Menghindar

Burung- burang sudah mulai berkicau dengan nada yang sendu. Matahari juga sudah mulai menyinari bumi hingga menyorot lewat cela- cela jendela hingga membuat tidur gadis cantik tergangu.

Maura menguap berkali- kali sebelum kesadaran kembali sepenuhnya. Dirinya juga meregangkan otot- ototnya kala tidurnya sangatlah nyaman tak seperti sebelumnya.

Maura melihat ke arah pakaiannya yang masih mengenakan atribut semalam yang dipakainya. Hingga dipersekian detik dirinya teringat jika tadi malam Mamanya dan dirinya akan dibawa kekediaman papa barunya. Dalam setengah perjalan dirinya merasakan kantuk yang luar biasa hingga membuatnya tak ingat apapun.

Dan sekarang dirinya terbangun dalam sebuah kamar yang lebih besar dan mewah dari kamarnya dulu. Maura celingak- celingukan kesana kemari, Siapa yang membawanya masuk ke kamar ini fikir Maura.

"Mungkinkah dia." Batin Maura menerka- nerka.

Maura meloncat dari kasur king sizenya dengan perasaan gusar, dirinya membayangkan Garvin tengah mengambil kesempatan dalam kesempitan sewaktu membawa dirinya masuk ke kamarnya. Muara berdiri di depan kaca rias, Membuka kancing kemejanya dengan tergesa- gesa. Tak ada tanda- tanda apapun disana seperti film yang sering ditontonnya.

Akhirnya setelah mengecek semuanya satu- persatu, Maura bernafas lega kala apa yang di dalam fikirannya tak benar. Ia bergegas ke kamar mandi membersihkan tubuhnya yang sudah sangat gerah akibat terlalu memikirkan terkaan yang tak berujung.

Hingga beberapa jam lamanya berendam dalam bathup merilexkan tubuhnya yang kacau balau. Dan dengan tetasan aroma therapy yang membuat dirinya menikmati bau yang sangat disukainya.

Kini maura berjalan ke arah walkinclose mencari pakaian yang sangat nyaman untuknya. Pilihannya jatuh pada sweater kedodoran dengan lengan panjang ditambah rok diatas lutut yang membuatnya nampak manis. Penampilan sederhana inilah yang di mau Maura, bukan berpakaian seksi dengan keadaan terpaksa dan malah membuatny risih.

Make up natural yang di gunakan Maura sangatlah simple hanya dengan faundation dan liptint yang membuatnya semakin mempercantik dirinya.

Ceklekkk.....

Maura membuka pintu kamarnya dengan pelan bersamaan dengan itu pintu di sebelah kamarnya juga terbuka. Maura terpaku kala dirinya membalikkan badannya dan netranya mendapati Garvin juga keluar dari kamarnya. Tatapan mereka saling mengagumi satu sama lain dengan Garvin yang sudah rapi dengan setelah jasnya.

Dalam diamnya mereka saling memuji satu sama lain namun tak bisa mengungkapkannya.

"Pagi kak." Sapa Maura menundukkan kepalanya karna Garvin tak lepas memandangnya.

Garvin tak menggubris sapaan Maura, Dengan mata masih melihat ke arah Maura yang menunduk. Garvin juga melangkahkan kakinya ke arah gadis yang berada disamping tangga.

Jantung Maura berdegup kencang dengan langkah Garvin yang semakin dekat dengannya. Namun rasa kecewa mendera kala Garvin hanya melewatinya dan menuruni tangga dengan gaya maskulinnya. Maura merutuki kebodohanya dengan dugaannya yang mengira Garvin akan menyapanya atau menciumnya seperti tempo lalu.

"Sadar Ra, lu yang mutusin ngambil jalan kayak gini. Plis jangan pernah menyesalkan keputusan terbaik yang sudah lu ambil." Batin Maura mengetuk berkali- kali dahinya, Ia juga menuruni tangga seperti tengah mengekori Garvin.

"Rara ,Garvin. Sini nak kita sarapan bareng sebelum beraktivitas." Ajak Sherly melambaikan tangannya kala kedua putra putrinya turun bersamaan.

Garvin dan Maura mengangguk bersamaan dan mendudukkan kursi yang sudah di sediakan Sherly untuknya. Sarapan pagi dengan suasana baru dan hidangan baru membuat Maura agak canggung dengan situasinya. Apalagi tempat duduknya saling bersebelahan dengan sang kakak tampannya.

