Shock

Tak berselang lama setelah kepergian sang dokter, Ellina mulai siuman dari pingsannya, hingga membuat Tiara bernapas lega.

Awalnya Ellina merasa bingung dengan keberadaan Tiara yang tiba-tiba berada didalam kamarnya. Juga keadaan dirinya yang terbaring lemah diatas ranjang.

Namun setelah Tiara menceritakan apa yang terjadi padanya sebelum ia datang, barulah Ellina mengerti.

Ellina pun bercerita pada Tiara, sesaat sebelum dirinya hilang kesadaran, ia yang hendak mengambil air minum sempat merasakan mual dan pusing yang amat sangat.

Jelas pengakuan Ellina itu membuat Tiara terdorong untuk memberitahukan keadaan Ellina yang sebenarnya. Secara perlahan Tiara mengatakan pada Ellina bahwa saat ini sahabatnya itu tengah berbadan dua.

Ellina yang mendengar penuturan Tiara sontak tersentak kaget.

"Hamil?!" tanya Ellina sembari menatap Tiara dengan tatapan tak percaya. Ellina yang awalnya bersandar pada kepala ranjang langsung mengubah posisinya menjadi duduk disamping sang sahabat.

Perlahan Tiara menganggukan kepalanya. Membenarkan pertanyaan Ellina.

"Ya, Ellina. Kau hamil." jawab Tiara pelan.

"Ti-tidak mungkin Tiara. Kau pasti bercanda! Mana mungkin aku hamil?! Aku hanya pernah melakukan hubungan itu satu kali! Jadi aku tidak mungkin hamil!" sanggah Ellina.

"Untuk apa aku bercanda Ellina?! Tidak ada untungnya bagiku. Kau memang sedang hamil." ucap Tiara meyakinkan.

"Tidak-tidak... itu tidak mungkin. Dokter itu pasti sudah salah memeriksa! Ya, aku yakin dia pasti salah!" ucap Ellina dengan bibir bergetar dan raut wajah panik.

"Baiklah, aku mengerti jika kau tidak percaya. Untuk membuktikan ucapan dokter itu bagaimana jika kau memeriksakan dirimu menggunakan test pack? Kita akan lihat hasilnya nanti."

Ellina menatap Tiara dengan ragu. Namun pada akhirnya ia mengangguk setuju.

*****

Didepan pintu kamar mandi, Tiara berjalan mondar mandir menunggu Ellina keluar. Ini sudah lima belas menit berlalu namun Ellina belum juga menampakkan batang hidungnya hingga Tiara memutuskan untuk mengetuk pintu.

"Ellina?! Apa kau baik-baik saja?! Bagaimana hasilnya?!" tanya Tiara.

Suaranya setengah berbisik, takut kalau-kalau ada orang diluar sana yang mendengar perkataannya sebab kamar Ellina bersebelahan dengan kamar penghuni kos lain.

Sementara didalam kamar mandi, Ellina membekap mulutnya sendiri sembari menatap benda pipih yang kini berada ditangannya dengan tatapan shock.

Ellina tidak menyangka bahwa yang dikatakan dokter itu benar adanya, bahwa dirinya benar-benar hamil.

"Tidak...ini tidak mungkin." lirih Ellina.

Ia merasa dunianya runtuh seketika. Bagaimana tidak? Disaat ia baru saja kehilangan pekerjaan setelah dipecat oleh pria yang sudah memperkosanya, kini ia harus menghadapi kenyataan yang lebih menyakitkan, bahwa saat ini didalam tubuhnya tengah tumbuh benih lelaki itu.

Ya Tuhan... Kenapa ini harus terjadi?!

Ellina menyandarkan punggungnya pada dinding kamar mandi. Lututnya terasa lemas hingga membuat tubuhnya perlahan-lahan merosot kelantai. Air mata yang sejak tadi ditahannya pun akhirnya merembes keluar dari sudut matanya.

Sementara diluar, Tiara yang tidak sabar segera membuka pintu dan menerobos masuk kedalam kamar mandi untuk memastikan keadaan Ellina.

Dan lagi-lagi gadis itu kembali dikejutkan oleh kondisi sang sahabat yang tampak memilukan.

"Ellina!!"

Tiara segera mendekati Ellina dan bersimpuh didekatnya. Ia mengguncang kedua bahu Ellina yang terlihat sangat lemas.

"Ellina kau tidak apa-apa?" tanya Tiara khawatir.

Ellina tak menjawab. Ia lebih memilih menutup wajahnya sambil menangis. Tiara pun mengalihkan pandangannya pada benda pipih yang tergeletak dilantai. Lalu diraihnya benda itu.

Seketika napasnya tersendat lalu ia kembali menatap Ellina.

"Ellina, kau..." Tiara tak melanjutkan ucapannya. Ia langsung memeluk tubuh Ellina yang tengah menangis sesenggukan dengan erat.

"Ellina tenanglah! Aku bersamamu!" ucap Tiara mencoba menguatkan sahabatnya.

******

Setelah cukup lama menangis didalam kamar mandi, dengan susah payah Tiara membawa Ellina kembali kedalam kamar. Kini keduanya tengah duduk diatas ranjang.

Melihat Ellina yang sudah mulai tenang, Tiara pun berinisiatif mengambilkan air minum untuk sahabatnya.

"Minumlah dulu Ell." ucap Tiara.

"Terimakasih Ra." jawab Ellina dengan lirih.

Setelah selesai minum, Ellina tampak terdiam membuat Tiara yang duduk disebelahnya tampak serba salah.

"Ell..."

"Apa aku harus mempertahankan janin ini Ra?" tanya Ellina tiba-tiba dengan nada suara getir yang kental. Pandangan matanya menatap kosong kedepan seolah menyiratkan sejuta luka yang amat dalam.

Mendengar pertanyaan Ellina sontak saja Tiara merasa terkejut.

"Apa maksudmu Ell?! Tentu saja kau harus mempertahankan janin itu! Bagaimanapun janin itu adalah darah dagingmu, meski kau tidak tahu siapa lelaki yang sudah memperkosamu, bukan berarti kau harus menggugurkannya. Kau tidak ingin menjadi seorang pembunuh bukan?!"

Seketika Ellina menatap Tiara. Lalu matanya kembali berkaca-kaca.

"Aku tahu siapa ayah dari janin ini Ra." lirih Ellina dengan suara bergetar.

Perkataan Ellina sekali lagi kembali mengejutkan Tiara.

"Apa?! T-tunggu Ellina! Bagaimana mungkin kau tahu siapa ayah dari janin itu sementara waktu itu kau bilang..."

"Aku tahu Tiara." tegas Ellina.

"S-siapa?" tanya Tiara penasaran.

"Lelaki itu... Lelaki itu Tuan Zean."

Deg.

"Tuan Zean?!"

.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Tiara

Tiara

lanjut thor

2022-06-24

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!