Jam 21: 30 mereka semua sudah terlihat mengantuk.
"Ini sudah sangat malam , lebih baik kita lanjutkan besok saja."Ayahnya bicara sambil menatap anak dan menantunya .
"Baik Ayah. "balas Luh Ani dan Wayan Rasta.
Mereka kemudian bangkit dari tempat duduknya. Namun tiba-tiba mereka mendengar ada orang yang datang bertamu kerumahnya.
"Om swastyastu " kata orang yang datang bertamu.
"Om swastyastu "Ayah mertua Wayan Rasta membalas ucapan salam orang tersebut sambil membuka pintu.
Kami menatap orang itu begitu lama , karena merasa tidak mengenali orang itu.
"Maaf ,anda siapa ? " tanya Ayah merasa bingung.
"Perkenalkan Pak ,nama saya Putu Arya . Saya baru pindah kemari tadi sore ,dan sekarang saya tinggal disebelah rumah Bapak yang berada di sebelah sana . " sambil menunjuk ke rumah miliknya.
"Oh,jadi anda yang menepati rumah baru itu ? Salam kenal,dan semoga anda merasa betah disana. Ayo mari duduk dulu." kata Ayah mengajak Putu Arya masuk,akan tetapi dia menolak ajakannya.
"Ya Pak ! tapi maaf ,saya tidak bisa berlama-lama disini. Anak dan istri saya sedang menunggu saya dirumah. Saya kesini karena ingin bertanya dengan Bapak." balas Putu Arya sambil menatap Ayah mertuanya
"Memangnya anda mau bertanya apa ? " Ayahnya bertanya dengan alis mata terangkat. Ayahnya merasa penasaran dengan apa yang akan ditanyakan oleh Putu Arya ,hingga datang kerumah ini malam-malam begini.
"Begini Pak , kami tadi mendengar hal yang sangat aneh dirumah baru kami ,dan itu seperti suara hewan . Apa kalian mendengar suara itu ? soalnya suaranya cukup keras .Bahkan anak dan istri saya merasa takut mendengarnya." ucap Putu Arya .
"Dari tadi kami mengobrol diruang tamu,akan tetapi tidak mendengar apapun ." jawab Ayah merasa bingung.
"Lalu suara yang kami dengar itu apa ya Pak ? Bahkan sekarang saja saya masih bisa mendengar suara itu,walau berada dirumah Bapak." kata Putu Arya cemas
"Tapi saya benar-benar tidak mendengar apapun. Kalau begitu coba akan saya cek ke rumah anda. Siapa tahu kalau pergi kesana saya bisa mendengar suara itu." balas Ayah
"Wayan Rasta ? Ayo ikut Ayah ke rumah Putu Arya . Luh Ani biar sama Ibu disini. " Ayah bicara dengan menantunya.
"Iya Ayah " jawab Wayan Rasta dan langsung mengikuti Ayah mertuanya.
Di halaman rumah Putu Arya terdapat sebuah pohon asem tua yang sangat besar,dan konon sudah ada sejak zaman Belanda .
"Ayo, mari masuk ! " kata Putu Arya mempersilahkan mereka masuk.
Mereka kemudian duduk sambil mengobrol.
25 menit kemudian...
Tiba-tiba mereka mendengar suara aneh. Suara tersebut berbunyi, plak...plak...plak. Awalnya mereka menganggap kalau itu hanya suara kepakan sayap kelelawar kalong.
Namun anehnya suara itu terdengar terus dan bahkan terdengar seperti memutari pohon asem didepan rumahnya
Karena merasa penasaran bercampur takut,mereka berniat menyelidiki suara tersebut. Putu Arya membawa sebilah parang untuk berjaga-jaga.
Suara itu terus berbunyi ,dan mereka kemudian menyeruak dari balik tembok sambil mengacungkan parang kearah bunyi aneh tersebut.Namun saat melihat langsung asal suara tersebut. Tubuh mereka dalam seketika kaku, mereka tidak mampu berbicara sepatah kata pun.
Tepat dihadapannya nampak sesosok kambing berukuran sebesar sapi, dengan bulu hitam lebat yang wajahnya tidak terlalu jelas, telinganya sangat panjang hingga menyentuh tanah. Sosok inilah yang dibali dikenal sebagai mahkluk Babae atau kuplak-kuplak,dan ini adalah sesosok mahkluk halus.
