Mendapatkan pertolongan teman.

Putri berjalan-jalan untuk mencari ruko kosong atau ruko yang akan di sewakan.

Di bawah terik matahari, masih sambil menggendong anaknya, Putri tidak gentar untuk terus berjuang.

Sampai ketika, Putri melihat ada satu ruko yang kosong bertulisan.

DI SEWAKAN!

"Alhamdulillah, akhirnya ada juga yang ruko kosong. Tapi kayaknya kalo di sini mahal deh, tempatnya strategis banget soalnya. Hem, aku hubungi gak ya pemiliknya?" batin Putri bimbang. Putri ragu-ragu, karena dia takut jika harga sewanya mahal. Tapi, tekat membuatnya yakin.

Akhirnya, dorongan niat yang kuat, Putri memberanikan diri menelfon pemilik ruko tersebut.

"Hallo. Saya melihat ada ruko kosong di jalan xxxx. Saya mau tanya, berapa biaya sewa untuk setahun ya?" tanpa Putri tanpa berbasa-basi.

_#_#&#-&#&#&#

"Apa! 25 juta!? Gak bisa kurang lagi ya, pak?" tanya Putri yang sangat syok mendengar harga sewa untuk setahun.

@_#&#&$-#-#+

"Baik, pak. Saya akan tunggu di sini," jawab Putri.

Pemilik toko tenyata ingin langsung rundingan secara langsung.

Di depan ruko, Putri bahkan harus menahan haus karena dia tidak ingin membuang-buang uangnya. Mendengar harga sewanya saja, sudah membuat perut Putri kenyang.

Tidak lama, sebuah motor matic datang. Putri yakin jika itu adalah si pemilik ruko, jadi Putri langsung berdiri untuk menyambutnya.

Putri pun sangat kaget ketika melihat orang itu adalah Ziko.

"Kak Ziko!?" ucap Putri kaget.

"Putri!?" Ziko pun tidak kalah kaget.

"Tadi kamu yang menelfon, ya? Yang mau nyewa ruko saya ini kan?" tanyanya.

"I-iya kak, itu aku." Putri terlihat merasa tidak enak.

Sedangkan Ziko terlihat sangat senang.

"Putri, gimana kalo bicara di sana saja." Tunjuk Ziko ke sebuah tempat teduh.

.....

Mereka akhirnya duduk di bawah pohon. Ziko datang dengan membawa dua botol air mineral dingin.

"Nih, untuk kamu." Ziko memberikan satu botol untuk Putri.

"Terima kasih, kak." Putri meminumnya sampai hampir setengahnya. Jujur saja, Putri memang sangat haus.

"Putri, kamu mau buka usaha apa memang?" tanya Ziko.

"Nganu kak, aku mau buka toko kue. Sebelumnya aku minta maaf ya, kak. Hadiah pemberian dari kak Ziko aku jual. Aku janji, aku akan menebusnya jika usaha aku lancar," sahut Putri langsung menjelaskan.

"Hahaha!" Ziko tertawa.

"Tidak papa, Putri. Kamu bisa jual dan gunakan uangnya buat dirimu sendiri. Lagi pula aku sudah memberikannya, aku tidak akan memintanya lagi."

"Tapi tetap aku gak enak, kak. Gelang itu couple-an sama Sani. Aku gak enak sama Sani juga."

"Udah gak papa, Sani juga bakal ngerti kok. Oya, ngomong-ngomong, kamu bisa pakai ruko itu. Gratis deh untuk kamu," ucap Ziko.

"Apa!? Kok gitu kak? Gak papa, aku nyewa aja, tapi kalo boleh sewanya dikurangi ya?" ucap Putri sambil tersenyum tidak enak.

Ziko mengerti perasaan Putri. Dia pasti akan menolaknya.

"Ya udah, aku kasih setahun 5 juta aja, gimana?" ujar Ziko.

"Wah, bener kak!? Gak papa nih setahun 5 juta aja?" tanya Putri sumringah.

"Iya gak papa, buat teman di larang mahal-mahal!" sahut Ziko sambil bergurau.

"Wah, makasih banget loh ini kak, maaf sudah merepotkan."

"Udah gak papa, aku juga seneng kok bisa membantu kamu."

"Ngomong-ngomong, di mana suami kamu?" tanya Ziko.

"Dia lagi kerja, kak."

"Kerja apa sih suami mu?"

"Bangunan, kak."

"Oh, lumayan jugalah ya? bayaran tukang sekarang kan mahal."

"Hehehe, iya kak, alhamdulillah." Putri hanya tersenyum canggung. Dia tidak berani mengungkapkan yang sebenernya kepada Ziko atau siapapun.

