Mico mencari-cari sesuatu di dalam mobil. Akhirnya, dia menemukan uang recehan di sana.
Mico pun kembali masuk ke dalam ruko dan memberikan kembalian sebesar 7 ribu kepada Putri.
"Ini kembaliannya. Saya tidak bisa menerima tips apapun ketika bekerja," ucap Mico.
Sani tau jika kakaknya kini sedang merasa sangat terhina, tetapi Sani juga tau jika sahabatnya itu tidak bermaksud untuk menghina Mico.
Sani pun berjalan ke sisi Mico dan memeluk lengannya.
"Ayolah kak, kita semua hanya bercanda saja. Mengapa kakak serius sekali. Oya, kalian sudah makan siang belum? Kita makan yuk, hari ini kita akan di traktir oleh kakaku yang paling tampan ini." Sani semakin mengeratkan pelukannya kepada lengan Mico membuat Mico tidak bisa melarikan diri.
"Ide bagus, aku juga sangat lapar. Putri, ayo kita makan dulu." Ajak Ziko.
Putri benar-benar merasa tidak enak. Dia sudah merepotkan semuanya, di tambah dengan raut wajah dingin Mico, membuat Putri benar-benar merasa tidak nyaman.
"Em, aku tidak ikut, aku masih kenyang," sahut Putri.
"Tidak ada penolakan! Ayo, kita berangkat!" ujar Sani yang langsung menyeret Putri untuk ikut bersamanya.
Sebenarnya, Sani sudah tau permasalahan Putri. Dia datang untuk meminta penjelasan sang sahabat.
Malam itu, Sani sedang jalan-jalan bersama dengan kakaknya Mico. Walaupun Mico sangat dingin dan cuek, tetapi dia juga selalu tidak bisa menolak permintaan sang adik.
Mau bagaimana pun, Sani adalah adik perempuan satu-satunya. Jadi, Mico selalu memikirkan keselamatan dan juga kewaspadaan kepada adik nya ini.
Sampai di sebuah taman kota, Sani melihat Angga bersama dengan wanita lain.
Sani dan Mico melihat betapa mesranya wanita itu dengan Angga.
"Kakak, kamu lihat di sana!" tunjuk Sani kepada Mico.
"Awas jika kamu berani berjalan dengan pria dan seperti itu di pinggir jalan!" sahut Mico salah paham dengan maksud adiknya.
"itsh, apaan sih kak. Emang aku apaan, pacaran di pinggir jalan, gak level tau gak!"
"Baguslah!"
"Iiih, dengar aku dulu kak, dia itu Suaminya teman aku, Putri!" jelas Sani.
Mico pun terdiam. Dia awalnya ingin melajukan mobilnya. Tetapi langsung terhenti ketikan Sani mengatakan jika laki-laki itu ada seorang suami.
"Kak, kita harus ambil barang bukti. Kita harus memberi tahu Putri jika suaminya sudah berselingkuh!"
Akhirnya, untuk tanda bukti, Sani dan Mico pun mengambil Poto mereka untuk di jadikan barang bukti.
Pagi ini, Sani datang kerumah Angga. Dia berniat untuk memberi tahu Putri yang sebenarnya tentang Angga. Tanpa Sani tau, sebenarnya Putri juga sudah mengetahui semuanya tentang sang suami.
Tapi, bukannya bertemu dengan Putri, Sani malah bertemu dengan kakak ipar Putri, Yaitu Anggun.
"Assalamualaikum, mbak, putri ada?" tanya Sani.
"Siapa kamu!?" tanya Anggun sinis. Anggun masih di kuasai oleh emosi, karena kepergian Putri yang tanpa kabar.
"Saya temannya Putri, mbak. Em, Putri nya ada?" tanya Sani yang sedikit gugup melihat tatapan kakak ipar Putri.
"GAK ADA! Kamu kalo ketemu sama anak itu bilangin, jangan berani-beraninya pulang ke rumah ini lagi!" teriak Anggun.
JEGREK!" Di depan Sani, Anggun membanting pintu begitu saja.
Deg,
Sani pun sangat terkejut dengan sikap kakak iparnya Putri.
"Astaga, setan jenis apa dia itu!" gumam Sani merasa kesal. "Putri, kenapa kamu bisa tahan tinggal sama orang kaya gitu. Hem, hidupmu pasti sangat menderita?" gumam Sani, memikirkan nasib sang sahabat, yang tidak pernah menceritakan apapun tentang masalah keluarganya.
Ketika Sani akan pergi, dia melewati rumah Fika. Di sana, Sani melihat Angga yang sedang memakan cemilan di suapi oleh Fika. Mereka duduk di depan teras, sehingga pemandangan itu dapat terlihat jelas oleh mata Sani, atau siapapun yang melihatnya.