Telinga dari sosok kambing gaib yang lebar tersebut saling beradu,hingga menghasilkan suara aneh yang selalu didengar oleh Putu Arya . Terlihat mahkluk kambing itu memutari pohon asem beberapa kali. Mahkluk kambing itu perlahan berjalan mendekat ke arah mereka,serta terdiam menatap mereka beberapa saat,lalu setelah itu dia menghilang dalam seketika.
Mereka kemudian saling menatap.
" Pak ? Mahkluk itu sebenarnya mahkluk apa ? "tanya Putu Arya dengan wajah yang sudah terlihat pucat pasi karena merasa takut .
"Itu adalah mahkluk halus penunggu pohon itu. Apa kamu sudah sembahyang dan menghaturkan segehan di pohon asem itu ? "Ayah bertanya sambil menatap wajah Putu Arya
Di bali segehan itu adalah nasi yang dikepel memakai tangan. Alasnya memakai tangkih dari daun pisang, diatasnya diisi dua kepel nasi putih ,beserta lauk pauknya yang sangat sederhana yaitu bawang merah ,jahe dan garam. Kemudian di atasnya di isi canang. Dan kalau bulan purnama semua umat hindu menghaturkan segehan berwarna putih kuning. Sedangkan kalau bulan mati ( tilem ), semua menghaturkan segehan berwarna putih dan hitam. Tujuan menghaturkan segehan,agar terbina keharmonisan sesama mahkluk hidup dan agar terhindar dari segala godaan mahkluk halus.
" Kami sudah sembahyang tadi sore Pak , tapi kalau menghaturkan segehan kami belum melakukannya. Kenapa kami harus menghaturkan segehan di pohon asem tersebut ? Bukannya itu hanya sebuah pohon ? Maaf sebelumnya, soalnya kami dari kecil tinggal di luar negeri,dan 8 bulan yang lalu orang tua kami meninggal karena kecelakaan. Sebelum meninggal mereka meminta saya agar tinggal di bali. Setelah itu saya langsung membangun rumah ditanah warisan milik almarhum. Jadi ada begitu banyak hal yang tidak kami ketahui." kata Putu Arya menunduk ,dan dia merasa malu karena tidak tahu hal ini.
"Ada mahkluk halus yang tinggal dipohon itu,dan dia tinggal disana sudah sejak zaman Belanda.Dia yang selalu menjaga tanah warisan milik orang tua Putu Arya selama ini. Kalau kita usir nanti dia malah mengganggu keluarga Putu Arya . Dia marah dengan keluarga Putu Arya, karena kalian tidak meminta izin kepadanya sebelum tinggal disini. Lebih baik Putu Arya menghaturkan segehan dipohon itu setiap hari. Setelah itu dia tidak akan mengganggu kalian. Mahkluk halus itu juga ciptaan Tuhan , jadi kita harus menghargai keberadaannya." terang Ayah mertuanya menjelaskan.
"Maaf Pak, apa semua pohon besar itu ada penghuninya ? " tanya Putu Arya dengan raut wajah yang terlihat begitu penasaran.
"Tidak semua pohon besar itu ada penghuninya. Hanya yang di sukai oleh mahkluk halusnya saja." jawab Ayah
"Oh begitu, saya baru mengerti sekarang. Kalau begitu terimakasih karena sudah membantu saya. Kalau tidak ada kalian ,mungkin kami tidak bisa tidur" ucap Putu Arya.
"Iya sama-sama, sudah kewajiban kita sesama manusia harus saling tolong -menolong. Kalau begitu kami permisi dulu,dan kalau nanti ada masalah lagi anda bisa mencari saya lagi." kata Ayah sambil berjalan keluar
"Iya Pak " balas Putu Arya tersenyum
"Om shanti shanti shanti om " Wayan Rasta dan mertuanya mengucapkan salam sebelum meninggalkan rumah itu.
" Om shanti shanti shanti om " balas Putu Arya.
Mereka lalu berjalan menuju rumahnya,akan tetapi dari jauh Wayan Rasta dan Ayah mertuanya melihat ada api terbang di atas rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Nur Bahagia
ayahnya luh ani udah kayak guide dunia makhluk gaib 😁
2024-07-10
0
Yuli
yg saya tau juga leak yg wujud kayak api 🤣🤣
2022-09-29
1
Gede Merta
lanjuuutttt
2022-06-18
0