Wayan Rasta dan mertuanya berlari menuju kerumahnya. Setelah sampai dirumahnya api itu langsung pergi.
"Ayah ? Kenapa apinya bisa terbang ?" tanya Wayan Rasta menatap Ayah mertuanya dengan wajah yang terlihat bingung.
"Wayan ,yang kamu lihat itu bukanlah api biasa . Api itu adalah perwujudan dari Leak. Leak berwujud api biasanya muncul ketika perkumpulan Leak sedang latihan.Sudah lupakan saja , yang penting dia sudah pergi." kata Ayah mertuanya.
Mereka kemudian masuk ke dalam untuk tidur.
Dirumah orang tua Wayan Rasta...
Ibu Tari sedang bertengkar dengan suaminya karena masalah Wayan Rasta yang di usir. Pak Danar yang baru datang dari kota begitu kaget mendengar ucapan istrinya kalau Wayan Rasta telah dia usir.
"Kenapa Wayan Rasta mesti di usir ? Kamu juga mengusirnya tanpa seizin dariku . Sifatmu itu tidak menghargaiku sebagai kepala keluarga di rumah ini. Seharusnya kamu bertanya dulu denganku, bukannya bertindak sendiri. Awalnya aku memang tidak menyukai Wayan Rasta menikah dengan Luh Ani. Tapi aku melihat umur Wayan Rasta juga tidak muda lagi,dan dia juga sangat mencintai Luh Ani, jadi kita sebagai orang tuanya harus bagaimana lagi ? Kamu mau anak kita tidak menikah selamanya ? "Pak Danar bicara dengan istrinya sambil berkacak pinggang . Setelah itu Pak Danar pergi ke kamarnya untuk tidur.
Ibu Tari hanya diam saja di ruang tamu. Dia tidak merasa senang jika suaminya pulang. Kalau suaminya ada rumah, maka dia selalu di marahin olehnya.
Tiba-tiba Pak Danar keluar lagi dari kamarnya.
"Bu ? Apa kamu tidak pernah mencuci sprei kamar kita ? Sekarang cepat ganti dulu spreinya ,karena aku merasa tidak nyaman tidur dengan sprei kotor. Aku heran sama kamu, kita sudah menikah begitu lama ,dan bahkan sudah memiliki cucu,tapi kamu seperti tidak tahu apa yang aku suka dan tidak aku suka" ungkap Pak Danar . Dia bicara dengan dada naik turun ,dan mata melotot karena marah kepada istrinya.
"Pak ? Aku sudah mengganti spreinya kemarin,dan aku juga menggantinya sebelum kamu datang ,jadi mana mungkin langsung kotor."Ibu Tari bicara dengan alis mata rendah mendekati mata ,dan tersimpul jelas, yang membuat lebih banyak kerutan.
"Tapi aku merasa tidak nyaman tidur disana. Setiap tidur disana badanku jadi gatal-gatal. Lebih baik kamu ganti saja sprei itu." Pak Danar bicara dengan suara yang sangat lantang dan marah.
Ibu Tari langsung pergi ke kamarnya dengan kepala dan alis mengarah kebawah,dan menunjukkan muka yang sangat masam.
"Ugh, sial ! Hidupku akan terasa tenang jika dia pergi ke kota. Walaupun dia tinggal di kota untuk selamanya ,aku juga tidak masalah. Yang penting dia selalu ingat untuk mengirim uang kepadaku setiap bulan. Dari pada di sini ,dia selalu membuatku menangis. Aku bertahan disini bukan karena aku sangat mencintai laki-laki seperti dia , tapi aku bertahan disini karena dia sangat kaya ,dan selalu di hormati oleh orang lain." Ibu Tari bicara di dalam hatinya dengan wajah yang masih kesal.
Dia kemudian keluar menemui suaminya di ruang tamu.
"Pak ? Ayo balik ke kamar, aku sudah selesai mengganti sprei. " Ibu Tari menepuk bahu suaminya yang lagi tidur di ruang tamu.
Pak Danar langsung bangun.
"Pak ? Malam ini aku tidur di rumah Ibuku ya ? Tadi aku di telepon sama Ibu, katanya dia lagi sakit."kata Ibu Tari berbohong. Dia ingin kerumah Ibunya karena takut kalau suaminya marah-marah lagi kepadanya.
"Ini kan sudah malam,apa kamu berani pergi kesana ? " suaminya bertanya dengan alis mata terangkat.
"Berani dong Pak, lagian rumah Ibu kan tidak jauh dari sini." jawab Ibu Tari menatap suaminya.
"Baiklah kalau begitu, kalau ada masalah cepat hubungi aku." ucap suaminya yang langsung masuk ke dalam kamarnya.
