"Putri, kamu menangis?" tanya Sani yang melihat Putri terlihat terisak-isak di balik tangannya yang menutupi wajahnya.
"Hay, kamu beneran menangis?" Sani pun jadi merasa bersalah dan bingung.
"Sani, makasih banyak ya. Kamu benar-benar sahabat sejati ku." Putri pun langsung memeluk Sani dengan sangat erat. Seolah-olah sedang menumpahkan semua beban yang ada di pundaknya.
"Putri, apakah suamimu tidak ingat ulang tahun mu?" tanya Sani.
Putri pun menggelengkan kepalanya dan tersenyum.
"Bukan seperti itu, San. Aku, aku hanya sangat senang memiliki sahabat sebaik dirimu." Putri mencoba menutupi duka rumah tangganya.
"Uuu..!" Sani tersenyum terharu mendengar pengakuan dari Putri. "Kamu memang sangat- sangat beruntung memiliki sahabat seperti ku. Kamu harus melakukan syukuran untuk mensyukuri memiliki sahabat seperti ku!" lanjutnya bergurau.
"Ya, kamu benar. Jika ada rezeki lebih, aku akan melakukan syukuran. Hehehe!" sahut Putri.
"Aku akan tunggu hari itu!" Sani pun terlihat antusias.
"Oya, aku punya sesuatu lagi. Taraaa!" Sani menunjukan gaun kembar kepada Putri.
"Apa ini, San?" tanya Putri.
"Malam ini kita akan menjadi ratu bersama. Kita akan tiup lilin bersama. Karena hari ini adalah hari ulang tahun kita." Sani nampaknya telah mempersiapkan segalanya dari jauh-jauh hari.
"Ta-tapi, San, hari ini kan hari spesial kamu?" Putri merasa jika sahabat sangat berlebihan.
"Ini adalah hari ulang tahun kita! Pokoknya kamu harus pakai ini. Oya, kamu mau yang warna merah atau putih?" Sani.
"Em, yang merah aja, San." Akhirnya mau tidak mau Putri pun tetap harus memakai gaun pesta yang diberikan oleh sahabatnya.
Usai dandan ala kadarnya. Akhirnya dua sahabat itu keluar dari kamar.
Nampak para sodara sudah datang ke rumah Sani. Hal yang membuat Putri terkejut adalah, ternyata Ziko ada di sana juga.
Putri pun berbisik kepada Sani.
"San, apakah kakak kelas kita Ziko adalah sodara kamu?" tanya Putri.
Sani pun tersenyum dan mengangguk.
"Iya, Put. Dia adalah sepupu aku yang sangat menyebalkan. Makannya ketika sekolah aku tidak ingin mengakui dia sebagai sodara aku," jelas Sani.
Putri pun terlihat sangat gugup dan tidak enak. Karena Ziko tahu perjuangannya untuk membuat kue untuk sahabatnya.
Ziko yang sedang bermain dengan Aurel anaknya Putri, langsung tertegun ketika melihat Putri yang terlihat sangat berbeda dari yang tadi pagi.
"Hay! Ternyata kamu di sini juga? Dan ini, anak menggemaskan ini adalah anak kamu?" sapa Ziko tanpa basa-basi kepada Putri.
"Iya kak, ini adalah Putri aku." Putri pun hanya menjawab ala kadarnya.
"Kamu sangat cantik malam ini, put." Ziko memberikan pujian spontan.
"Hay pria mesum! Dia sudah punya suami, jaga pandangan anda ya!" sentak Sani yang memang sudah bermusuhan dengan Ziko.
"Hay bawel, aku cuma memujinya, tidak berniat untuk menggodanya. Sensi amat lu jadi orang! Huuuu..." terlihat Ziko yang mengacak-ngacak rambut Sani.
"Woy! Jangan sentuh rambut gua! Reseh banget sih lu!" pekik Sani kesal.
"Sory sory sory. Oya, ini kado buat elu. Orang biasanya mah menerima kado yang di berikan oleh seseorang, tetapi anak ini, dia malah meminta kado secara terang-teranganya, di tambah minta dua lagi!" ujar Ziko yang memberikan satu kotak perhiasan. Isinya adalah gelang emas yang sangat cantik. Bahkan gelang itu ada dua di dalamnya.
"Uuuu... Makasih sepupu ku yang tampan. Aku minta dua karena, satunya untuk Putri. Kamu tau, ulang tahun aku dan Putri bareng. Hehehe." jelas Sani yang langsung membuat Putri langsung mendelik.
"Gak usah!" sahut Putri cepat. "Aku tidak perlu kado apa-apa. Ini adalah perayaan untuk kamu Sani, aku tidak perlu apa-apa!" jelasnya, Putri benar-benar merasa jika sahabatnya sudah sangat-sangat berlebihan.
Bagaimana dia bisa meminta kado untuk dirinya dari orang lain.
"Benarkah!? Jadi benar kamu juga berulang tahun hari ini? Aaa... Syukurlah jika salah satu hadiah itu untuk di berikan kepadamu. Aku takut sepupu ku ini akan kehilangan keseimbangan karena terlalu berat memaki gelang terlalu banyak di tangannya." gurau Ziko.
