Setelah nongkrong bersama teman- temannya, kini Maura melangkahkan kakinya ke arah gedung pencakar langit yang terkemuka di ibukotanya. Maura sangat takjub melihat bangunan yang membuat dirinya yang pernah bermimpi menjadi pekerja di kantor tersebut.
Maura juga sangat bersyukur karena dirinya terpanggil ke kantor tersebut dan akan di interview. sebab tadi dirinya mendapat notif jika dirinya berhasil lolos dan harus menjalankan interview terlebih dulu.
Senang bukan main yang dirasakan Maura saat ini karena apa yang menjadi mimpinya akan menjadi kenyataan. Setelah resign dari dunia model, Maura akan berusaha menjadi pribadi yang lebih mandiri lagi.
Dan dirinya akan memutuskan untuk mencari kostan yang deket dengan kantornya jika diterima nantinya.
Dengan langkah kaki agak gemetar , Maura berhenti tepat di depan meja resepsionist.
"Mm maaf kak, Saya tadi dapat notif katanya saya disuruh interview di kantor ini." Seloroh Maura tergagap, Didepan kamera dirinya biasanya aja mengapa di depan resepsionist ini rasanya gemetar banget fikir Maura.
"Oh mbak yang namanya Maura Alexio kah.?" Tanya sang Resepsionit memastikan.
"Bener mbak." Sahut Maura antusias sembari menundukkan kepala berulang kali.
Penjaga resepsionist nampak tersenyum simpul melihat wajah yang terkesan gugup itu. Sang Resepsionist juga menggiring Maura ke hadapan HRD yang akan melakukan interview pada Maura.
"Silahkan mbak, Mbak Maura sudah di tunggu di dalam." pungkas Sang Resepsionis bertag Anita tersebut ketika sudah berada di depan pintu ruangan HRD.
"Terima kasih kak." Ujar Maura, sebelum Anita melenggang pergi dari hadapannya. Tak lupa Anita juga membungkuk ke arah Maura, hingga membuat Maura mengernyit heran. Mirip direktur ketika karyawannya menunduk didepannya fikir Maura.
Maura menghembuskan kasar berkali- kali sebelum memasuki ruangan yang membuat jantungnya berdetak. Mirip mau masuk ke kandang singa batin Maura.
***Ceklekk....
"Permisi***...." Sapa Maura kala pintu itu sudah dibukanya, Netranya mendapati seorang pria paruh baya yang tengah serius melihat beberapa kertas di depannya.
"Permisi pak." Ucap Maura lagi dengan suara yang agak tinggi karena pria yang tengah serius itu tak menggubrisnya sama sekali.
"Pakk...." panggil Maura lagi dengan suara semakin meninggi, kakinya sudah seperti kesemutan menunggu pria paruh baya itu menggubrisnya. Namun mau bagaimana lagi, Maura butuh pekerjaan ini dan dirinya juga tak mau mendapatkan masalah sebelum memperoleh pekerjaan.
"Siapa kam...." Sarkas pria paruh baya itu terkejut kala melihat Maura berdiri di tengah pintunya dan tanpa izinnya. Namun sarkasan itu tiba- tiba berhenti kala terlvon genggamnya berdering diatas mejanya.
Tutttttt...
📞:Selamat sore pak.!
☎:..............
📞: Baik pak.
☎:..........
📞: Saya mengerti pak.
☎:...........
📞: Siap laksanakan pak, Saya akan membuatnya nyaman disini.
☎:......
📞: Baik pak...
Tuuuttt....
Setelah usai bertelvon, pria paruh baya dengan papan nama Handoko itu menelisik tubuh Maura dari bawah hingga atas. Hal itu tentu saja membuat Maura risih apalagi kaca mata yang bertengger dihidungnya sengaja diturunkannya.
Jari Handoko terulur ke arah Maura dan dengan gaya sensualnya jari itu bergerak seperti meminta Maura untuk kearahnya.
