"Paman, aku mohon jangan lakukan ini Paman! Aku akan menuruti semua perintah Paman asal Paman melepaskanku!" sambil terus menangis Ellina memohon pada Johan untuk melepaskannya.
Saat ini keduanya sedang berada diklub malam. Johan menarik paksa tangan Ellina untuk ikut dengannya menghadap sang mucikari.
Ia baru saja mendengar dari rekannya jika mucikari di klub tersebut sedang mencari gadis perawan untuk memuaskan pelanggannya. Dan pelanggan itu akan membayarnya dengan harga yang cukup tinggi.
Tentu hal itu tak disia-siakan oleh Johan yang sedang membutuhkan banyak uang untuk melunasi hutang judinya.
Ia segera membawa Ellina agar bisa secepatnya mendapatkan uang itu.
*****
Saat ini Zean tengah berada didalam kamar VVIP yang dipesannya di klub tersebut.
Sementara Darren sudah pulang sejak tadi setelah memesankan seorang gadis untuk menemani Zean tidur malam ini.
Dengan wajah yang sudah memerah karena terus menerus menenggak minuman keras, Zean duduk bersandar di sofa sambil menyilangkan kakinya.
Ia hanya mengenakan bathrobe hingga sebagian paha atletisnya terpampang jelas.
Sambil menunggu gadis bayarannya datang, Zean mengabari sang ibu melalui pesan singkat agar tak membuatnya khawatir.
Ia mengatakan bahwa malam ini ia tidak akan pulang. Zean bahkan berbohong jika dirinya menginap diapartemen Darren.
Tentu Andita tidak curiga, karena ia cukup mengenal siapa Darren. Sebab sahabat putranya itu sering berkunjung kekediaman mereka.
Setengah jam berlalu, Zean yang sudah mabuk mulai kesal. Pasalnya gadis pesanannya tak kunjung datang.
Ia hendak bangkit dari sofa, namun tiba-tiba terdengar suara ketukan dari luar hingga membuatnya mengurungkan niatnya dan kembali duduk.
Zean tersenyum miring. Ia menyuruh orang tersebut untuk masuk.
Ceklek
Pintu terbuka. Perlahan seorang gadis cantik dengan pakaian yang sangat minim muncul dari balik pintu.
Tatapan gadis itu langsung tertuju pada sesosok pria yang tengah duduk disofa. Ia yakin pria itu sedang menunggunya. Terlihat jelas dari seringai tipis yang terbit diwajah pria tampan itu.
Gadis itupun langsung menundukkan pandangannya, dan mendorong pintu hingga pintu itu kembali tertutup.
Zean tersenyum penuh arti. Ia menenggak minuman digelasnya hingga tandas. Kemudian menaruh gelas itu diatas meja.
Lalu ia menyuruh sang gadis untuk mendekat dan menepuk pahanya agar gadis itu duduk dipangkuannya.
Gadis itu adalah Ellina. Ia hanya diam mematung sambil menggigit bibir bawahnya. Kedua tangannya didepan saling bertautan.
Sungguh saat ini Ellina benar-benar merasa takut.
Ia berusaha menahan tangisnya, namun percuma yang ada air mata itu terus mengalir dengan sendirinya.
Kenapa pamannya begitu kejam? Hingga lelaki itu sampai hati menjual dirinya pada pria hidung belang?
Haruskah ia merelakan mahkotanya direnggut oleh pria asing? Tidak! Ini tidak boleh terjadi. Sebisa mungkin ia harus segera pergi dari sini.
Namun Ellina baru ingat jika didepan pintu ada dua orang pria yang berjaga. Mereka adalah orang suruhan Johan yang ditugaskan untuk mengawasinya agar tidak kabur.
Otomatis rencana Ellina pupus sudah. Disaat pikirannya sedang kalut tiba-tiba sebuah tangan kokoh merayap kepipinya.
Ellina terhenyak. Jantungnya berdegub kencang. Ia memberanikan diri mengangkat kepalanya. Hingga kini matanya dan mata Zean bersirobok.
Zean yang melihat Ellina tak bergeming saat ia memanggilnya memutuskan untuk menghampiri gadis itu.
Ia mengusap pipi Ellina dengan lembut. Seolah tahu jika gadis itu sedang gugup. Dan itu semakin membuat Zean yakin jika Ellina masih perawan.
"Kau tidak perlu takut aku akan melakukannya dengan lembut." ucap Zean parau.
Ia membisikkan kalimat itu tepat ditelinga Ellina hingga membuat kulit gadis itu meremang.
Ellina memejamkan mata, ketika jemari Zean mulai menelusuri kulit bahu dan punggungnya yang terbuka.
Ini baru sentuhan kecil namun tubuh Ellina sudah bergetar seperti terkena sengatan listrik.