"Ziko! Mulut kamu ini emang bener-bener rusuh banget loh!" Sentak Sani yang. "Putri, gak papa. Ini salah satu gelangnya untuk kamu. Oya, gak usah berterima kasih sama dia, karena gelang ini aku yang memberikannya untuk kamu." Sani pun langsung memasangkan gelang emas itu ke tangan Putri.
Putri sebenarnya merasa sangat tidak enak. Tetapi dia juga tidak dapat menolak karena semua keluarga sedang memperhatikan mereka.
Walaupun keluarga Sani tidak menatapnya sinis, tetapi Putri tetap saja merasa tidak enak.
"Asyik, kita udah couplean. Yuk, sekarang kita tiup lilin!" Sani pun tidak sabar mengajak sodara-sodaranya untuk ke pinggir kolam renang, karena acara tiup lilin akan berlangsung di sana.
Nyanyian ulang tahun terdengar sangat riuh dan ramai. Sani yang bersemangat, bernyanyi sangat keras walaupun suaranya sangat pales.
Aurel, di gendongan Ziko pun terlihat ikut tertawa senang melihat banyak balon dan juga lilin.
Putri menahan air matanya. Dia tidak percaya jika sahabatnya benar-benar sangat perhatian kepada dirinya. Walaupun semenjak Putri menikah, dia sangat jarang bertemu dengan Sani.
Setelah tiup lilin, mereka pun memakan kue yang di buat oleh Putri. Mereka sangat memuji Putri yang sangat pintar membuat kue.
"Waw, Putri, kue nya enak sekali. Lain kali ajari Tante ya?" Tante Manda terlihat sangat puas.
"Benar, kenapa kamu tidak membuka toko kamu sendiri. Aku akan bantu kamu untuk mempromosikannya." imbuh Ziko.
"Tante juga akan ajak teman-teman Tante untuk memborong kue-kue kamu!" lanjut ibunya Ziko yang tidak kalah terpesona dengan kue buatan Putri.
"Iya dong. Dulu waktu sekolah Putri kan menyempatkan diri ikut kelas buat kue. Kok aku dulu gak ikutan kamu belajar ya, Put!?" Sani terlihat sedang membodohi dirinya sendiri.
"Ya iyalah, kamu akan hobinya cuma makan!" sahut Ziko mengejek.
"Sudah-sudah! Kalian ini kenapa sih, kalo bertemu pasti saja berantem!" sentak Tante Manda.
Ketika Tante Manda selesai berbicara, semua orang langsung terdiam, bukan karena ucapan Tante Manda, tetapi karena mereka mencium bau wangi maskulin.
Dua pria tampan dan gagah berjalan ke arah mereka.
Dia adalah Mico Mahaputra dan ayahnya, Seto Mahendra. Kedua anak dan bapak berjalan dengan tegap ke arah acara.
"Papaaaah! Kakaaaaak!" Sani yang kegirangan langsung berlari dan memeluk Ayahnya.
"Papah! Aku pikir kalian tidak akan datang!?" Sani benar-benar anak yang sangat manja.
"Mana mungkin Papah tidak hadir di acara penting Putri Papah. Happy birthday sayang," tuan Seto mengecup kening sang Putri.
"Terima kasih, Papah." Putri pun langsung menatap kakak tersayangnya dan berniat untuk memeluknya juga.
Tetapi kepala Sani di tahan oleh telunjuk Mico yang tidak ingin di peluk oleh adiknya.
"Jangan sentuh aku. Kamu bukan anak kecil lagi." Mico memasang wajah garang kepada adiknya.
Sani pun langsung menepis tangan Mico dan langsung memeluk kakaknya dan mencium pipinya.
Sesuai dugaan Sani. Kakaknya akan langsung merasa geli dan langsung mengelap pipinya.
Analisis tentang Mico adalah.
Perkerja keras.
Mandiri.
3.Usia 30 tahun belum menikah.
Belum menikah karena alergi dengan wanita.
Dia bahkan tidak berniat untuk menikah.
Di sisi lain, Putri hanya tertegun melihat bapak dan anak yang terlihat sama-sama tampan. Walaupun sifat mereka berbeda jauh.
Sang ayah yang sangat penyayang, dan anaknya yang terlihat sangat kaku.
'Ternyata itu kakaknya Sani? batin Putri. Karena waktu Putri sekolah dulu, Mico juga sedang berada di luar negeri untuk melanjutkan S2. Putri bahkan belum pernah melihat kakaknya Sani. Ini adalah pertama kalinya dia melihatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Mulaini
Jangan2 kakaknya Sani si Mico jodohnya Putri setelah berpisah dari suaminya dan Putri yg bisa menyembuhkan penyakit Mico...
2022-08-10
0
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
beruntung Putri masih punya sahabat yg baik & perhatian seperti Sani.. keluarganya jg baik.. mereka mendukung Putri utk mengembangkan usaha kuenya.. keren bet.. bikin terhura🤔🤔🤔
2022-08-05
1
🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Hwaiting kk
My Bestie mampir
2022-06-21
1