Episode 10

Refa sudah selesai menjahit luka tangan Samuel. ia jga merasa lega karena lukanya segera di tangani. Ia tidak habis pikir dengan apa yang di lakukan Samuel hingga tangannya terluka seperti ini.

" Sekarang sudah selesai aku jahit dan lukanya tidak boleh terkana air, itu akan menghambat proses kesembuhannya " ucap Refa

" Terima kasih sudah mau datang malam-malam kesini untuk mengobati ku " ucap Samuel senang ia berpikir jika Refa mempunyai perasaan juga padanya

" Ini sudah menjadi tanggung jawab ku sebagai Dokter " ucap Refa

" Maksud mu " tanya Samuel bingung karena bukan itu jawabnya yang harusnya keluar dari mulut dokter cantik itu

" Maksud dokter Refa adalah dia tidak keberatan jika harus datang ke rumah sakit, karena beliau sering datang kesini jika keadaannya darurat tapi bukan seperti sekarang datang hanya untuk menjahit luka bukan operasi pasien " ucap suster terlihat sinis pada Samuel

" Sial, aku kira dia kesini karena perhatian padaku.. akh tapi ternyata malah disamakan dengan pasien lainnya, tapi aku tidak boleh menyerah.. aku bisa mendapatkan hatimu kembali " ucap Samuel dalam hatinya

" Sebaiknya kamu istirahat.. hati ini pasti sudah lelah " ucap Refa sambil tersenyum

" Baru kali ini dokter Refa tersenyum padaku, astaga senyumannya itu membuat jantungku rasanya ingin lompat.. aku tidak rela jika dokter Refa pergi sekarang dari sini " batin Samuel

" Kenapa dia bisa terluka dalam keadaan seperti ini, sebenarnya apa yang dia lakukan, tapi ini bukan urusanku.. haruskah aku bertanya padanya " batin Refa

" Dokter Refa mohon maf karena pasien yang sudah di tangani seperti ini malah merepotkan mu.. sekali lagi aku minta maaf " ucap dokter yang jaga hari ini

" Tidak masalah.. dia juga tadi pasien yang tadi pagi aku operasi, jangan merasa bersalah seperti itu " ucap Refa

" Tuan ada yang bisa saya bantu lagi " ucap Suster menatap sinis pada Samuel

" Aku mau makan " ucap Samuel yang tak kalah sinisnya pada suster itu

" Tapi Tuan, ini sudah tengah malam, tidak ada Makanan yang di sediakan pihak rumah sakit " ucap Suster itu

" Tolong belikan.. ini uangnya " ucap Samuel

" Astaga ini Pasien benar-benar menjengkelkan, pantas saja tadi Linda bilang dia Pasien rese " batinnya

" Kalau begitu biar saya yang belikan makanan untuk mu " ucap Refa

" Eh jangan dok, biar saya saja " ucap suster yang jaga itu dengan terpaksa karena tidak mau merepotkan Dokter Refa lagi

" Untung suster ini mau aku suruh-suruh jadi aku bisa berduaan dengan dokter Refa " batin Samuel

" Dari tadi ke " ucap Samuel

" Astaga dia ternyata memang seperti itu pada orang lain yang ada disini, pantas saja dia di sebut Pasien yang susah di tangani " batin Refa

Suster itu langsung pergi dari ruangan Samuel dengan perasaan kesal dan marah yang ia tahan, belum ada pasien yang seperti Samuel sebelumnya.

Diruangan itu hanya ada Refa, Samuel dan dokter jaga. Merasa sedikit canggung akhirnya Refa memutuskan untuk pamit pulang pada Samuel.

" Karena keadaan mu sudah membaik, aku pamit pulang ya " ucap Refa

" Tapi dok, tolong temani saja menunggu Makanan itu datang.. aku mohon " pintanya

" Kenapa pasien ini sedikit berbeda jika bicara dengan dokter Refa beda sekali jika bicara padaku dan suster"

" Baiklah " ucap Refa dengan terpaksa lagian menunggu beberapa menit juga tidak sulit pikirannya.

Dokter jaga itu pun pamit kepada Samuel dan Dokter Refa karena ia juga harus mengecek pasien yang lainnya.

" Dokter Refa saya pamit mengecek pasien yang lainnya " ucapnya

" Baiklah " Jawabnya

Samuel Seneng ternyata dokter jaga itu meninggalkan dirinya dengan dokter Refa berdua di ruangannya. Ia tidak akan membuang-buang waktu untuk mendekati Dokter Refa.

" Dokter, apa dokter Lelah " tanya Samuel

" Sedikit " ucapnya Refa

" Apa dokter sudah makan " tanya Samuel

" Sudah tadi " ucap Refa singkat

" Dok, apa dokter tidak takut ke rumah sakit tengah malam " tanya Samuel

" Tidak, lagian jarak antara apartemen dan rumah sakit ini dekat " ucapnya Refa duduk di sofa yang ada disana

" Dokter tinggal Di Green apartemen " tanya Samuel

" Ia "

" Lantai berapa Dok " tanya Samuel antusias

" Itu masalah Pribadi saya, anda tidak harus tahu " ucap Refa

" Maafkan saya " ucap Samuel dengan wajah sedihnya

" No problem " jawabnya

" Sudah juga ya mendekati Dokter Refa.. tapi semakin dia cuek semakin aku penasaran padanya " batin Samuel

" Kenapa sih lama suster itu membeli makananya.. " batin Refa

" Dokter bukan orang Singapura Asli kan " tanya Samuel memulai kembali pembicaraannya

" Dari mana Kamu tahu " tanya Refa

" Sepertinya Anda orang Indonesia, apa benar " ucapnya pura-pura menebak padahal dia tahu karena sudah menyelidiki informasi tentang dokter Refa

" Dari mana dia tahu, apa dia mencari tahu informasi tentang aku " batin Refa

" Saya memang bukan orang Singapura, saya asli orang Indonesia dan saya dinegara ini baru satu tahu " ucap Refa

" Orang Indonesia, wah ternyata kita satu negara yang sama " ucapnya Samuel sambil tersenyum

" Kamu orang Indonesia juga " tanya Refa kaget

" Betul Sus, saya tinggal di Jogjakarta " ucap Samuel

" Oh, saya tinggal di Jakarta " ucap Refa

" Ternyata kita benar-benar satu negara.. kalau jodoh ga kemana " ucap Samuel senang

" Maksud anda " tanya Refa

" Tidak, aku senang saja karena aku punya teman satu negara " ucap Samuel mengalihkan pembicaraan

Setelah pembicaraan Samuel tidak di jawab oleh Refa keadaan menjadi sepi dan tampak canggung. Tak lama kemudian Suster itu datang membawakan makanan untuk Samuel.

Karena suster itu sudah datang Refa pamit pada Samuel untuk pergi pulang, Sebenarnya Samuel ingin menahan Refa di ruangannya lebih lama namun niatnya itu ia urungkan karena melihat wajah Refa yang tampak lelah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!