Eglar yang berada di ujung meja mulai mengelap bibirnya menggunakan tisu. Sebab dirinya sarapan sebelum sang putra putri turun.

"Ra, Jika kamu ingin cari pekerjaan ke kantor papa saja. Jadi assisten kakakmu itu ra, kebetulan Tari kemarin cuti mungkin dengan waktu yang cukup lama." Papar Eglar membuat Maura terbatuk- batuk saking terkejutnya. Bagaimana mungkin dirinya bekerja sebagai assisten Garvin sedangkan dirinya dan Garvin sedang dalam mode saling diam.

Garvin spontan memberikan minumannya ke arah Maura, Tanpa pikir panjang Maura meminumnya tanpa sadar siapa yang telah memberikannya minum. Setelah minuman itu tandas, Maura melirik ke arah Garvin yang kembali menyantap makanannya dengan santai.

"Hati- hati dong ra." Timpal Sherly memukul- mukul bagian belakang leher Maura.

" Tengsin banget gua anjay." Batin Maura kembali meminum air putih yang diletakkan Garvin disebelahnya.

"Makasih kak." Ucap Maura namun balasan Garvin hanya menganggukkan kepalanya.

"Mm pa, Rara mau mandiri pa. Maksut Rara itu mau cari kerja dengan jerih payah Rara sendiri bukan karena ada orang yang membantu Rara pa." Papar Maura membuat Eglar manggut- mangut mendengar ucapan Maura. Eglar bisa mengerti jika Maura ingin menjadi gadis mandiri tanpa bantuan siapapun, apalagi didikan Sherly yang semakin membuatnya tak mau bergantung pada siapapun.

"Baiklah Rara, Jika nanti kamu butuh bantuan papa atau kakakmu bilang saja ya. Tak perlu sungkan karna kita adalah keluarga." Terang Eglar memberi nasehat pad Maura yang sangat terlihat jelas rasa sungkan di indera penglihatannya.

"B-aiklah pa ." Ujar Maura mengiyakan ucapan sang papa.

Maura kembali melirik ke arah Garvin yang tak bereaksi apapun selain makan dan minum. Maura seperti kehilangan perhatian dari seorang Garvin, walaupun Garvin dan Maura akrabnya hanya dengan waktu singkat. Namun sanggup membuat Maura nyaman walau kadang sifat Garvin yang terlampau kebablasan.

"Ayo pa, Kita ada meeting dengan klien dari kota semarang." Ajak Garvin menggeser kursinya untuk berdiri. Dirinya menyalami Sherly dan pergi begitu saja tanpa melihat sekalipun ke arah Maura yang tengah melihat ke arahnya.

Maura menunduk lesu karena Garvin tak sekalipun melirik dirinya. Apakah dia melupakan sesuatu jika sebenarnya dirinyalah yang bersikeras untuk menjaga keutuhan keluarganya. Tetapi mengapa dirinya gelisah kala Garvin tak sedetikpun melihat bahkan meliriknya.

Mungkin Garvin melakukan itu hanya semata- mata menghalau hatinya agar tak semakin bermekaran rasa cintanya pada Maura. Tetapi tak taukah Garvin jika kelakuannya membuat Maura gelisah.

Ketika punggung kokoh papa dan sang kakak menghilang dari penglihatannya. Kini tinggalah berdua Sherly yang sedari tadi melihat kegelisahan sang putri. Sherly enggan bertanya karena dirinyapun sudah mengetahui apa yang belum diketahuinya.

Maura bernafas kasar kala rasa gelisahnya tak kunjung surut walau sang pemeran utamanya telah berlalu dari hadapannya.

"Ma, aku pamit dulu ya. Mau nongki sama yang lain, sekalian mau cari kerja biar gak lama- lama nganggurnya." Ujar Maura menyalami Sherly yang tengah beberes sisa- sisa sarapan tadi.

"Kenapa gak kamu terima aja tawaran papa kamu ra." tanya Sherly yang penasaran dengan alasan Maura yang menolak fasilitas dari Eglar.

"Biarin Maura berusaha sendiri ma, Maura gak mau bergantung dengan papa ataupun nantinya terbiasa." Ungkap Maura dengan gamblangnya.

"Terserah apa katamu nak, Tapi ingatkan kata papa jangan sungkan jika kamu ada kesulitan nantinya." Ujar Sherly memberi wejangan, Maura hanya menganggukkan kepala dan mencium kedua pipi Sherly sebelum melangkahkan kakinya keluar dari istana Eglar.

