Benar-benar terlalu ..

Hari-hari telah berlalu, semenjak kejadian Putri mengambil paksa uang Anggun, mereka hampir tidak saling menegur selama dua bulan. Antara Putri dan kakak ipar benar-benar merenggang jauh. Tetapi Putri tidak mau ambil pusing, sebab dia melakukan hal yang benar.

Sampai akhirnya, Putri dan Angga di buat bingung tujuh keliling sebab, pemilik rumah yang sedang mereka tumpangi akan segera pulang dari luar negeri.

Putri dan Angga saling merenungi nasib mereka. Memikirkan apa yang harus mereka lakukan ke depannya.

"Mas, terus kaya mana ini? Mbak Fika mau pulang dari Taiwan, terus kita mau pindah kemana?" tanya Putri sambil menyusui anaknya. Terlihat ekspresi wajahnya yang kebingungan.

"Ya mau gimana lagi, kalo ngontrak, jelas mamas nggak akan bisa bayar kontrakannya, tau sendiri kan kontrakan sekarang, mahal. Jadi mamas udah buat keputusan kalo kita akan pindah ke tempat ibu aja. Kaya mana, kamu setuju kan?" jawab Angga sambil menyeruput kopi panasnya.

"Mas, di tempat ibu ada mbak Anggun. Apa lagi, sebentar lagi Mas Erpan juga mau pulang dari merantau. Masak kita mau umpel-umpelan di sana? Gimana kalo kita ke rumah bapak aku aja. Lagian bapak tinggal sendirian, dan sebentar lagi juga di rumahkan ngadain tahlilan setahun almarhum ibu ku. Kita tinggal di sana ya, mas?" Putri mencoba memberikan saran terbaik untuk mereka.

Angga terlihat mendengus berat.

"Nggak bisa. Aku gak mau satu rumah sama bapakmu!" sahutnya menolak. Angga langsung memasang wajah tidak suka.

"Kamu itu kenapa sih, mas! Kok sama bapak aku kaya gitu banget? Dia juga bapak kamu loh, mas. Setiap main ke rumah bapak juga gak pernah kamu itu mau di ajak menginap, selalu buru-buru ngajak pulang!" Putri kembali di buat kesal dengan sikap Angga yang selalu berat sebelah, antara keluarganya dan juga istri nya.

"Bapak kamu loh kaya gitu, dia itu gak pernah suka sama Mamas. Males banget!" Angga pun tidak mau kalah.

"Itu cuma firasat kamu aja mas, buktinya bapak selalu menawarkan ladang karetnya untuk kita deres!" ujar Putri. Dia gak habis pikir, selama ini bapaknya selalu baik sama suaminya. Tapi suaminya malah bersikap acuh tak acuh.

"Halah! Nyuruh nderes tapi minta paroan, sama aja bohong!" Angga pun terlihat menyepelekan niat baik bapak mertuanya.

"Ya ampun mas! ya wajarlah bapak minta paroan, itukan ladang dia. Kalo gak paroan bapak aku mau makan apa, mas!? Maksudnya bapak kan, dari pada di kerjain orang lain yang nderes, mending di deres sama kita aja. Ladang bapak luas loh mas, lumayan dari pada kamu nganggur nunggu giliran nderes di tempat bapak kamu, kan?!" Putri benar-benar tidak dapat mengerti pikiran sang suami. Mau bagaimana cara Putri menjelaskannya.

"Halah! Kalo memang bapak kamu niat bantu, harusnya dia membagi ladangnya separo buat kita. Bukan malah nyuruh mamas buruh di ladang dia. Itu sih sama aja bohong!" cetus Angga.

"Mas! Iiihh, aku ini benar-benar kesel loh sama kamu. Susah di ajak pengertian, maunya menang sendiri. Kalo separo ladang di bagi ke kita, terus bapak masih buruhin orang lain, ya sama aja bohong, Mas! kasian bapak kalo gitu, pendapatan dia akan berkurang! Bukannya kita yang ngasih orang tua, ini malah nyusahin!" sahut Putri kesal.

"Pokoknya aku gak mau tinggal di tempat bapakmu. Aku adalah imam di rumah tangga ini, jadi kamu harus nurut sama aku. Udah, aku gak mau membahas ini lagi, pokoknya kita tinggal sama orang tua aku aja, titik!" Angga pun bergegas keluar untuk pergi ke rumah ibunya, untuk membicarakan kepindahannya ke rumah orang tuanya.

