Pagi harinya..
Hari ini Pak Danar berkunjung ke rumah besannya. Kemarin dia mencari Wayan Rasta ke kebunnya,akan tetapi anak dan menantunya tidak ada di sana. Dia mendapatkan informasi dari para tetangga kalau anak dan menantunya sedang pergi ke rumah Pak Surya.
Setelah sampai di depan rumah Pak Surya , dia lalu mengucapkan salam.
"Om swastyastu," ucap Pak Danar
"Om swastyastu,mari masuk Pak." balas Pak Surya tersenyum
"Iya Pak ," jawab Pak Danar yang ikut tersenyum
"Bagaimana kabarnya Pak ? Kapan pulang dari kota ? " tanya Pak Surya
"Sudah satu bulan yang lalu, kabar Pak Surya bagaimana? " tanya Pak Danar bertanya balik.
"Kabar saya baik Pak," ucap Pak Surya
"Saya kesini mau mencari Wayan Rasta, apa dia ada di sini ?" tanya Pak Danar
"Oh ada Pak, dia lagi dikebun belakang bersama Luh Ani. " balas Pak Surya
" Ayo diminum dulu minumannya Pak" ucap istri Pak Surya
"Terima kasih. Jujur saya merasa tidak enak dengan Pak Surya ,karena Wayan Rasta dan Luh Ani di usir oleh istri saya. Saya benar-benar tidak tahu kalau anak dan menantu saya di usir tanpa sepengetahuan saya. Dan saya begitu kecewa dengan istri saya."ungkap Pak Danar.
" Tadinya saya memang marah mendengar kabar tersebut, tapi saya sudah melupakannya. Karena saya tidak ingin bermusuhan dengan besan saya sendiri."terang Pak Surya sambil menatap Pak Danar.
Mereka lalu mengobrol masalah pekerjaan ,dan 5 menit kemudian Wayan Rasta dan Luh Ani datang.
"Lho Bapak ...Kapan Bapak pulang dari kota ? " tanya Wayan Rasta sambil mencium punggung tangan Bapaknya dan di ikuti oleh Luh Ani.
" Sudah satu bulan yang lalu Bapak pulang . Oh iya, kenapa kamu tidak menghubungi Bapak saat kalian diusir dari rumah ? " tanya Pak Danar kepada putranya.
"Saya hanya tidak ingin masalahnya menjadi besar, dan kalau aku menghubungi Bapak waktu itu, pasti Bapak akan langsung memarahi Ibu. Dan Ibu pasti akan menjadi semakin benci denganku."balas Wayan Rasta menunduk.
" Maafkan Ibumu ya, dari dulu dia selalu seperti itu denganmu."
"Aku sudah memaafkannya Pak, karena walau bagaimanapun dia adalah orang yang telah melahirkanku."ujar Wayan Rasta.
"Wayan ? Semua anak Bapak sudah menikah, dan Bapak akan membagikan warisan untuk kalian . Bapak sudah membaginya sama rata,biar adil . Dan ini uang untukmu, gunakan untuk membangun rumah, membeli motor, dan juga memasang listrik. " sambil menyerahkan surat-surat tanah dan juga uang kepada Wayan Rasta.
" Pak ? aku tidak bisa menerimanya. Lebih baik Bapak simpan, aku tidak mau Ibu marah."sahut Wayan Rasta merasa tidak enak.
"Kamu tidak boleh menolaknya, karena itu adalah hakmu. Selama ini kamu juga selalu membantu Bapak untuk membiayai uang sekoah adik-adikmu. Tenang saja, bapak tidak akan memberi tahu Ibumu mengenai warisan ini. Lagian Bapak selama ini mencari uang ke kota juga untuk anak-anak Bapak.Sebenarnya Bapak membagi warisan itu sekarang, karena Bapak merasa akan terjadi sesuatu dengan diri Bapak . Akhir-akhir ini Bapak selalu bermimpi buruk. Jadi untuk berjaga-jaga ,maka Bapak memutuskan untuk membagi warisan itu secepatnya. "terang Bapaknya.
"Jangan bicara seperti itu Pak, lagian itu juga cuma mimpi . Berdoa dengan Tuhan agar semuanya baik-baik saja.Hubungi saja aku jika nanti Bapak mendapatkan sebuah masalah. Oh iya ,bagaimana kabar Ibu ?" tanya Wayan Rasta menatap Bapaknya.
"Ibumu baik-baik saja, tapi akhir-akhir ini dia sering sekali ke rumah nenekmu, Bapak jadi khawatir." kata Pak Danar menunduk.
" Memang apa yang Bapak khawatirkan ? Bukankah Ibu hanya bertemu Nenek saja ? Apa Bapak tidak suka kalau Ibu bertemu dengan Nenek?" tanya Wayan Rasta
"Bukannya tidak boleh, tapi Nenekmu itu selalu mengajari Ibumu hal-hal yang buruk." sahut Bapaknya menunduk.
