Melahirkan

1 bulan kemudian...

Wayan Rasta baru saja membeli sebuah motor dari uang yang Bapaknya berikan. Dia juga sudah membangun rumah ,akan tetapi rumah itu belum selesai di bangun. Jadi dia akan tinggal di rumah mertuanya hingga istrinya melahirkan.

Jam 20 : 00 mereka semua sudah tertidur, tetapi hanya Luh Ani yang terlihat gelisah. Dia berkali-kali pergi ke kamar mandi untuk kencing.

Suara cicak berbunyi tanpa henti. Di luar dia mendengar ada banyak suara monyet di depan rumahnya.

"Kkuuuuukkk...kkkuuuukkkk...kkuuuuuukkkkk...kuukkkk....kkuukkkkk...kkuuukkkkk " suara monyet itu terus mengelilingi rumahnya.

Suara gonggongan anjing juga terus bersahutan di sekitar rumahnya.

"Awwwwhhhhhuuuu awwwwkong kong   awwwwuuuuuuhhhh kong kong awuuuuuuwwww" anjing itu terus menggonggong begitu keras hingga membuat orang tua Luh Ani tidak bisa tidur .

Dan suara langkah kaki juga terdengar di sekitar rumah mereka.

Pak Surya melihat dari jendela, akan tetapi tidak ada siapapun di luar.  Hanya ada begitu banyak anjing di depan rumahnya. Dari jauh dia juga melihat seperti ada kain putih yang melayang-layang di sebuah pohon. 

" Hiii...hiiii....hiiii...hiiii ...hiiii.." suara orang tertawa terdengar di depan rumahnya. Dan bersamaan dengan itu, pintu rumah mereka terdengar seperti di cakar-cakar .

"Malam ini terlihat seram sekali," kata istrinya merasa takut

" Iya Bu, tumben sekali seperti ini."

Sedangkan di kamar ,Wayan Rasta tampak bingung melihat istrinya yang dari tadi terlihat gelisah.

" Pak ,perutku sakit sekali,dan ada cairan yang keluar dari vaginaku."kata Luh Ani

Wayan Rasta langsung keluar menemui mertuanya.

"Ayah ,Ibu sepertinya Luh Ani akan melahirkan. " ucap Wayan Rasta dengan wajah panik.

Ayah ,dan Ibunya lalu pergi ke kamarnya untuk melihat Luh Ani.

" Wayan, Luh Ani mau melahirkan . Cepat kamu jemput Ibu Bidan Susi di rumahnya ,"  kata Ibunya 

" Baik Bu," balas Wayan Rasta yang langsung mengambil kunci motornya.

Bulu kuduknya sudah dari tadi berdiri, tetapi Wayan Rasta tidak memperdulikan rasa takutnya, dia hanya memikirkan keselamatan anak dan istrinya.

Dia membawa sepeda motornya dengan kecepatan tinggi.Di atasnya ada seorang Nenek-nenek yang terbang sambil tertawa.

" Hiii...hiiii....hiiii...hiiiii..." suara Nenek itu terus tertawa di atasnya . Akan tetapi Wayan Rasta tetap fokus membawa motornya sambil mengucapkan doa di dalam hatinya.

Saat akan melewati pohon beringin yang besar ,tiba-tiba dia mendengar suara bayi  menangis, dia pun mencari arah suara tersebut. Di bawah pohon beringin dia melihat seseorang sedang menimang-nimang seorang bayi sambil menari sederhana,dan menyanyikan  tembang bali kuno. Rambutnya berantakan, dan begitu panjang sampai ke tumitnya. Tubuhnya juga lumayan besar.

Wayan Rasta terus mendekat di belakang sosok tersebut. Dia mengira kalau itu adalah seorang Ibu-ibu yang lagi mencari tumpangan. Saat Wayan Rasta semakin mendekat, suara tangisan bayi itu berhenti menangis,begitu juga dengan tarian,dan nyanyian dari sosok tersebut.