Ibu Tari kemudian keluar dari rumahnya. Rumah orang tuanya tidak jauh dari rumah suaminya, hanya melewati empat rumah dari rumah suaminya. Kalau Pak Danar di rumah , maka dia lebih sering ke rumah orang tuanya.
Mertua Ibu Tari sudah lama meninggal , dan Ayahnya sendiri juga sudah lama meninggal. Sekarang Ibunya tinggal sendiri di rumahnya.
Setelah sampai di depan rumah Ibunya.
" Om Swastyastu ! " Ibu Tari mengucapkan salam di depan rumah Ibunya.
"Om Swastyastu ! jawab Ibunya dengan raut wajah yang kaget karena melihat putrinya datang.
Dia langsung masuk ke dalam dengan wajah cemberut.
"Biang ( Ibu ) , malam ini aku mau tidur disini ya ? Aku malas sekali tidur dengan suamiku." Ibu Tari langsung duduk di ruang tamu.
"Memangnya ada masalah apa lagi ? Setiap suamimu dirumah ,kamu lebih banyak tidur disini."Ibunya langsung duduk di samping putrinya.
"Aku tidak kuat dirumah kalau suamiku ada disana." balasnya dengan wajah cemberut.
"Harusnya kamu merasa senang kalau suamimu berada di rumah. Ini malah tidur disini,kamu ini memang aneh sekali. Kamu sudah memiliki seorang cucu, jadi jangan bertingkah seperti anak kecil." jawab Ibunya kesal.
"Biang ( Ibu ) ,aku tidak suka sifat suamiku. Dia itu selalu marah-marah denganku. Apa yang aku kerjakan selalu salah dimatanya. " dia bicara sambil menunduk.
" Ya sudah, lebih baik sekarang kamu tidur. Nanti Biang yang akan mencarikan solusi mengenai masalahmu itu." sambil menyentuh tangan anaknya.
Ibu Tari lalu masuk ke kamarnya dengan wajah yang masih terlihat cemberut.
Jam 01:00 Ibu Tari terbangun ,karena suasana dirumahnya sangat panas.
"Aduhh, panas sakali sih ! " gerutu Ibu Tari sambil mengibas - ngibaskan tangannya di depan wajahnya.Dia kemudian bangun dari tempat tidurnya, dan setelah itu menuju kedapur untuk mengambil air minum .
Selesai mengambil air dia masuk ke kamar Ibunya untuk mencari kipas tangan.
"Lho..Biang kemana ? Kok malam-malam begini biang tidak ada di kamarnya ? " Dia langsung keluar dari kamar Ibunya. Dia mencari Ibunya ke segala ruangan,tetapi dia tidak menemukan Ibunya. Wajah Ibu Tari tampak begitu khawatir .
"Biang kemana sih ! " Dia lalu keluar dari rumahnya. Di depan rumah orang tuanya adalah sebuah jalan pertigaan . Dia celingak-celinguk mencari Ibunya.
Saat melihat kearah jalan pertigaan,dia tidak sengaja melihat ada sosok orang yang sedang menari-nari dengan menaikkan satu kakinya secara bergantian , sambil mengibas-ngibaskan kain putih. Di bali ini disebut sebagai ritual NGEREH . Ngereh ini adalah ritual seorang penekun ilmu Leak untuk merubah wujudnya.
Ibu Tari mengintip dari pintu pagar yang jaraknya lumayan dekat. Sosok itu hampir berubah wujud menjadi seorang Leak.
"Kok wajahnya seperti Biang ? " pikirnya
Dari rambut orang itu muncul api bertumpang - tumpang. Ibu Tari merasa ketakutan melihat sosok Leak tersebut . Dia langsung lari ke dalam kamarnya dengan perasaan yang masih tidak tenang.
"Itu pasti orang yang lagi ngeleak.Ini adalah pertama kalinya aku melihat orang yang lagi ngeleak. Ternyata rupanya serem sekali, dan seandainya aku tahu akan melihat orang ngeleak disini ,mending tidur dirumah saja . Tapi wajahnya kok seperti mirib Biang ? Atau jangan-jangan itu adalah Biang lagi. " Ibu Tari bicara sendiri dengan wajah pucat pasi ,jantung berdebar dan tangan gemetar karena merasa takut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Nur Bahagia
kalo dari sifat kirain bu tari yg punya ilmu leak.. ternyata ibu nya yg keliatan lemah lembut yg punya ilmu leak..ngeri nih modelan org begini, diem2 ternyata..
2024-07-10
0
나의 햇살
kalau Biang itu dalam bahasa Batak artinya anjing
2022-06-27
1
나의 햇살
ya kan memang salah, coba kau bilang sama ibumu kalau kau ngusir anak dan istrinya biar tau apa reaksinya
2022-06-27
2