" Tidak usah berpikir negatif Pak, mudah-mudah Ibu bisa membedakan mana yang benar dan salah. Karena kita juga tidak bisa melarang seorang ibu dan anak untuk bertemu."
"Kamu memang benar. Oh iya ,kalau begitu Bapak pulang dulu ya ? Takut Ibumu bingung nyari Bapak,karena Bapak diam-diam kesini.Luh Ani Bapak pulang dulu ya ? " pamitnya ,dan dia juga berpamitan dengan orang tua Luh Ani
" Iya Pak ,hati-hati di jalan ," kata mereka berdua.
" Om shanti shanti shanti om, " ucap Pak Danar berpamitan
" Om shanti shanti shanti om."balas mereka semua.
Malam harinya...
Wayan Rasta dan Ayah mertuanya hari ini berada di rumah Putu Arya untuk megebagan bersama beberapa orang warga.
Di bali megebagan adalah tradisi bergadang di rumah duka beberapa hari hingga upacara kremasi.
Malam ini suasana di sekitar rumah duka sangat mencekam,dan anjing melolong bersautan terus menerus.
"Awwwwhhhuuu awwwkong kong awwwwwuuuhh kong kong awuuuuuwww,"
Tepat tengah malam Wayan Rasta dan Ayah mertuanya merasa mengantuk, dan mohon pamit. Teman- temannya melarang mereka untuk pulang, karena saat itu tepat tengah malam,dan terlebih lagi suasana di luar sangat menakutkan. Akan tetapi mereka tidak mendengarkan ucapan teman-temannya.
Jarak rumah Pak Surya ,dan rumah Putu Arya memang sangat dekat,hanya melewati 2 rumah milik tetangganya saja. Akan tetapi suasana di jalan itu begitu gelap,dan sangat sepi. Mereka pulang berjalan kaki ,dengan diterangi lampu petromak.
Tidak jauh dari rumah Putu Arya terdengar suara tek...tek...tek.. di belakang mereka. Dan mereka pun memberanikan diri untuk menoleh ke belakang, akan tetapi tidak ada apapun di belakangnya.
Setelah itu terdengar suara mbeekk..., dan saat mereka menoleh kebawah nampak seekor anak kambing tanpa bulu, berkulit hitam legam,dan kepalanya masih berupa manusia yang tersenyum lebar.
Mereka sontak berlari,dan setelah melihat Leak kambing itu sudah tidak ada,mereka berhenti karena kelelahan. Kemudian ada seorang wanita tua yang menghampiri dan bertanya kepada mereka.
" Kenapa kalian tergesa-gesa ? "tanya Nenek itu.
"Tadi saya melihat Leak kambing Nek." jawab Wayan Rasta berjongkong ,dan terengah-engah.
" Oh itu mungkin teman Nenek ." jawab si Nenek sambil tertawa
" Hi.....hi.....hi.......hi..." Nenek itu tertawa sambil memandang mereka.
Mereka lalu melihat ke atas,dan ternyata si Nenek berkepala kambing, dengan dua taring yang panjang.
Wayan Rasta dan Ayah mertuanya sudah tampak ketakutan. Mereka menutup matanya karena merasa takut melihat Nenek itu. Raut wajahnya sudah terlihat begitu pucat pasi.Jantungnya terus berdebar dan tubuhnya gemetar. Mereka langsung lari, dan setelah sampai di depan rumahnya ternyata sudah jam 05:00. Padahal mereka merasa kejadian menakutkan itu tidak sampai setengah jam. Setelah itu, mereka langsung mengetuk pintu.
"Tok...tok..tok..om swastyastu " ucap Wayan Rasta dan Pak Surya bersamaan.
"Om swastyastu," balas Ibu mertuanya.
Mereka langsung masuk dan duduk di ruang tamu
"Kalian sebenarnya dari mana ? Kami dan para warga mencari kalian kemana-mana, tapi tidak ketemu." Luh Ani dan Ibunya menatap mereka dengan perasaan khawatir.
Mereka lalu menceritakan semuanya.
" Ayah juga merasa bingung,sampai rumah malah sudah jam 05:00. Padahal jarak rumah Putu Arya sangat dekat. Dan kita juga pulang tengah malam." ungkap Pak Surya dengan wajah bingung.
"Tapi untung kalian bisa pulang, besok-besok tidak usah pulang tengah malam."kata Luh Ani merasa kasihan dengan Ayah dan suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Nur Bahagia
hadeehh dah ga usah sungkan2.. terima aja, orang udah hak nya..kalo di balikin ke bapaknya takut nanti di rampas sama ibunya, kan ibunya lagi belajar ilmu pelet biar bpknya tunduk 😁
2024-07-11
0
Herry Ruslim
mantap ceritanya, horor banget dan membuka wawasan reader tentang mahluk gaib di Bali, ternyata leak itu beraneka jenis ... teruskan Thor...
2022-12-11
0
🤗🤗
seruuu
2022-07-01
0