"Om swastyastu mbak, kenapa malam-malam begini ada disini ? " tanya Wayan Rasta.

Saat sosok itu membalikkan badannya, wajahnya begitu menyeramkan. Matanya berwarna merah melotot, lidahnya begitu panjang ,dan giginya yang begitu tajam.

Wayan Rasta begitu kaget melihat sosok itu, dia langsung memacu sepeda motornya sekencang-kencangnya. Wajahnya terlihat begitu pucat pasi,dan jantungnya juga terus berdebar-debar.

5 menit kemudian dia telah sampai di rumah Bidan Susi . Dia lalu mengucapkan salam.

" Om swastyastu , " ucap Wayan Rasta di depan rumah Bidan Susi

" Om swastyastu, kamu menantunya Pak Surya ? " tanya Bidan Susi

" Iya Bu, saya kesini ingin menjemput Ibu untuk membantu istri saya melahirkan," terang Wayan Rasta

" Ya sudah , lebih baik kita berangkat sekarang. Tadi mertuamu sudah menghubungi saya," balas Bidan Susi

"Ya Bu ," jawab Wayan Rasta.

Wayan Rasta lalu membonceng Bidan Susi ,dan membawanya ke rumah mertuamya.

Dia mengendarai motornya dengan lampu remang- remang yang menyorot ke depan. Di rasakannya hawa dingin, tetapi tidak ada angin yang berhembus. Suasana jalan juga sangat sunyi, hanya terdengar suara motor Wayan Rasta saja.

Saat sampai di sebuah perempatan, mereka tidak sengaja melihat sesosok makhluk seperti kuda, tetapi berwarna hijau tua. Ukurannya juga jauh lebih besar dari ukuran kuda normal. Terlihat sangat jelas kalau makhluk tersebut hanya memiliki satu buah kaki di bagian depan saja. Sedangkan tubuh bagian belakangnya terlihat kurang jelas, karena cahaya lampu motor yang remang - remang , dan motor yang dalam keadaan berjalan.

" Ibu Bidan,  itu kira-kira apa ya ?" tanya Wayan Rasta merasa takut, dengan wajah yang terlihat pucat pasi .

" Makhluk itu di sebut sebagai Leak berwujud kuda berkaki tiga. Tidak usah di lihat, dan fokus saja membawa motor."terang Bidan Susi

"Iya Bu, " jawab Wayan Rasta.

Si Leak hanya terdiam sambil mengangguk - nganggukan kepalanya. Saat itu Wayan Rasta berada di jarak 5 meter dari  si Leak. Dalam seketika dia merasa syok, tidak bisa bicara, dan tubuhnya langsung kaku. Namun dia tetap bisa menjalankan motornya secara berlahan.

Si Leak kuda tidak menghiraukan Wayan Rasta yang lewat di depannya. Sehingga Wayan Rasta bisa melanjutkan perjalanannya.

Saat hampir sampai di rumah mertuanya ,mereka di kejar oleh wujud kepala terbang dengan rambut di selimuti api berkobar.

Setelah sampai di depan rumah mertuanya,tiba-tiba ada buah jatuh tepat di depan Wayan Rasta.

" Buah apa itu ? " tanya Bidan Susi.

"Tidak tahu Bu, sebentar biar saya ambil dulu."kata Wayan Rasta ingin mengambil buah itu.

Saat Wayan Rasta mengambil buah itu, muncul Wajah menyeramkan dengan taring ,dan lidah yang panjang .

Tubuh Wayan Rasta langsung gemetar , dan dia langsung melempar buah itu. Setelah itu dia mengetuk pintu rumah mertuanya sambil mengucapkan salam.

" Om swastyastu , " teriak Wayan Rasta.

" Om swastyastu, "ucap Ayah mertuanya sambil membuka pintu rumah itu.

Mereka lalu masuk dengan tubuh yang masih gemetar .

Pak Surya langsung mengajak Bidan Susi ke kamar Luh Ani.

