Putri keliling jalanan hampir 2 jam, kini jam menunjukan pukul 6 sore. Putri memilih untuk duduk depan Alfamart menunggu suara adzan berhenti baru akan melanjutkan perjalanan pulang.
Kini, Putri bahkan harus benar-benar hemat, untuk membayar ojek pun Putri harus berfikir berkali-kali. Sangat sayang untuk sekedar membayar ojek, lebih baik uangnya buat beli tempe atau tahu buat lawuk makan.
Ketika sedang duduk melihat jalan, lagi-lagi Putri melihat bayangan suaminya berboncengan dengan seorang wanita.
Tapi kali ini bukan bayangan lagi, Putri benar-benar melihat suaminya sedang berboncengan dengan Fika. Mereka terlihat sangat mesra.
Fika dengan pakaian seksinya memeluk suaminya dari belakang.
Deg.
Air mata pun mengalir begitu saja. Marah, kesal, kecewa, tercampur menjadi satu.
"Oh, jadi begini mas. Jadi ini balasan kamu atas semua perjuangan yang sudah aku berikan untuk kamu dan keluargamu. Tunggu saja mas, aku janji, kalian semua akan membayar mahal untuk semua ini!" gumam Putri dalam hati penuh dengan rasa dendam.
Sedangkan Fika dan Angga, mereka berhenti di sebuah taman kota.
Angga terlihat sangat kikuk dengan sikap Fika sangat agresif.
Di atas motor, Fika masih terlihat memeluk Angga dari belakang.
"Fika, kita kenapa berhenti di sini?" tanya Angga sedikit rikuh.
"Angga, apa kamu belum sadar juga?" tanya Fika dengan nada manja.
"A-apa maksud kamu, Fik?" tanya yang masih belum mengerti.
"Angga, apa aku gak seksi?" bisik Fika di telinga Angga dari belakang.
Angga menelan salivanya dari dengan susah. Pertanyaan macam apa yang telah di lontarkan Fika.
"Fika, kamu seksi kok, seksi banget malah."
"Kalo gitu, apa kamu gak mau nyoba?" bisik Fika.
Keringat dingin tiba-tiba menjalar keseluruh tubuh Angga. Dia benar-benar gak nyangka sama sikap Fika.
"Tapi Fik, aku udah punya isteri. Lagian itu dosa loh. Kita makan aja, katanya kita keluar mau makan?" ucap Angga mencoba menyela pembicaraan mereka.
Fika pun hanya cemberut dan terdiam.
Bahkan, ketika mereka sampai di depan rumah makan, Fika masih terlihat terdiam dan membisu. Sepertinya dia marah.
Tetapi Angga tidak mau ambil pusing. Dia keluar hanya karena untuk makan, bukan untuk meladeni kegenitan Fika.
Setelah sampai dirumah, Fika pun masih terlihat mengacuhkan Angga.
Angga pun hanya cuek saja, yang penting, kini perut dia kenyang dengan makanan enak.
Angga dengan perut kenyang masuk ke dalam rumah. Dia melihat istrinya yang sedang menghitung hasil jualannya hari ini.
"Assalamualaikum, istriku?" panggil Angga dengan lembut. Tetapi Putri terlihat mengacuhkan Angga. Angga masih belum tahu jika sebenernya istrinya telah melihat dia dengan Fika jalan bersama.
Setelah menghitung uang, Putri langsung meletakan uang itu di bawah bantalnya dan langsung tidur membelakangi Angga.
Deg.
Angga pun terlihat tersinggung dengan Putri. Tidak biasanya Putri menyimpan uang di bawah bantalnya, seolah-olah takut jika uangnya akan di curi.
Sebenernya Angga memang sering mencuri uang Putri. Biasanya buat beli rokok dan juga ketika mbak Anggun meminjam uang darinya.
Tapi selama ini Putri selalu mengerti dirinya, karena musibah yang sedang di alami keluarganya. Malam ini, Angga benar-benar tidak mengerti mengapa istrinya terlihat dingin kepadanya.
Tidak mau ambil pusing, Angga pun memutuskan untuk tidur juga.
Ketika Angga mau memejamkan matanya, tiba-tiba di kepalanya teriang-riang bentuk body Fika yang sangat bahenol. Dada yang montok dan bokong yang semok, semua itu tergambar jelas di bayangan Angga.
Seketika. "Astaghfirullah!" Angga pun akhirnya nyebut. Dia mengusapnya wajahnya supaya tidak lagi membayangkannya bentuk tubuh Fika.
Tetapi sepertinya joni Angga mulai merespon apa yang sedang Angga bayangkan.
Angga yang merasa mulai panas dingin pun mencoba untuk membangunkan Istrinya untuk meminta jatah.
"Dek,,dek!?" panggil Angga pelan. Tetapi Putri tidak merespon.
