Kini mereka tengah duduk di atas danau yang sempat menjadi saksi pernyataan cinta Garvin waktu itu. Walau tak ada meja atau semacamnya karena memang waktu itu Garvinlah yang menyiapkan semuanya .
Maura meminta Garvin menuju tempat itu karena menurut Maura sendiri .Disana sangatlah nyaman dan sejuk, membuat siapa saja betah berlama- lama disana tak terkecuali Maura sendiri.
" Kamu senang tempat ini Maura?." Tanya Garvin mengamati wajah Maura yang sendu dari samping karena memang Garvin duduk di samping Maura.
"Iya kak, Sejuk banget apalagi tempatnya indah dan teduh. Kalau seumpama aku punya rumah disini, Mungkin aku jarang healing. Tempatnya bikin gak tega buat di tinggal." Sahut Maura tersenyum sembari menghirup udara segar sebanyak- banyaknya.
"Kalau nanti kita nikah, Aku akan buatkan kamu rumah diujung sana. Biar kamar kita langsung mengarah ke danau." Timpal Garvin mengedipkan matanya ke arah Maura, Sehingga membuat Maura salah tingkah dan membuat wajah wanita cantik itu memerah bak kepiting rebus.
"Dihh ngarep." Maura memalingkan wajahnya yang sudah bersemu merah.
"Ya haruslah. Mmm Ra gimana jawabannya.?" Tanya Garvin tanpa basi- basi tak lupa tangannya membawa tangan Maura kedadanya. Biarlah Maura tau betapa kencangnya degupan jantungnya jika bersama dengan gadis di sampingnya ini.
"Mungkin dia terlalu ngebet kali ya ma gua sampek gak pakek untaian kata indah dan romantis." Batin Maura tersenyum kaku, Sebenarnya Maura berharap Garvin menyiapkan kata- kata indah untuknya namun ya begitulah sifat Garvin.
"Lahh malah bengong." Seru Garvin menoel hidung Maura yang lumayan mancung.
"Ihh kakak... Mmm gimana ya kak.?" Maura sengaja memancing Garvin supaya kesal dengan jawabannya yang terkesan bertele- tele.
"Jangan bikin aku mati muda Ra, kalau kamu slalu bikin aku penasaran kayak gini." Sahut Garvin penasaran, Membuat Maura tertawa lepas dengan ucapan Garvin yang akan mati penasaran nantinya.
"Aakku Mmau kak." Seloroh Maura, Membuat Garvin langsung Melompat- lompat dan berteriak. Tak peduli dengan orang yang melihat tingkah konyolnya. Yang ia rasakan sekarang tak bisa diungkapkan dengan kata- kata kala suara Maura mampu membuatnya melayang seatareo dunia.
"Yehhh Aku diterima." Teriak Garvin menghembuskan nafas lega kala ucapan yang diharapkankannya langsung meluncur dengan gamblangnya dari bibir Maura.
"Kak jangan kayak gitu." Ujar Maura berdiri menghentikan aksi Garvin yang seperti anak kecil yang baru gede. Bukannya apa- apa Muara melakukan itu karena pengunjung yang menikmati danau itu menolek ke arahnya.
"Biar semua tau, kalau aku udah punya kekasih." Ucap Garvin memeluk Maura memutarkan tubuh sintal itu. Hingga membuat Maura mengeratkan pelukannya pada tubuh Garvin, Maura takut akan jatuh ke danau jika dirinya tak memeluk erat Garvin.
"Kak stop." Bisik Maura dipelukan Garvin.
Garvin menghentikan aksinya, Menurunkan Maura yang masih berpegang erat pada tubuhnya, Mungkin dirinya pusing atas ulah Garvin.
"Heyy buka matamu." ucap Garvin yang melihat Maura masih memejamkan matanya.
Maura membuka matanya secara perlahan, kepalanya serasa berputar- putar bahkan Garvin terasa masih berputar menurutnya.
"Maaf ya, aku reflek kayak gitu." Ujar Garvin ketika melihat Maura memijit pelipisnya.
"Gak apa kok kak bentar lagi juga mendingan." Tutur Maura mengembangkan senyumannya membuat Garvin bisa bernafas lega.
Kedua sejoli itu sama- sama bahagia, Apalagi yang sekarang dirasakan Garvin. Ternyata penantiannya tak sia- sia selama bertahun- tahun menunggu wanita pertama yang membuat hatinya bermekaran.
"Udah deh kak, Gak usah liatin terus." Ujar Maura karena Garvin menatap lekat dirinya.
"Sini duduk." Garvin menarik tangan Maura agar kembali duduk.
Garvin tidur dipangkuan Maura, Membuat Maura agak minder dibuatnya. Garvin juga mengarahkan tangan Maura kekepalanya agar tangan lembutnya mengelus rambutnya. Demi membuat Garvin bahagia, Akhirnya Maura melakukanya walau awalnya malu dan agak canggung.
"Emm kak, Aku boleh minta satu hal ke kak Garvin selama menjalin hubungan denganku." Maura menunduk , Mencoba memberanikan diri melihat wajah Garvin dari dekat.
"Apa.?" Tanya Garvin penasaran, Dirinya juga memandang lekat wajah Maura dari bawah karena memang posisinya Garvin tidur berbantal paha Maura.
"Mmm aku minta kak Garvin jangan mempublikasikan hubungan kita. Cukup kita yang tau." Tutur Maura dengan suara pelan.
"Kenapa ra? Apa kamu malu punya kekasih seperti aku?." Cecar Garvin bangun dari tidurnya. Dirinya duduk didepan Maura yang tengah menunduk takut.
"Bukan gitu kak." Maura mendongak, melihat wajah Garvin yang memerah. Mungkin Garvin berfikir Maura menerimanya karena terpaksa.
" Lalu apa? Jangan bikin aku bahagia lalu dengan gampangnya kamu buat aku terluka ra." Ucap Garvin menahan emosinya, Menurutnya perasaannya telah dipermainkan oleh gadis di depannya ini.
" Jangan emosi dulu kak. Sumpah aku gak ada maksut mempermainkan perasaan kak Garvin." Maura menggenggam tangan Garvin, Sungguh dirinya takut membuat Garvin kecewa.
"Iya lalu apa maksutmu Maura." Timpal Garvin menekankan kata- katanya.
" Aku takut mama tau hubungan ini kak. Soalnya Mama melarang aku mempunyai hubungan dengan pria manapun." Ucap Maura tanpa bertele- tele karena suara Garvin meningi di indera pendengarannya hingga membuat Maura menundukkan kepalanya takut tentu saja.
Garvin merengkuh tubuh gadisnya, Ia berfikir dirinya akan terluka ketika baru saja merasakan rasanya bahagia. Dirinya lega mendengar ucapan Maura, meskipun sosok mamanya akan menjadi boomerang dalam hubungannya. Yang terpenting menurutnya Maura telah melabuhkan hati untuknya, Dan akan selalu berada disampingnya.
Walau restu Mama Maura belum ia kantongi, namun Garvin yakin jika nanti dirinya mampu meluluhkan hati mama Maura dan mendapat restunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
2023-12-19
1
Dewi
semangat upnya
2023-12-18
1
Mei Shin Manalu
biasa emg canggung di awal, tpi lama kelamaan terbiasa kok
2023-02-06
0