"Saya pak?" Tanya Maura menunjuk dirinya sendiri yang masih setia ditengah- tengah pintu ruangannya.
"Iyalah kamu, siapa lagi yang ada disini selain kamu." Sahut Handoko yang mulai kesal dengan tingkah Maura yang menyebalkan menurutnya. Hingga kacamata yang dipakainya ia banting diatas mejanya karen rasa kesalnya.
"B-aik pak." Ujar Maura melanglahkan kakinya dengan canggung apalagi mata Handoko tak pernah lepas darinya hingga Muara mendudukkan dirinya di kursi depannya.
"Selamat anda diterima dikantor ini sebagai sekertaris wakil direktur diperusahaan E.G crop." Timpal Handoko mengulurkan tangannya untuk memberikan selamat pada Gadis yang terlihat linglung di depannya ini.
"Semudah itu pak? Bukannya saya harus interview dulu sebelum diterima bekerja disini." Papar Maura yang masih tak percaya dengan ucapan sekilas yang disampaikan Handoko. Karena setaunya, jika ingin bekerja di kantor ternama harus melalu tahap- tahap yang sudah di tentukan. Nah, ini dirinya malah dengan mudahnya diterima di kantor terkemuka sebagai sekertaris pula.
Tanpa ekpersi Maura menjabat uluran tangan Handoko, Masih bingung sudah pasti. Para teman- temannyapun banyak yang bercerita tentang kesulitan dalam interview namun dirinya tak perlu pusing melakukannya sebab tanpa interview dirinya langsung diterima.
"Besok anda sudah bisa bekerja di kantor ini, dan berakaianlah yang menarik agar bos saya tidak kecewa memilih kamu sebagai sekertarisnya." Timpal Handoko lagi kala Maura sudah memegang handle pintu.
Mendengar ucapan Handoko, Maura melihat penampilannya sendiri dari atas hingga bawah. Menurutnya penampilannya sah- sah aja, Sweater kedodoran dan jeans tanpa harus memperlihatkan lekukan tubuhnya.
"Ken...?" Tanya Maura namun jari Handoko mengkode dirinya agar berhenti bicara.
"Pakaian seperti itu cocoknya buat tidur bukan ngantor, lihatlah diluar sana karyawan disini sungguh memikat dengan penampilan seksinya." Sergah Handoko tanpa melihat ekpresi Maura yang sudah sangat jemgkel, Maura menggerutu dalam hati ketika pakaiannya yang membuatnya nyaman dilecehkan oleh pria paruh baya dengan kepala plontos itu.
"****** lu pak tua, Nih orang pasti kudet. Kagak tau kalau gua mantan model kali yak, liat aja lu pak tua. Gua bakal bikin lu mangap besok lihat penampilan gua." Batin Maura melenggang pergi dari rungan yang membuatnya kepanasan apalagi dengan adanya pria berkepala plontos.
Maura keluar dari ruangan HRD Itu dengan rasa dongkolnya tak lupa dirinya menghentak- hentakkan sepatunya. Karyawan yang meliahat tingkah Maura menjadi kebingungan bukannya sebelum masuk Maura nampa tersenyum. Dan kini senyuman itu tertutupi dengan bibirnya yang cemberut.
Tak terkecuali sesosok pria berkarisma yang sedari tadi melihat interaksi Handoko dan Maura. Walau tak mendengar dengan jelas namun sikap Maura bisa di tebaknya dengan sempurna.
Senyuman simpul ia tujukan pada punggung Maura yang sudah menghilang dari pandangannya.
"Kita liat siapa yang akan menang di antara kita." Batin pria yang sedari tadi mengawasi Maura dengan tampang misteriusnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
naumiiii🎈✨
Budek kali ya tuh bapak2🤭🤣🤣🤣
2023-01-02
1
tintakering
senengnya yg seksi2😁
2022-10-19
1
Dani irwandi
aku mampir lagi kak
2022-10-04
1