Putri hanya bisa mengelus dadanya dengan sikap sang suami. Dia selalu di tuntut untuk mengerti keluarganya, tetapi suami selalu tidak dapat mengerti dirinya. Sikap tidak adil yang sedang Putri rasakan.

Sabar Putri ... Mungkin mas Angga lagi mempertahankan harga dirinya di depan bapak. Hem. batin Putri menyemangati dirinya sendiri. Sebisa mungkin, Putri mencoba mengerti sang suami.

.....

Pindahan pun akhirnya tiba. Putri, Angga dan bapak mertua Putri, gotong royong memindahkan barang-barang ke rumah orang tua Angga. Walaupun barangnya tidak seberapa, tapi lumayan cukup melelahkan juga. Karena hanya dikerjakan oleh mereka ber-3.

Ibu mertua dan kakak ipar hanya duduk lehai-lehai di depan TV tanpa mau membantu. Bahkan Aurel di momong oleh puji, anak dari Anggun.

Karena kamar Angga yang dulu di pakai oleh puji, akhirnya mereka membersihkan gudang untuk di jadikan kamar.

Jadi Putri harus bekerja 2 kali lipat. Pertama membersihkan gudang, lalu mengangkut barang-barang dari rumah lama ke rumah orang tua Angga.

Selama itu layak, Putri pun merasa tidak keberatan. Hanya saja Putri benar-benar kesal dengan ibu mertuanya. Ketika sibuk, dia sama sekali tidak mau membantu dirinya untuk mengurus cucunya yang masih berumur 6 bulan. Kakak iparnya benar-benar menunjukan ke angkuhnya yang tidak perduli dengannya.

"Tante Putri, adek Aurel bangun." Puji, anak berusia 7 tahun mendatangi putri yang sedang menyapu gudang yang baru dia bersihkan.

"Nenek kemana, Puji?" tanya Putri yang langsung menghentikan aktivitasnya, dan mencuci tangannya.

"Ibu sama nenek lagi beli es cendol sama beli pecel," jawab Puji.

Putri tersenyum. Dia pikir mertua dan kakak ipar sedang membeli untuk di bungkus dibawa pulang. Putri juga merasa sangat lapar dan lelah.

Usai menyusui anaknya, Putri pun kembali berniat menitipkan Aurel kepada ponakannya.

"Puji, tolong jagain Aurel ya. Tante mau nyapu kamar lagi. Sekalian itu barang-barang mau Tante masukin ke dalam kamar," ucap Putri.

"Puji di panggil sama nenek, Tante. Pecelnya udah jadi!" jawab Puji bergegas keluar rumah dan lari ke warung yang ada di seberang rumah mereka.

Putri pun mengintipnya dari jendela. Ternyata, mertua, kakak ipar, dan suaminya, semuanya lagi nikmat memakan pecel dan es cendol tanpa mau memanggil dirinya.

Tidak terasa air mata hampir jatuh dari matanya. Sungguh betapa tidak pengertiannya suami dan keluarganya kepada dirinya.

Putri pun mengendong anaknya sambil menyapu rumah dan beres-beres kamarnya. Jika mengangkat barang berat, maka dia akan menggendong anaknya di belakang. Dengan sekuat mungkin dia mengencangkan jarik supaya anaknya tidak terjatuh.

Rasa kesal dan sakit hati membuat tenaga Putri semakin kuat.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN.

KARYA INI MENGADAKAN EVENT.

11 PEMENANG AKAN DI UMUMKAN KETIKA KARYA INI TAMAT.

10 PEMENANG AKAN MENDAPATKAN PULSA SEBESAR 10.000.

DAN JUARA SATU AKAN MENDAPATKAN HADIAH SPESIAL SEBESAR 25.000.

CARANYA..

BERI DUKUNGAN DAN HADIAH KEPADA AUTHOR SEBANYAK-BANYAKNYA 🥰🥰🥰

Terpopuler

Comments

Cemplox Tink

Cemplox Tink

laki kayak angga jangan dipelihara

2023-01-08

1

¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻

¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻

tega bner dh, Angga.. udah maksain kehendak.. gk perhatian pula. pdhl tau klo istrinya itu bersih2 sendiri sambil ngurus anaknya yg masih bayi 6 bulan. eh dianya malah enak2an jajan pecel & es cendol bersama ibu & kakaknya. dimana letak hati nuraninya sebagai seorang suami sekaligus seorang ayah??? hadeuhhhhh... bengeeeekkkkk..!!!

2022-08-03

2

Mulaini

Mulaini

Aduh kebangetan banget si Angga masa lupa sama istrinya...

2022-07-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!