dia mencekik leher Luh Ani.
Wayan Rasta,dan Ayah mertua langsung menghentikan motornya. Wayan Rasta mengambil bayinya yang masih ada di gendongan istrinya. Sedangkan Ayah mertuanya membantu menyelamatkan putrinya.
Potongan tangan itu terus mencekik Luh ani dan menyeretnya. Luh Ani begitu kesakitan ,dan juga sulit untuk bernafas. Tiba-tiba bayinya menangis begitu keras , dan setelah itu tubuhnya mengeluarkan api. Akan tetapi Wayan Rasta tidak merasakan panas sedikitpun.
Bayi itu terus menangis begitu keras , dan tiba-tiba muncul mantram Dewa Siwa di tangan bayinya.
[ Om Namah Shivaya ]
Tanpa sadar Wayan Rasta menyebut mantram itu berkali-kali. Dan setelah itu muncul begitu banyak ular dari dalam hutan itu. Ular itu menyerang potongan tangan itu hingga dia menghilang.
Setelah potongan tangan itu menghilang , ular-ular itu juga pergi.
Api yang keluar dari dalam tubuh bayinya juga menghilang. Dan mantram Dewa Siwa yang ada di tangan bayinya juga menghilang.
Mereka lalu menghampiri Luh Ani yang terlihat begitu lemas ,dan lehernya juga merah.
"Apa kamu tidak apa-apa ? " tanya Ayahnya dengan wajah yang tampak begitu khawatir.
" Aku tidak apa-apa Ayah, cuma tubuhku saja yang sedikit lemas." balas Luh Ani
" Ayah tadi sudah berkali-kali mengucapkan mantram agar Leak itu pergi , akan tetapi mantram yang Ayah ucapkan seperti tidak mempan."ucap Ayahnya merasa bingung.
" Ayah ,tadi Gayatri mengeluarkan api dari dalam tubuhnya,akan tetapi aku tidak merasakan panas sama sekali ,dan pakaian Gayatri juga tidak terbakar. Setelah itu muncul mantram Dewa Siwa dari tangan Gayatri, ketika aku mengucapkan mantram itu tiba-tiba saja sudah muncul begitu banyak ular," terang Wayan Rasta merasa bingung.
" Sepertinya bayi kalian di lindungi oleh Dewa Siwa ."ucap Ayahnya.
" Dewa Siwa , terimakasih karena sudah membantu kami,"kata Wayan Rasta di dalam hatinya.
"Lebih baik kita pergi dari sini, takutnya malah muncul Leak itu lagi," balas Luh Ani
Tidak jauh dari tempat mereka,ada Raja Jin yang mengamati mereka.
" Aku harus mendapatkan bayi itu ,dan membawanya ke bangsaku," gerutu Raja Jin
Mereka lalu melanjutkan perjalanannya . Dan setelah keluar dari hutan itu, suasananya langsung berubah menjadi terang.
" Hutan itu begitu menyeramkan sekali, rasanya aku tidak ingin lagi datang kesana," kata Luh Ani yang masih mengingat kejadian tadi.
" Iya Bu, aku juga merasa takut sekali, tetapi mau bagaimana lagi karena ini demi putri kita. Kalau tadi kita tidak ke sana,mungkin selamanya kita tidak akan tahu mengenai semua yang ada pada diri Gayatri."jawab Wayan Rasta
"Bapak memang benar, dan mudah-mudahan putri kita selalu di lindungi oleh Tuhan."balas Luh Ani
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Herry Ruslim
merinding kalo ngebayangin jadi Wayan rasta
2022-12-11
0