" Wayan , apa tadi kamu mendapatkan gangguan ? " tanya Ayah mertuanya

" Aku mendapatkan begitu banyak gangguan di jalan Yah , tapi aku lawan rasa takutku itu demi anak, dan istriku," balas Wayan Rasta.

Di luar suara monyet terus terdengar, dan suara seorang Nenek-nenek sedang tertawa juga terus terdengar.

" Aaaaaaaaaaa.., " teriak suara dari dalam kamar Luh Ani.

Wayan Rasta , dan Ayahnya langsung masuk ke kamar .

" Ada apa Bu ,? tanya Pak Surya dengan istrinya

" Tirainya terbuka sendiri Yah, " sambil menunjuk ke arah tirai yang sudah terbuka.

Di luar jendela mereka melihat begitu banyak sosok menyeramkan yang melihat ke arah rumahnya.

Dia lalu menutup tirai itu.

" Sepertinya mereka semua datang kesini karena mencari anakmu ini. Kita harus berhati-hati. Dan setelah bayi itu lahir kita harus cepat-cepat memakaikan gelang yang di berikan oleh Jro Balian ( Dukun )."ucap Ayah mertuanya

" Iya Ayah ," sahut Wayan Rasta

10 menit kemudian bayi itu telah lahir dengan suara tangisannya yang memenuhi ruangan itu.

" Bayinya perempuan, " kata Bidan Susi.

"Akhirnya si Gadis Indigo telah lahir dengan selamat, terima kasih Tuhan ," ucap Wayan Rasta ,dan Ayah mertuanya yang merasa begitu senang.

Terpopuler

Comments

Nur Bahagia

Nur Bahagia

kok wayan tau kalo anaknya indigo? kan baru aja lahir?

2024-07-11

0

Herry Ruslim

Herry Ruslim

like,hadiah, subscribe sudah meluncur..