Nafas Zean memburu saat mengendus harumnya tubuh gadis itu. Ia mulai melepas tali tipis yang bertengger di pundak Ellina.
Ellina tersadar kemudian membuka matanya. Ia mendorong kuat tubuh Zean hingga lelaki itu terhuyung kebelakang.
"Tidak! Aku tidak bisa!" teriak Ellina sambil terisak.
"Aku harus pergi!" Ellina segera berbalik handak meninggalkan Zean. Namun secepat kilat Zean menarik pergelangan tangan Ellina dengan kasar.
"Apa katamu?! Pergi?! Jangan mimpi! Aku sudah membayarmu dengan harga yang sangat mahal! Sekarang tugasmu adalah melayaniku ja lang!" geram Zean.
Zean segera mengunci pintu sambil mencengkram tangan Ellina kuat
-kuat lalu setelahnya Zean menyeret Ellina kearah ranjang dan mengehempaskan tubuh gadis itu disana.
Ellina berusaha bangkit namun tubuh kekar Zean sudah mengungkung tubuhnya lebih dulu.
"Lepaskan aku Tuan! Aku mohon! Jangan lakukan ini padaku!" teriak Ellina. Ia memohon ditengah isak tangisnya.
Namun sayangnya Zean yang sudah mabuk berat dan dikendalikan oleh hawa nafsu sama sekali tidak memperdulikan permohonan Ellina.
Yang ada dipikiran Zean hanyalah ingin meluapkan segala rasa sakit hatinya pada Lyora dengan menikmati tubuh seorang perawan.
Setelah puas menciumi wajah Ellina, dengan kasar Zean melucuti pakaian gadis itu. Hingga kini tubuh Ellina polos dihadapannya tanpa sehelai benangpun.
Zean tersenyum puas melihat penampilan Ellina yang berantakan membuat hasrat dalam jiwanya semakin menggebu-gebu.
Ia pun segera melepas bathrobe yang dikenakannya. Dan tampaklah miliknya yang sudah menegang.
Melihat benda itu, susah payah Ellina menelan saliva. Ia tidak bisa membayangkan jika lelaki itu sampai memasukinya.
Ellina menggelengkan kepalanya ketika Zean kembali menindihnya. Ia terus memberontak namun tenaganya kalah kuat dari Zean.
Dengan gerakan cepat Zean mengatupkan kedua tangan Ellina keatas kepala gadis itu dan menguncinya dengan satu tangannya.
Sementara tangannya yang lain meremas dan memasukkan pa yu dara Ellina kedalam mulutnya secara bergantian. Dihisapnya pu ting Ellina dengan kuat hingga Ellina menjerit kesakitan.
Ellina terus merintih dan memohon ampun namun sayangnya Zean tetap tidak mempedulikan Ellina. Lelaki itu malah dengan sengaja membungkam bibir Ellina dengan bibirnya secara kasar.
Lama Zean me lu mat bibir Ellina. Setelah puas Zean langsung mengarahkan miliknya pada milik Ellina.
"Aaaarrghh!" lagi-lagi Ellina menjerit kesakitan ketika Zean mencoba memaksakan kehendaknya.
Tak lama air mata Ellina kembali tumpah saat merasakan milik pria itu terbenam sempurna. Hancur sudah perasaan Ellina saat ia menyadari kehormatan yang ia jaga selama 24 tahun ini hilang begitu saja ditangan pria asing.
Ellina hanya bisa meratapi nasib buruknya dalam hati.
Ia benar-benar membenci pamannya yang dengan tega menjualnya hanya demi uang.
Detik demi detik berlalu sudah 2 jam Zean menggagahi Ellina. Dan selama itu hanya dia yang menikmati permainan.
"Aaahhh..sshh..." Zean mengerang dan men de sah ketika ia hendak mencapai pelepasannya.
Tanpa pikir panjang Zean membuang benihnya didalam rahim Ellina. Setelah itu ia menggulingkan tubuhnya kesamping dan mengatur nafasnya. Tak berapa lama ia tertidur karena kelelahan.
Setelah mendengar dengkuran halus dari samping, Ellina yang sejak tadi memilih memejamkan mata tak sudi melihat Zean kini membuka matanya.
Dengan tatapan kosong ia menatap langit-langit kamar yang remang. Air matanya sudah mengering. Ia tak sanggup lagi menangis.
Tiba-tiba bayangan ayah dan ibunya muncul. Wajah mereka terlihat sendu dan itu membuat hati Ellina terluka.
Ayah..Ibu.. Maafkan aku...
.
.
Bersambung..
Jangan lupa like dan komenyaa bestiee
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Janariah Sued
lanjut thor...semoga zean jatuh cinta ma ellina
2022-06-15
0
Nazwa Azzahra
next
2022-06-15
0