Tetangga baru

Usai makan malam, Putri pun melakukan tugas yang di berikan oleh Anggun. Yaitu menggosok baju yang menumpuk sampai segunung.

Sedangkan Aurel, dia di momong oleh ayahnya dan juga kakek neneknya di depan teras. Puji sedang mengerjakan daring seorang diri. Sedangkan Anggun, entah kemana dia berpamitan malam-malam begini.

Sambil menyetrika, Putri memikirkan apa yang harus dia lakukan kedepan untuk mengahasilkan uang di musim pandemi seperti ini.

Ketika sedang melamun, HP-nya berdering, itu dari sahabatnya, Sani.

"Hallo, san? Ada apa, tumben telpon?" ujar Putri.

"Iya, aku mau pesan kue sama kamu. Besok keluarga aku mau kumpul-kumpul!"

"Lagi pandemi gini kok kumpul-kumpul?"

"Alah gak papa! Takut amat sama kuman seupil. Lagian kami udah tes, dan hasilnya negatif. Ini cuma kumpulan keluarga doang, kan aku mau ulang tahun!"

"Wah, happy birthday kalo gitu. Okeh deh, besok aku buatin kuenya."

"Oke, aku tunggu ya di rumah. Kamu juga harus datang ya. Pokoknya kamu harus datang!?"

"Aku gak janji."

"Pokoknya janji, besok supir aku yang akan jemput kamu. Oke!"

"Hem, oke-oke!"

Akhirnya panggilan pun berakhir.

Putri menggelengkan kepalanya. Sahabatnya ini benar-benar sangat menyebalkan. Tetapi, itu membuat Putri merasa terhibur. Dia adalah satu-satunya sahabat yang mengerti dirinya. Walaupun Sani tidak tahu permasalahan rumah tangga Putri. Tapi dia selalu muncul ketika Putri sedang merasa buntu.

Tangan Putri benar-benar gesit. Gosokan segunung dia selesaikan kurang dari 2 jam. Iya, karena putri hanya menggosok pakaian harian, tidak terlalu harus licin ketika di gosoknya.

Usai selesai, Putri pun ke depan rumah untuk mengambil anaknya yang sedang di gendong oleh ayahnya.

"Mas, udah malam, Aurel mau aku tiduri dulu di dalam.."

"Iya. Malam ini mamas mau ronda."

"Iya, mas."

Putri pun bergegas masuk ke dalam kamarnya dan menguncinya.

"Angga, istri kamu itu kenapa lagi? Cemberut terus? Sepet ibu lihatnya!" tutur si Ibu.

"Mungkin kecapean, buk. Apa nggak lagi halangan."

"Baru kerja dikit aja udah ngeluh capek yang inilah, yang itu lah, Susah orang kaya gitu mah." Ibu meromet. Padahal, dari dulu Putri tidak pernah mengeluh sama sekali. Hanya saja, dia akan menekukkan wajahnya.

Karena tidak ingin ribut lagi, Angga pun meminta izin untuk keluar bertemu teman-teman yang akan ikut ronda.

Ketika Angga melewati rumah yang pernah dia tumpangi, Angga pun melihat seseorang turun dari mobil.

Sesaat Angga terdiam dan melihat siapa itu.

"Angga!" panggil wanita itu ke arah Angga.

"Fika!? Kamu sudah sampai?" Angga pun menghampiri Fika yang baru pulang dari Taiwan. Pemilik rumah yang pernah dia tumpangi.

"Iya, ini baru sampai. Kamu apa kabar?" Fika pun cipika-cipiki kepada Angga.

Meskipun Angga risih, tetapi dia memaklumi jika Fika baru pulang dari Taiwan. Pastilah gayanya akan menjadi ke kota-kota'an.

"Alhamdulillah, sehat. Em, kamu makin cantik aja." Puji Angga melihat Fika yang hanya memakainya tantop dan celana lepis di atas lutut.

"Hehehe.. iya nih. Wajarlah, aku akan perawatan terus." Fika nampak membanggakan dirinya sendiri.

Angga pun hanya mengangguk canggung. Karena sebelumnya Fika tidak seperti ini. Tapi sekarang, penampilannya bener-bener sangat seksi.

"Oya, bantuin aku masukin koper yuk? Berat ini," ujar Fika. Setelah mobil trevel yang dia sewa telah pergi.

Angga pun membantunya tanpa ragu.

"Makasih ya, Fika. Selama kamu pergi, aku di bolehin numpang di sini sama istriku."

"Sama-sama Angga. Kaya sama siapa lagi sih kamu."

"Oya, kamu pulang karena mau nikah lagi ya?" tanya Angga.