2022-12-11

0

lihat semua
Episodes
1 Di usir
2 Suara Aneh
3 Leak Monyet Hitam
4 Pohon Asem
5 Melihat LEAK
6 ILMU PENANGKEB
7 JRO BALIAN ( DUKUN )
8 Di ganggu saat pulang
9 Kedatangan Pak Danar
10 Ingin belajar ilmu penangkeb
11 Melahirkan
12 Fakta mengenai Bayinya
13 Di lindungi
14 Bangsa Wong Samar ( Bangsa Jin )
15 Raja Wong Samar
16 Kedatangan Ibu Tari
17 Sungai berpenghuni
18 Ke rumah Nenek
19 Di ganggu
20 Lupa memakai gelang
21 Tidak bernafas
22 Berduka
23 Tidak mau pergi
24 Neraka
25 Hidup kembali
26 Kadek Ayu
27 Leak Celepuk dan Leak Endihan
28 Kakek dan Nenek Gandi
29 Membuka mata batin
30 Di antar pulang
31 Cetik
32 Penunggun Karang
33 Rumah Kakek Surya
34 Sawah
35 Bhuta Lawengan
36 Kadek Ayu
37 Ketut Erni
38 Lio
39 Lio
40 Di terima
41 Hantu Katugtug / Hantu Kaki
42 Leak Gegendu
43 Tersesat
44 Pulang
45 Leak Pudak Sategal
46 Ke rumah Ibu Tari
47 Jadi istri wong samar
48 Kemalingan
49 Tri Datu
50 Kakek Danar Meninggal
51 Menangis
52 Menakut-nakuti
53 Rencana
54 Sakit
55 Di rumah Nenek Tari
56 Di kira Bule
57 Rumah Gandi
58 Seperti seorang vampir
59 Surat
60 Kakek Awo
61 Tetesan darah
62 Menjalankan rencana
63 Keluarga Juli
64 Rencana gagal
65 Sudah tahu
66 Tubuhnya menjadi lemas
67 Jro Balian
68 Melupakan hal yang penting
69 Mimpi
70 Merasa takut
71 Roh Kakek Danar
72 Ke rumah Kakek Parjo
73 Leak Babi
74 Papasangan
75 Pengeleakan
76 Rencana Nenek Tari
77 Pura Langgar
78 Leak Celuluk.
79 Men Gumbring
80 Desa Trunyan
81 Sungai Petanu
82 Rencana Nenek Tari
83 Nenek Tari minta maaf
84 Air Terjun Blangsinga
85 Kerauhan
86 Kedatangan Tante Riri
87 Kedatangan Lio
88 Sungai Campuhan dan Pohon Bunut Bolong
89 Tidak mendapatkan solusi
90 Pohon Taru Curiga dan Pura Tegal Penangsaran
91 Tegal Penangsaran( neraka )
92 Makanan dari Nenek Tari
93 Mengganggu Gayatri
94 Dia baik-baik saja
95 Terkena racun buatannya sendiri
96 Di tinggal lagi
97 Menghapus nama Gayatri
98 Tamat
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Di usir
2
Suara Aneh
3
Leak Monyet Hitam
4
Pohon Asem
5
Melihat LEAK
6
ILMU PENANGKEB
7
JRO BALIAN ( DUKUN )
8
Di ganggu saat pulang
9
Kedatangan Pak Danar
10
Ingin belajar ilmu penangkeb
11
Melahirkan
12
Fakta mengenai Bayinya
13
Di lindungi
14
Bangsa Wong Samar ( Bangsa Jin )
15
Raja Wong Samar
16
Kedatangan Ibu Tari
17
Sungai berpenghuni
18
Ke rumah Nenek
19
Di ganggu
20
Lupa memakai gelang
21
Tidak bernafas
22
Berduka
23
Tidak mau pergi
24
Neraka
25
Hidup kembali
26
Kadek Ayu
27
Leak Celepuk dan Leak Endihan
28
Kakek dan Nenek Gandi
29
Membuka mata batin
30
Di antar pulang
31
Cetik
32
Penunggun Karang
33
Rumah Kakek Surya
34
Sawah
35
Bhuta Lawengan
36
Kadek Ayu
37
Ketut Erni
38
Lio
39
Lio
40
Di terima
41
Hantu Katugtug / Hantu Kaki
42
Leak Gegendu
43
Tersesat
44
Pulang
45
Leak Pudak Sategal
46
Ke rumah Ibu Tari
47
Jadi istri wong samar
48
Kemalingan
49
Tri Datu
50
Kakek Danar Meninggal
51
Menangis
52
Menakut-nakuti
53
Rencana
54
Sakit
55
Di rumah Nenek Tari
56
Di kira Bule
57
Rumah Gandi
58
Seperti seorang vampir
59
Surat
60
Kakek Awo
61
Tetesan darah
62
Menjalankan rencana
63
Keluarga Juli
64
Rencana gagal
65
Sudah tahu
66
Tubuhnya menjadi lemas
67
Jro Balian
68
Melupakan hal yang penting
69
Mimpi
70
Merasa takut
71
Roh Kakek Danar
72
Ke rumah Kakek Parjo
73
Leak Babi
74
Papasangan
75
Pengeleakan
76
Rencana Nenek Tari
77
Pura Langgar
78
Leak Celuluk.
79
Men Gumbring
80
Desa Trunyan
81
Sungai Petanu
82
Rencana Nenek Tari
83
Nenek Tari minta maaf
84
Air Terjun Blangsinga
85
Kerauhan
86
Kedatangan Tante Riri
87
Kedatangan Lio
88
Sungai Campuhan dan Pohon Bunut Bolong
89
Tidak mendapatkan solusi
90
Pohon Taru Curiga dan Pura Tegal Penangsaran
91
Tegal Penangsaran( neraka )
92
Makanan dari Nenek Tari
93
Mengganggu Gayatri
94
Dia baik-baik saja
95
Terkena racun buatannya sendiri
96
Di tinggal lagi
97
Menghapus nama Gayatri
98
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!