Angga mendengar nafas Putri yang terdengar seperti sangat lelah. Dia tidur dengan sangat pulas. Angga jadi merasa tidak tega untuk membangunkannya.
Alhasil, Angga pun mencoba memaksakan menutup matanya dan ikut tertidur.
\*\*\*\*\*\*\*\*
Pagi-pagi sekali, Putri pergi ke pasar dengan membawa anaknya yang masih tidur pulas..
Pagi ini, Putri tidak masak atau pun belanja dapur. Dia pergi begitu saja tanpa pesan apapun.
Ketika semua orang bangun, Angga, Anggun dan ibunya terlihat uring-uringan karena di meja makan tidak ada makanan. Bahkan cucian piring penuh piring kotor, cucian baju tidak di cuci.
"Angga! Dimana istri kamu, apa dia g masak sebelum pergi!?" tanya Anggun kesal.
"Gak tau, mbak. Aku bangun dia udah g ada di kamar. Aku kira dia udah beres-beres sebelum pergi ke pasar," sahut Angga.
"Ya udah, mana uang buat beli sayur, mbak mau beli sayur matang aja!"
"Kalo beli sayur matang dapetnya dikit, Anggun. Kita masak aja," sahut Ibu.
Angga terlihat mendengus, karena dia tidak ada uang.
Bapak keluar dari kamar ketika mendengar ada keributan.
"Ada apa ini, pagi-pagi sudah ribut!?"
"Ini loh, pak! Putri keluar rumah gak beres-beres, gak masak!" sahut Anggun kesal.
"La kamu ini kenapa marah-marah! Emang Putri itu pembantu kamu apa? Mending kamu bayar, makan aja masih dia yang nanggung!" sindir bapak.
"Bapak! Terus aja bela anak itu!" umpat Anggun kesal. Dari semua keluarga, hanya anggun yang berani melawan bapaknya.
"Lah terus, bapak harus bela kamu gitu?" ejek bapak.
"Iiiiiiih! Bapak jahat!" Anggun pun keluar dari rumah dengan kesal.
"Lihat anak didikan mu itu, Lihat!" Bapak terlihat mendelik ke arah ibu.
"Oh, jadi bapak sekarang menyalahkan ibu, iya!?"
"Ya terus siapa yang harus di salahkan, hah! Udah puas kalian menghabiskan ladang juga uangku!"
"Enak saja kalo ngomong! Ladang itu adalah warisan dari keluarga aku! Dari keluarga kamu, mana!? Gak ada! Kamu datang sama aku hanya bawa badan aja, sekarang kamu berani ngaku-ngaku kalo ladang itu milik kamu!" sahut ibu.
Angga menyimak kedua orang tuanya bertengkar.
Melihat dari sikap ibunya, menganggap jika bapak adalah pria yang tidak berguna dan miskin. Semua harta yang mereka miliki adalah warisan dari ibu. Sedangkan dari bapak, tidak ada.
Tetapi, selama ini bapak telah menjaga amanah dengan baik. Dia menjaga dengan baik warisan yang ada.
Tetapi, ketika istrinya menghancurkan semuanya, dia menuduh bapak yang seolah-oleh tidak becus mengurus ladang dan menghasilkan uang.
Dari sinilah, Angga tidak mau menumpang di rumah Orang tua milik istrinya. Angga tidak mau di anggap numpang hidup di rumah orang tua istrinya.
Tapi kenyataanya, kini Putri malah menanggung beban yang lebih berat. Selain dia memberi makan suami, dia juga malah memberi makan semua keluarga. Yang mana mereka sama sekali tidak tau berterima kasih.
Hanya beralasan Putri yang menumpang hidup dirumah mereka, jadi mereka memperlakukan Putri sesuka hati.
\*\*\*\*\*\*\*
Di pasar, terlihat Putri yang sedang menjual emas yang di beri oleh Ziko kepadanya pas di hari ulang tahunnya. Sebenarnya Putri merasa tidak enak menjual pemberian dari orang, tetapi ini adalah jalan satu-satunya untuk Putri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
baguslah... gk usah lg ngurusi orang-orang yg gk tau berterimakasih. mentang-mentang Putri numpang. pdhl itu kn maunya Angga. lantas Putri yg diperbudak. diperas tenaga jg hartanya. lebih baik Putri tinggalin tuh Angga & keluarganya. gk da untungnya jg buat Putri bertahan. Angga gk nganggep Putri sama sekali. sdh saatnya Putri membuktikan klo dirinya bisa sendiri tanpa laki-laki gk guna itu.
2022-08-11
1
Mulaini
Jangan2 Putri jual gelangnya untuk buka toko kue kecil2an...
2022-08-10
0
Santai Dyah
smngat putri bangkit dari keterpurukan ya
2022-07-02
0