Didalam ruangan yang tidak terlalu besar namun tampak bersih dan rapi, raut wajah Ellina terlihat sangat gugup dan tegang.
Bahkan tanpa ada yang tahu dibawah meja kedua tangan Ellina sudah basah mengeluarkan keringat dingin.
Untuk menetralkan rasa gugupnya Ellina sampai meremas rok yang ia kenakan.
Bagaimana tidak gugup? Saat ini Ellina tengah duduk berhadapan dengan seorang wanita paruh baya yang terlihat sangat dingin dan tegas. Sorot matanya begitu tajam menatap Ellina.
Dia adalah seorang kepala HRD diperusahaan tempat Tiara bekerja.
Karena tak tega melihat keadaan sang sahabat yang begitu memprihatinkan, akhirnya Tiara membawa Ellina bersamanya.
Setelah sebelumnya ia mengatakan pada Ellina, lowongan apa yang tengah dibuka oleh perusahaan tempatnya bekerja itu.
Dan ketika tahu, Ellina sama sekali tak mempermasalahkan jenis pekerjaan yang ditawarkan oleh Tiara, yakni sebagai cleaning service.
Ia malah sangat senang dan berhutang budi pada Tiara karena telah membantunya.
Setelah tiba diperusahaan yang dimaksud, Tiara memohon kepada kepala HRD yang kebetulan rekannya untuk menerima Ellina bekerja disana.
Sedangkan untuk dokumen dan persyaratan lamaran kerja lainnya akan menyusul karena Ellina sangat membutuhkan pekerjaan ini secepatnya.
Tentu saja kepala HRD tidak langsung mengindahkan permintaan Tiara dengan mudah.
Meskipun gadis itu menjaminkan dirinya sebagai penanggung jawab atas diri Ellina, namun Ellina tetap harus melewati tahap interview pada umumnya sebagai calon karyawan diperusahaan tersebut.
Ellina pun mengangguk setuju. Karena itu sudah peraturan perusahaan, jadi ia wajib mematuhi dan mengikutinya.
Tiga puluh menit berlalu, Tiara yang menunggu diluar nampak tak tenang.
Tak lama terdengar pintu terbuka. Menampakkan sosok Ellina dengan wajah muram.
Tiara yang tengah duduk terlonjak dan langsung berdiri. Kemudian ia berjalan menghampiri sang sahabat.
"Bagaimana Ell? Apa semua berjalan lancar?!" tanya Tiara tak sabar.
Pandangan Ellina tertunduk lesu membuat Tiara mengernyitkan dahi.
"Ellina?!" panggil Tiara lagi sembari mengguncang bahu sahabatnya.
Ellina menegakkan kepalanya. Hingga tatapannya dan tatapan Tiara saling beradu. Wajahnya tetap datar. Tak ada ekspresi sama sekali.
"Tiara.. Aku ingin mengucapkan terimakasih padamu, karena kau sudah membantuku. Tapi sepertinya aku..." sesaat Ellina menjeda ucapannya. Ia menatap Tiara dengan tatapan sendu.
"Aku apa?!" tanya Tiara tak sabar.
"Aku diterima Ra! Aku diterima bekerja!" jawab Ellina. Seketika raut wajahnya berubah ceria.
"Benarkah?!" tanya Tiara memastikan.
Ellina mengangguk cepat.
"Benar Ra. Dan mulai besok aku sudah bisa bekerja."
"Oh syukurlah Ellina! Aku senang mendengarnya." ucap Tiara sambil memeluk tubuh Ellina dengan erat. Ellina pun membalas pelukan Tiara.
"Ini berkat bantuanmu Tiara. Terimakasih banyak!"
"Sama-sama Ellina."
******
Berhubung hari ini adalah hari pertamanya bekerja, pagi-pagi sekali Ellina sudah berangkat kekantor.
Ia tidak ingin sampai terlambat dan membuat nama baik Tiara menjadi buruk. Karena sahabatnya itu sudah sangat baik padanya.
Diperusahaan tersebut Tiara bekerja sebagai staff tetap dibagian divisi umum. Jadi jadwal masuknya dengan Ellina berbeda satu jam.
Setelah bergulat selama dua jam membersihkan seluruh sudut ruangan dilantai bawah, salah satu senior meminta Ellina untuk membersihkan ruangan CEO mereka yang berada dilantai atas.
Jujur saja Ellina merasa gugup. Ia tidak seberani itu, hingga sang senior pun mengatakan bahwa CEO mereka belum datang dijam segini. Jadi Ellina bisa leluasa membersihkan ruangannya.
Ellina mengangguk patuh. Kemudian ia mulai menaiki lift menuju lantai dimana ruang atasannya berada.
Setelah tiba didepan ruangan tersebut, Ellina mengetuk pintu. Tentu saja tidak ada yang menjawab karena didalam tidak ada orang.
Perlahan Ellina mendorong pintu itu dan membawa tubuhnya masuk kedalam ruangan.
Ia segera memulai pekerjaannya dengan semangat menggebu-gebu. Walaupun keringat mulai mengucur didahinya namun Ellina tak merasa lelah.
Gadis itu melakukan tugasnya dengan baik. Ia mengelap semua barang-barang yang ada disana.
Di mulai dari jendela berukuran besar, sofa, rak buku, vas bunga lalu dokumen-dokumen yang berserakan diatas meja, Ellina merapihkannya dengan sangat telaten.
Setelah semua selesai terakhir Ellina mengelap papan nama yang bertengger diatas meja atasannya.
Ia mengangkat papan berukuran kecil yang terbuat dari akrilik itu, lalu mengamati nama yang tertera disana lekat-lekat.
"Zean Arion Wijaya. Nama yang cukup bagus. Pasti dia pria tampan." gumam Ellina sambil tersenyum samar.
Namun tidak lama Ellina langsung tersadar dengan ucapannya.
"Astaga Ellina! Apa yang kau pikirkan! Ayo kembali bekerja! Bukankah pekerjaanmu masih banyak?!" Ellina mengetuk-ngetuk pelan kepalanya mengingatkan dirinya sendiri.
Lalu ia menaruh kembali papan nama itu ketempatnya semula. Dan segera keluar dari ruangan tersebut.
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Nana Lucky
tuh kan bener ellina krja d.perusahaan.y zean.,, psti ktmu tuh ntar.,,🤭
2022-06-18
0
rasmin rasmin
up lagi thor 💛💪🙏
ditunggu 🙂
2022-06-18
1
ELESTAMEN HD
semangat ellina ,. jangan pertemukan dulu dengan zean thor , biar nanti Elina hamil zean yang mabok,biar kapok udah merawanin anak orang sembarangan
2022-06-18
1