Putri mencoba untuk menutupi aib keluarganya sendiri. Mau bagaimana pun, Angga adalah pilihannya di awal.

Singkat cerita.

Kini Putri sudah akan merenovasi ruko itu. Di bantu oleh Ziko, Putri benar-benar merasa sangat berterima kasih.

Awalnya Ziko berniat untuk menyewa tukang renovasi untuk Putri. Karena Putri mengatakan jika suaminya sedang ada job kerjaan.

Putri bertekad ingin merenovasi nya sendiri, alhasil, Ziko pun merasa iba dan berniat untuk membantunya.

Ketika sedang merenovasi Ruko.

Tidak lama, Sani juga tiba-tiba datang.

"Haloo semuanya!" sapa Sani.

"Loh, kamu kok tau kalo aku di sini!?" tanya Putri yang bener-bener kaget melihat Sani, sahabatnya muncul tiba-tiba.

"Iya donk, hehehe. Tadi Ziko yang telpon aku, katanya kalian sedang merenovasi ruko. Jadi aku cus langsung datang ke sini deh!" sahut Sani.

"Benar, aku tadi yang telpon Sani," imbuh Ziko.

"Aaa.. aku kan jadi enak kalo gini, hehehe!" gurau Putri.

"Harus enak, dong! Apa lagi aku juga membawakan kamu itu. TARAAAA!" Sani menunjukan sebuah mobil pickup membawa sebuah etalase kaca untuk menyimpan kue.

Putri pun ternganga tidak percaya.

Yang nambah membuat Putri lebih tidak percaya, di sana ada Mico yang ikut menggotong etalase.

Putri tidak percaya, Mico yang sangat cuek dan dingin mau melakukan pekerjaan itu.

Setelah meletakkan etalase dengan benar, Mico pun langsung mendekati Sani dan langsung menjewer kuping adiknya itu.

"Aaw! Sakit kak, ampun!" teriak Sani kesakitan.

"Sekali lagi kamu mengancam kakak seperti ini, kamu akan kakak kirim ke luar negeri!" tukas Mico kesal.

"Hahaha.. kakak ini bagaimana sih, ada seorang pelanggan yang ingin meminta di layani kok marah!" sahut Sani.

Padahal, Mico tidak pernah terjun langsung ke pabrik etalase miliknya. Tapi, kali ini dia tidak berkutik karena adiknya meminta untuk di layani oleh pemilik asli pabrik. Dengan segala ancaman, Mico pun akhirnya terpaksa terjun langsung ke pabrik yang hampir tidak pernah ia menginjak kaki di sana. Semua pekerjaan pabrik etalase, Mico serahkan kepada anak buahnya.

Jadi, Mico adalah bos pemilik pabrik etalase terbesar di kota itu. Ini hanyalah salah satu dari bisnisnya.

Mico yang malas untuk berdebat pun hanya diam dan memberikan sebuah cek tagihan.

"Bayar ini, kakak tidak ada waktu untuk bermain-main!" tukas Mico tanpa basa-basi.

"Ya ampun kakak! Sama adik sendiri pelitnya luar biasa! Masak adiknya pesan tetap juga di suruh bayar!" ketus Sani kesal.

"Kamu adalah pelanggan, bukan adikku saat ini. Cepat bayar atau aku akan membawa kembali semua barang-barang ini!" ancam Mico.

"Huh, iya-iya!" Sani mengeluarkan uangnya.

"10juta, udah lunas ya!" ucap Sani sambil cemberut.

"Tidak, kamu masih punya hutang 3 ribu. Sisanya harus segera kamu bayar!" ujar Mico.

Ziko, dia nampak menahan tawa melihat kekonyolan adik kakak itu.

Putri yang sedari menyimak. Akhirnya mengeluarkan uang sebesar 10ribu.

"Kak, ini kekurangan yang 3 ribu, sisanya ambil saja buat beli es di jalan," imbuh Putri membuat Sani dan Ziko akhirnya tertawa terbahak-bahak.

"HAHAHAHA...!"

Mico tidak mengatakan apapun, dia menerima uang itu lalu pergi begitu saja.

...****************...

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Jangan lupa like dan Komen.

Terpopuler

Comments

¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻

¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻

astaghfirullah Miko.. tp gpp sihhh.. udah mending dia mau bantuin Putri.. meskipun dg sedikit ancaman dr Sani. senengnya akhirnya Putri bisa mulai usaha kuenya sendiri. dg bantuan Ziko Sani & Miko. semangat Putri..

2022-08-11

1

Mulaini

Mulaini

Hahahaha...

2022-08-10

0

Santai Dyah

Santai Dyah

duh mico uang tiga ribu di minta juga ...

2022-07-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!