"Bagaimana hari pertamamu bekerja Ell?! Apa kau mendapat kesulitan?" tanya Tiara ketika keduanya sedang berada dikantin kantor.
Saat ini mereka berdua tengah menikmati makan siang bersama.
Ellina menggelengkan kepalanya lalu tersenyum pada Tiara.
"Sama sekali tidak Ra! Seniorku sangat baik. Dia selalu memberiku arahan sebelum aku bertanya padanya." jawab Ellina dengan raut wajah senang.
Mendengar jawaban Ellina, Tiara menghela nafas lega.
"Ah syukurlah kalau begitu! Aku senang mendengarnya. Sekali lagi aku minta maaf padamu Ell, karena aku sudah menawarkan pekerjaan yang kurang pantas untukmu. Sejujurnya aku merasa tidak enak hati melihatmu bekerja sebagai cleaning service disini." ucap Tiara penuh sesal.
"Untuk apa kau meminta maaf Ra?! Justru aku yang seharusnya berterimakasih padamu, karena kau sudah membantuku mendapatkan pekerjaan ini dengan mudah. Jika tidak, mungkin bulan depan aku akan didepak oleh ibu kos karena tidak bisa membayar uang bulanan." jawab Ellina seraya tertawa kecil.
Tiara pun ikut tertawa menanggapi ucapan Ellina.
"Kau ini bisa saja!" ucap Tiara. "Oh ya, aku punya sesuatu untukmu!"
"Apa?" tanya Ellina.
Tiara meraih paper bag yang ia taruh disamping tempatnya duduk. Lalu gadis itu mengeluarkan sesuatu dari sana.
"Ini untukmu Ellina. Kau pasti membutuhkannya!" Tiara menyodorkan sebuah dus kecil yang berisikan ponsel didalamnya.
Ellina terperangah. Mulutnya bahkan sampai terbuka kala ia melihat sesuatu yang diberikan oleh sahabatnya itu. Ellina menatap dus didepannya dan Tiara secara bergantian.
"Untukku?!" tanya Ellina tidak percaya.
Tiara mengangguk dan tersenyum pada Ellina.
"Ya Ell. Ponsel ini untukmu! Ambilah!"
"Ta-tapi ini terlalu berlebihan Ra! Aku tidak.."
"Suatu saat kau pasti membutuhkannya Ellina! Bagaimana jika Pamanmu tiba-tiba datang dan kau tidak bisa menghubungi seseorang untuk membantumu?! Jadi kau harus menerima ini oke?!"
Ellina terdiam. Sungguh perasaannya saat ini begitu campur aduk.
Ia tidak menyangka Tiara sampai memikirkan keselamatannya sejauh itu.
Seketika bulir bening jatuh dari pelupuk mata Ellina. Ia tidak bisa lagi membendung perasaan harunya saat menerima barang pemberian dari sang sahabat.
Demi apapun Ellina berjanji ia tidak akan pernah melupakan semua jasa Tiara terhadap dirinya.
"Kenapa kau baik sekali padaku Tiara? Padahal kita baru saja kembali bertemu." tanya Ellina dengan suara tersendat.
"Karena aku sudah menganggapmu seperti saudaraku Ellina. Dan sudah sewajarnya seorang saudara berbuat baik pada saudara lainnya." jawab Tiara lugas.
Mendengar jawaban Tiara membuat air mata Ellina menderas.
Ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan agar isakannya tidak terdengar oleh penghuni kantin.
Namun percuma. Ellina begitu emosional hingga alhasil beberapa karyawan yang mendengar isakan Ellina langsung melihat kearah mereka berdua dan memandang dengan penuh tanda tanya.
"Ellina! Sudah jangan menangis! Semua orang melihat kearah kita! Aku tidak ingin mereka berpikir jika kita sedang berselisih!" bisik Tiara sambil menundukkan pandangannya dan menutupi sebagian wajahnya dengan tangan karena merasa malu.
Belum Ellina menjawab, tiba-tiba terdengar suara alarm berbunyi. Pertanda jam istirahat bagi para petugas kebersihan dan keamanan telah usai.
Tiara pun segera memberitahu Ellina hingga seketika gadis itu menghentikan tangisnya dan menghapus air matanya.
"Sekali lagi terimakasih banyak Ra! Aku tidak tahu bagaimana caranya membalas kebaikanmu?! Tapi aku janji jika nanti aku sudah menerima gaji, aku akan mengganti uangmu untuk ponsel ini." ucap Ellina karena ia tak ingin terlalu banyak berhutang budi pada Tiara.
"Kau tidak perlu memikirkan itu. Simpan saja uangmu, kau lebih membutuhkannya! Lagipula aku tidak menganggap ini sebagai hutang! Jadi kau tidak perlu khawatir!"
"Tapi Ra.."
"Sudah sana cepat pergi! Bisa-bisa kau kena marah seniormu lagi!" usir Tiara karena ia tak ingin mendengar bantahan apapun lagi dari Ellina.
Akhirnya Ellina pun pasrah dan menerima ponsel itu dengan cuma-cuma.
"Baiklah kalau begitu! Terimakasih Ra! Aku akan kembali bekerja!"
Tiara mengangguk. Sedangkan Ellina segera bangkit dari duduknya dan pergi dari kantin.
******
"Frruuhhh!! Minuman apa ini?!" teriak Zean setelah menyemburkan minuman dari dalam mulutnya.
Seorang office girl yang baru saja mengantarkan kopi untuk Zean bergidik ketakutan saat melihat kemarahan diwajah atasannya itu.
"Apa kau tidak bisa bekerja dengan benar, hah?! Apa kau ingin membuatku mati karena diabetes?!" bentak Zean.
Dengan kasar ia menaruh cangkir berisikan kopi itu diatas meja, hingga cipratannya berceceran kemana-mana.
"Ma-maaf Tuan, sa-saya..."
"Bersihkan semuanya! Dan suruh orang lain membuatkan kopi yang baru! " potong Zean. Masih dengan nada marah.
"Ba-baik Tuan!" jawab gadis itu cepat.
Dengan raut wajah pucat pasi dan ketakutan, office girl itu segera berjalan menghampiri meja kerja Zean, lalu mengelap ceceran kopi diatas sana.
Setelah selesai, ia mengambil cangkir dan buru-buru pergi dari ruangan tersebut.
"Sial! Kenapa semua orang suka sekali membuatku kesal!" ucap Zean sambil melonggarkan dasinya dan duduk diatas kursi. Ia membuka beberapa dokumen yang ada dihadapannya.
Sudah beberapa hari ini mood Zean benar-benar kacau. Semenjak berpisah dari Lyora, Zean menjadi pribadi yang lebih tempramental.
Apapun yang dikerjakan bawahannya selalu salah dimatanya.
Bahkan tak jarang mereka semua terkena amukan Zean jika sedikit saja ada kesalahan dalam bekerja.
Untuk sesaat Zean terdiam. Ia menghela nafas kasar sembari menutup kembali dokumen tersebut.
Kemudian Zean menghempaskan punggungnya kebelakang kursi kerja.
Zean memejamkan mata berusaha menetralkan amarahnya.
"Lyora..." gumam Zean saat wajah sang mantan tiba-tiba hadir dalam ingatannya.
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Tar Yumi
lanjut thor...
2022-06-20
0
Echy Nesa Naura
lanjut kk
2022-06-19
0
ELESTAMEN HD
zean jangan marah"melulu kasian bawahan mu, kamu gak tau ya jadi orang susah itu gimana, mungkin dia belum jodoh mu ,
2022-06-19
0