Jadi, sebenernya Fika ini janda. Baru menikah 2 bulan, dia sudah bercerai dengan suaminya dengan alasan tidak cocok. Setelah bercerai, Fika memutuskan pergi ke Taiwan. Rumah itu adalah peninggalan kedua orang tua Fika yang telah tiada.

"Hahaha, kamu kata siapa? Nggak, aku pulang karena kangen kampung halaman Aja."

"Gak kangen sama aku?" gurau Angga.

"Sebenarnya kangen juga, tapi mau gimana lagi, kamu udah punya ada yang punya," jawab Fika membalas gurauan Angga.

"Ada-ada aja kamu ini. Ya udah, aku mau ke gubuk dulu ya. Malam ini aku jatah aku ronda."

"Hemz, aku mau nawarin kamu kopi tapi aku belum ada kopi. Aku belum belanja," ucap Fika merasa tidak enak karena sudah di bantu membawakan kopernya.

"Udah gak papa Fika. Gak usah." Angga pun tersenyum dan berniat untuk keluar.

"Tunggu! Kamu gak bawa jaket?" tanya Fika.

"Em, aku gak punya. Lagian udah biasa pakai kaos kaya gini malam-malam. Paling kalo cuaca dingin pakai sarung aja," jawab Angga.

Fika pun membuka kopernya dan mengeluarkan jaketnya yang terlihat mahal itu.

"Nih, pakai ini. Jaga kesehatan jangan sampai sakit."

"Oh, gak usah! Bener aku gak papa kok, beneran. Aku udah biasa kaya gini, gak pakai jaket." Angga pun terlihat sangat senang tetapi sedikit ragu untuk menerimanya.

"Ini oleh-oleh dari aku, cepet ambil!" Fika sedikit memaksa.

Angga pun dengan senang hati menerima jaket itu. Matanya terlihat sangat berbinar-binar melihat jaket yang sangat bagus dan sangat cocok dengan seleranya.

"Kamu suka?" Fika tersenyum senang ketika Angga memakai pemberiannya.

"Suka! Aku suka banget, makasih banyak ya Fika. Kamu baik banget sama aku!?" Angga langsung memakai jaket itu.

"Syukurlah kalo kamu suka. Aku juga ikut seneng dengernya."

"Ya udah, aku keluar dulu, ya? Oya, kalo kamu butuh sesuatu, panggil aja aku ya?"

"Siap bos!"

Mereka pun berpisah di depan pintu rumah Fika. Angga benar-benar terlihat sangat menyukai jaket itu. Bahkan dia terus-menerus mencium jaket itu karena aromanya yang wangi.

"Wih, jaket baru bro!?" tanya salah satu teman ronda.

"Yo'i. Di beliin Fika nih, bagus gak?"

"Fika kumel itu!?" tanya temannya.

"Eits! jangan salah dulu, Bro. Fika sekarang itu, beuh! Dadanya aja sebesar melon! Hahaha!"

"Ah, masak!? Tapi gak heran sih, dia kan baru aja pulang dari luar negeri."

"Nah itu dia. Aku yakin banget, mantan suaminya si Hendra, pasti nyesel banget udah ceraiin Fika dulu."

"Aku jadi penasaran gimana bentuknya Fika sekarang."

Malam ini, Fika menjadi objek perbicangan para kaum Adam.

Ada dari mereka yang ingin menikahinya. Ada juga yang hanya ingin mencicipinya.

Angga hanya tertawa mendengar teman-temannya yang fiktor. Fikiran Kotor.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN.

KARYA INI MENGADAKAN EVENT.

11 PEMENANG AKAN DI UMUMKAN KETIKA KARYA INI TAMAT.

10 PEMENANG AKAN MENDAPATKAN PULSA SEBESAR 10.000.

DAN JUARA SATU AKAN MENDAPATKAN HADIAH SPESIAL SEBESAR 25.000.

CARANYA..

BERI DUKUNGAN DAN HADIAH KEPADA AUTHOR SEBANYAK-BANYAKNYA 🥰🥰🥰

Terpopuler

Comments

¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻

¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻

makin kesini makin keliatan Angga yg gk bisa jaga perasaan istrinya. gimana bisa dia Bercipika-cipiki sm Fika? bisa2nya dia menawarkan diri jika Fika butuh bantuan?! sedangkan istrinya sendiri kerepotan sikap Angga biasa sj. gk seheboh sikapnya ke Fika. wahhh.. tanda2 nihhh. Angga sdh mulai menebar racun .. tebar2 pesona... siap2 pecah perang Dunia wehhh...

2022-08-03

2

Mulaini

Mulaini

Angga ingat istri dan anak mu di rumah hihihihi...

2022-07-22

1

ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ

ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ

mampir dulu,,,kasian km putri d perlakukan seperti itu,,

2022-06-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!