Tampak Pasien pertama yang Refa tangani sudah sadarkan diri, ia melihat pemandangan sekitar yang terlihat asing baginya. Ia baru ingat jika dia baru selesai menjalani operasi.
" Apa operasinya berjalan lancar, kenapa aku tidak merasakan sakit sama sekali " ucapnya dalam hatinya
Ketika ia ingin duduk di ranjangnya tampak beberapa alat masih menempel di tubuhnya. Ia langsung memencet tombol emergency, tombol itu biasanya di gunakan ketika keadaan pasien darurat agar para suster dan dokter segera pergi keruangan tersebut.
Ceklek,,
Suster dan dokter segera datang keruangannya tak lama setelah pasien itu memencet tombol tersebut.
" Tuan, anda sudah sadar, apa ada yang bisa Kami bantu " ucap suster itu dengan khawatir
" Tuan, apa yang anda rasakan sekarang biar saya periksa " ucap sang dokter
" Kamu bukan dokter yang tadi di ruang operasi kan?? " tanya pasien itu
" Maaf Tuan maksud anda Dokter Refa, mohon maaf karena Dokter Refa hanya bertugas mengoperasi pasien dan untuk pemeriksaan pasca operasi dilakukan Dokter Amel " jawabnya sang suster
" Tidak mau, aku mau Dokter yang tadi mengoperasi ku yang memeriksa ku, dia lebih tahu kondisi ku sekarang " ucapnya dengan nada marah
" Tapi Tuan, ini sudah prosedur rumah sakit " ucap Sang Suster tampak kebingungan
" Aku tidak mau tahu.. kalau kalian tidak mau membawa dokter itu kesini, biar aku yang akan pergi mencarinya " ucapnya dengan senyum liciknya
" Bagaimana ini dok?? " bisik sang suster pada Dokter Amel
" Ya mau bagaimana lagi,, Dia pasien VVIP disini dan keadaannya juga belum pulih,, kamu panggilkan saja dokter Refa " ucap Dokter Amel
" Malah mengobrol, cepat panggilkan atau aku pergi sekarang " ancamnya
" Baik Tuan, saya akan pergi mencari Dokter Refa, tapi saya tidak janji akan membawanya cepat karena beliau sedang menangani Pasien lain " ucap sang suster
" Pokonya aku mau dia kesini " ucapnya
" Baik kalau begitu kami permisi " ucap sang dokter
Mereka pergi dari ruangan itu, pasien yang baru mereka tangani, galak dan suka marah-marah tingkah seperti itu tidak bisa mereka tangani.
Mereka berdua masuk ke ruang operasi kebetulan Refa sudah menyelesaikan pekerjaannya. Ia tampak bingung karena Dokter Amel yang menjadi salah satu temen Refa menghampirinya.
" Amel, ada apa kemari " tanya Refa heran
" Kamu bisa tangani dahulu salah satu Pasien ku.. Rasanya jengkel menghadapinya " ucap Amel
" Ada apa ini sus " tanya Refa bertanya pada suster yang tampak kagum akan penampilan Refa
" Eh maf Dokter Refa, Pasien yang tadi anda tangani operasi meminta anda ke ruangannya " ucapnya
" Memangnya ada apa.. bukannya tadi operasinya berjalan lancar " ucap Refa bingung
" Beliau ingin di periksa oleh anda, karena anda yang paling tahu kondisinya " ucap sang suster
" Sudah sana cek dulu pasien itu, dia kelas VVIP " ucap Amel
" Tapi.. " ucap Refa Ragu
" Hanya beberapa menit saja,, masih bisa ko " ucap Amel
" Baiklah, tapi ini ada imbalannya " ucap Refa sambil tersenyum
" Nanti aku belikan kopi kesukaan mu " ucap Amel sambil tersenyum
Dokter Refa dan Suster pergi keruangan pasien yang galak itu, masih ada waktu dua puluh menit lagi menuju ruang operasi.
Ceklek,,
Refa membukakan pintu ruangan itu, tampak pasien itu duduk di ranjang dengan wajah masam melihat kedatangan Refa.
" Selamat siang Tuan, bagaimana keadaan Tuan,, apa Tuan masih merasakan kesakitan pasca operasi " ucap Refa dengan serakah mungkin meskipun wajah pasien itu masam
" Jangan panggil Saya Tuan,, panggil saya Samuel " ucapnya pasien dengan wajah senyum membuat Refa dan suster itu heran
" Apa dia punya kepribadian ganda,, tadi mukanya masam tapi sekarang kenapa dia senyum manis seperti itu " batin Refa
" Wah dokter Refa memang hebat, aku bisa melihat aura kehebatan disini bisa menaklukkan tuan galak ini, ternyata benar kata orang Dokter Refa memang hebat " batin sang suster
" Rasanya aku senang saja jika melihat wajah dokter ini entah mengapa jantung ku juga berdebar-debar " batin Samuel
" Baik Samuel, biar saya cek dulu kondisinya pasca operasi, coba berbaring terlebih dahulu " ucap Refa mengambil alat-alat yang biasa ia gunakan.
" Dia cantik juga kalau dilihat dari dekat " batin Samuel
Refa mulai memeriksa keadaan Samuel, dari mulai tekanan darah, detak jantung, infusannya juga. Ia juga tak lupa melepaskan alat pernapasan yang sebelumnya di gunakan oleh Samuel.
Refa melakukan pemeriksaan itu sendiri karena Samuel tidak mau di sentuh oleh sang suster, ia akan nurut jika sama Refa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Sumawita
Samuel jatuh cinta pada pandangan pertama
2022-08-01
0