Sani pun menghentikan mobilnya dan berjalan geram ke arah Angga dan Fika.
"Angga!" teriak Sani dengan geram.
"Apa yang kamu lakukan dengan wanita ini!? Kamu selingkuhi sahabat aku!" teriak Sani sambil berjalan ke arah Angga.
Angga dan Fika yang mendengar teriakan Sani pun langsung terjingkat berdiri.
"Siapa dia, Angga?" tanya Fika.
"Teman Putri!" jawab Angga.
"Oh, jadi ini kelakuan kamu di belakang sahabat aku! kamu selingkuh sama tetangga kamu sendiri!" lanjut Sani, ketika sudah ada di depan Angga dan Fika.
"Ya! Awalnya aku tidak ingin menghianati Putri, tetapi hari ini aku sadar, putri bukanlah istri yang baik buat aku!" sahut Angga..
Hanya karena Putri pergi tanpa memasak dan meninggalkan uang. Semua pengorbanan Putri kini selama ini tidak ada apa-apanya.
"Apa kamu bilang!? Putri bukan istri yang baik!?"
"Iya, mana ada istri yang keluar tanpa izin suami, pergi tanpa memasak, tanpa meninggalkan uang, tanpa membersihkan rumah! Istri yang tidak mau mengerti suaminya yang sedang susah, tiap hari hanya marah-marah. Lihat saja, Putri akan segera saya talak secepatnya!" tukas Angga.
Sani benar-benar tidak dapat mengerti. Dia ingin menyangkalnya, tetapi dia juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Karena selama ini Putri tidak pernah curhat apapun tentang suaminya.
Ketika Sani akan berbicara, tiba-tiba ponselnya berdering. Ternyata itu adalah Ziko.
Setelah mendengarkan penjelasan dari Ziko, Sani pun langsung meninggalkan Angga dan Fika begitu saja.
Sani mendengar kabar jika Putri akan membuka usaha, tetapi Ziko tahu jika Putri tidak memiliki modal. Hanya menjual emas yang dia berikan, itu pasti tidak akan cukup.
Akhirnya, Sani meminta kakaknya untuk ikut bersamanya. Karena kakaknya juga adalah saksi ketika Angga sedang berjalan dengan wanita lain.
Awalnya Mico menolak, tetapi Sani memiliki cara lain dengan membeli beberapa barang dari pabrik kakaknya itu. Dengan begitu, Mico mau tidak mau akan ikut dengan Sani.
Kini, di sebuah restoran, Ziko mengajak bayi Aurel untuk keluar, sedangkan Sani, Mico dan Putri duduk bersama sambil menunggu pesanan.
Sani menatap tajam ke arah Putri yang terus menundukkan kepalanya.
"Putri, katakan padaku!?" tanya Sani tanpa basa-basi.
"A-apa, San?" tanya Putri yang sedikit bingung dengan pertanyaan sang sahabat.
Sani pun memberikan poto Angga dan Fika.
"Ini, jelaskan tentang ini!" ucap Sani. Matanya terlihat tidak sabar ingin menunggu jawaban dari Putri.
Deg
Putri pun langsung merasa bergetar. Rasanya dia ingin membanting poto itu, tetapi Putri sadar jika ponsel Sani tidak murah.
Putri hanya bisa menggertakan giginya tanda geram tetapi tidak berdaya.
Pun menarik nafas dalam-dalam, berniat untuk menjelaskan.
Tetapi, belum juga ingin menjelaskan. Air mata Putri tumpah begitu saja. Rasanya dia benar-benar tidak sanggup lagi. Putri bahkan merasa tidak sanggup untuk menyebut nama suaminya. Ini terlalu sakit untuk di ceritakan..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
JANGAN LUPA LIKE, KOMEN DAN JUGA VOTE HADIAH ..
IKUTI CERITANYA DAN MENANGKAN HADIAHNYA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
makin kelihatan sifat aslinya Angga. gk beda jauh sama kakaknya jg ibunya. selama ini rupanya Putri hanya dijadikan batu loncatan. buat diinjak-injak doang. gk da harganya di mata keluarga suaminya. hanya bapak mertuanya sj yg ngertiin Putri. mungkin karena latar belakang yg sama. sama2 gk dianggap. dilupakan semua perjuangan & pengorbanannya.
2022-08-11
1
Mulaini
Putri gak usah di pertahankan si Angga...
2022-08-10
0
Santai Dyah
sabar put..... beruntung juga tuh hp ngak jd di banting coba klo di banting hncur dah
2022-07-03
0