Disebuah cafe elit yang terletak dipusat kota, Zyl mengajak Lyora untuk bertemu.
Zyl ingin tahu alasan sebenarnya sang kakak mengakhiri hubungannya dengan Lyora.
Zyl merasa ganjal dengan hubungan keduanya yang berakhir hanya karena ketidakcocokan semata. Pasalnya Zyl tahu betul bahwa Zean sangat mencintai gadis itu.
Kini Zyl dan Lyora sudah duduk saling berhadap-hadapan. Jika biasanya Zyl selalu bersikap ceria, namun untuk kali ini tidak. Raut wajahnya tampak terlihat datar.
Begitupun dengan Lyora. Sedari tadi ia hanya mampu menundukkan pandangannya, merasa malu dan berpikir bahwa Zean pasti sudah menceritakan semua aibnya pada keluarganya itu sampai-sampai Zyl memintanya untuk bertemu.
10 menit berlalu, keduanya masih sama-sama terdiam. Belum ada yang memulai pembicaraan. Hingga akhirnya terdengar helaan nafas berat yang keluar mulut Zyl.
Zyl menatap Lyora lekat, lalu berdehem untuk menghilangkan kecanggungan.
"Maaf jika aku sudah mengganggu waktumu Lyora. Aku akan langsung pada intinya." ucapan Zyl membuat Lyora menengadahkan kepalanya hingga pandangan mereka bertemu.
"Apa ini soal Zean?" tanya Lyora dengan nada berat.
"Ya benar. Aku ingin tahu apa yang membuat Zean tiba-tiba mengakhiri hubungannya denganmu?"
Deg.
Kenapa Zyl menanyakan hal itu? Apa Zean tidak memberitahunya bahwa hubungan kami berakhir karena aku dan Devan sudah...
"Lyora?!" panggil Zyl saat melihat Lyora tak merespon pertanyaannya.
"Ya?"
"Kau baik-baik saja?"
"Y-ya aku baik-baik saja." jawab Lyora sambil menormalkan ekspresinya.
"Baiklah, jadi bisa kau katakan kenapa hubungan kalian berakhir?"
"Kenapa kau menanyakan hal itu padaku Zyl? Apa Zean tidak mengatakan alasannya padamu kenapa kami berpisah?" Lyora balik bertanya. Membuat Zyl menghembuskan napas kasar.
"Ya, dia mengatakannya. Dia mengatakan pada keluarga kami bahwa hubungan kalian berakhir karena sudah tidak ada kecocokan lagi. Tapi aku yakin bukan itu alasan sebenarnya. Pasti ada alasan lain yang dia sembunyikan dari kami. Oleh sebab itu aku ingin mengetahuinya darimu."
"Kau tahu Lyora, saat Zean baru saja pulang dari Sydney dia berencana akan melamarmu. Bahkan dia sudah memesan cincin khusus untukmu. Dan keluarga kami sangat mendukung keputusannya itu."
"Tapi tiba-tiba dia memberitahu bahwa kalian telah berpisah. Tentu kabar itu membuat seluruh keluarga kami merasa terkejut." terang Zyl.
Seketika tubuh Lyora membeku. Matanya berkaca-berkaca saat mendengar penuturan Zylvania.
Ia tidak menyangka bahwa hari itu Zean datang untuk melamarnya. Bahkan Zean sampai rela menutupi aibnya meski ia sudah menyakiti lelaki itu begitu dalam.
Tanpa disadari bulir bening keluar dari sudut mata Lyora. Lalu dengan cepat ia menghapusnya dan menatap Zyl lekat-lekat.
"Seandainya kau tahu alasan sebenarnya Zean memutuskan hubungan denganku, aku yakin setelah ini kau pasti akan membenciku Zyl." lirih Lyora.
"Kenapa aku harus membencimu? Memangnya apa yang sudah kau lakukan pada Kakakku?" tanya Zyl dengan ekspresi serius.
Perlahan Lyora menarik nafas dalam-dalam sembari berusaha mengumpulkan keberanian untuk mengatakan semuanya pada mantan calon adik iparnya itu.
"Aku...aku sudah menyakiti Zean."
******
Tak ingin larut dalam kesedihan, Ellina mencoba berjalan-jalan kesebuah swalayan terdekat.
Dengan berbekal uang seadanya, Ellina berniat untuk membeli susu ibu hamil.
Bagaimanapun Ellina harus tetap memperhatikan kesehatan janin didalam kandungannya. Agar janin itu bisa berkembang dengan baik.
Namun tiba-tiba hal yang tidak diinginkan terjadi. Ketika Ellina hendak membayar susu tersebut tiba-tiba dompet yang ia taruh didalam tas mendadak hilang.
"Do-dompetku?!" pekik Ellina.
Ellina berusaha mencari dompetnya dengan mengobrak-abrik isi tasnya dengan raut wajah panik. Akan tetapi dompet itu tetap tidak ada.
"Bagaimana Nona? Anda jadi membeli susu ini?" tanya petugas kasir.
"Sebentar! Sepertinya aku kehilangan dompetku." jawab Ellina.
Disaat Ellina sedang kebingungan, tiba-tiba sebuah suara dari arah belakang mengalihkan perhatiannya.
"Ada apa Nona?" tanya seorang wanita paruh baya.
Sontak Ellina pun menoleh hingga pandangan matanya bertemu dengan Andita yang juga sedang berbelanja disana dan tengah mengantri.
"S-saya...s-sepertinya saya kecopetan Nyonya." jawab Ellina.
"Sudah dicari dengan benar? Atau mungkin kau lupa membawa dompetmu?" tanya Andita.
"Tidak Nyonya. Saya ingat betul kalau saya sudah membawanya."
Mendengar penuturan perempuan didepannya, Andita merasa prihatin. Ia pun berjalan maju kedepan kasir, lalu berinisiatif membayar susu yang hendak dibeli oleh Ellina.
Awalnya Ellina menolak bantuan Andita, namun setelah dipaksa akhirnya Ellina pun menerimanya.
"Terimakasih Nyonya! Saya janji, jika kita bertemu lagi saya akan mengganti uang anda." ucap Ellina sungguh-sungguh saat keduanya keluar dari swalayan dan berjalan menuju parkiran.
Andita tersenyum lembut.
"Tidak perlu. Aku ikhlas membantumu. Apalagi kau sedang hamil." ucap Andita yang melihat Ellina terus mengusap perutnya. "Kalau boleh tahu siapa namamu?" tanyanya.
"Namaku,, namaku Ellina Nyonya." jawab Ellina.
"Ellina? Nama yang cantik."
Ellina tersenyum tipis.
"Terimakasih Nyonya."
"Lalu dimana suamimu? Kenapa dia tidak mengantarmu berbelanja?"
Deg.
Seketika Ellina menghentikan langkahnya hingga membuat langkah Andita pun ikut terhenti.
"Suamiku..."
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Nurfitri Susanti
lahhh up nya kx
2022-06-25
0
Nurfitri Susanti
lg dong ka authooorrrr lg asik² nya
2022-06-25
0
Nurfitri Susanti
andita mama nya zean yah lpa q nya,,,hadeh kx authorrr dkt² amat sih
2022-06-25
0