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

biarin maura usaha sendiri yah serly, kasian maura kalau dekat dengan Garvin terus 😭

2023-03-05

0

auliasiamatir

auliasiamatir

maura, masih sayang, tapi keadaan memaksanya harus Menekan perasaan nya. 😭

2023-03-05

0

naumiiii🎈✨

naumiiii🎈✨

Aku hadir ya kak, semangat terus ngetiknya✊😊

2022-12-21

0

lihat semua
Episodes
1 Cafe star
2 Danau buatan
3 Aku beri waktu
4 Hati berbunga
5 Gombalan bikin melayang
6 Tekad
7 Boomerang dalam hubungan
8 Bersebelahan
9 Keterkejutan
10 Sakitnya hati ini
11 Perkosa Maura vin
12 Egois
13 Foto berdua meresahkan
14 Keputusan Garvin
15 Berusaha
16 Menghindar
17 Keingat mantan
18 Interview
19 Larangan Eglar
20 Jonathan
21 Dijodohkan
22 Kegelisahan Garvin
23 Tangisan pilu
24 Ancaman
25 Kedamaian
26 Maura keras kepala
27 Strees
28 Kebersamaan empat sekawan
29 Berkunjung ke makam papa
30 Garvin murka
31 Akankah terkuak?
32 Harus yakin
33 Akankah terbongkar?
34 Mempercepat
35 Ide baru
36 Cemburu
37 Kekhawatiran Jonathan
38 Sifat berbeda
39 Khawatir
40 Gagal Resign
41 Digrebek satpam
42 Apa iya?
43 Rencana lamaran
44 Insident
45 Arin masuk IGD
46 Ucapan Beracun
47 Resmi bertunangan
48 Kesabaran Claudia
49 Munafik
50 Bini gak peka
51 Predikat menjijikkan
52 Samsak
53 Kebangetan
54 Terkuaknya kesalahpahaman
55 Curhatan Sherly
56 Sakit hati
57 Diusir
58 Kesedihan Claudia
59 Nguping
60 Permintaan Claudia
61 Keceplosan
62 Garvin
63 Garvin mabuk
64 Jo bertingkah
65 Maura tak sadarkan diri.
66 Rapuh
67 Membatalkan perjodohan
68 Colek
69 Rencana
70 Terbongkarkah
71 Arin lagi
72 kegilaan Sherly
73 patung pancoran
74 Keganasan Garvin
75 Kebusukan terungkap
76 Arin dan Jo
77 Nikahi aku....
78 Garvin berterus terang
79 Eps 79: Garvin vs Jo
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Cafe star
2
Danau buatan
3
Aku beri waktu
4
Hati berbunga
5
Gombalan bikin melayang
6
Tekad
7
Boomerang dalam hubungan
8
Bersebelahan
9
Keterkejutan
10
Sakitnya hati ini
11
Perkosa Maura vin
12
Egois
13
Foto berdua meresahkan
14
Keputusan Garvin
15
Berusaha
16
Menghindar
17
Keingat mantan
18
Interview
19
Larangan Eglar
20
Jonathan
21
Dijodohkan
22
Kegelisahan Garvin
23
Tangisan pilu
24
Ancaman
25
Kedamaian
26
Maura keras kepala
27
Strees
28
Kebersamaan empat sekawan
29
Berkunjung ke makam papa
30
Garvin murka
31
Akankah terkuak?
32
Harus yakin
33
Akankah terbongkar?
34
Mempercepat
35
Ide baru
36
Cemburu
37
Kekhawatiran Jonathan
38
Sifat berbeda
39
Khawatir
40
Gagal Resign
41
Digrebek satpam
42
Apa iya?
43
Rencana lamaran
44
Insident
45
Arin masuk IGD
46
Ucapan Beracun
47
Resmi bertunangan
48
Kesabaran Claudia
49
Munafik
50
Bini gak peka
51
Predikat menjijikkan
52
Samsak
53
Kebangetan
54
Terkuaknya kesalahpahaman
55
Curhatan Sherly
56
Sakit hati
57
Diusir
58
Kesedihan Claudia
59
Nguping
60
Permintaan Claudia
61
Keceplosan
62
Garvin
63
Garvin mabuk
64
Jo bertingkah
65
Maura tak sadarkan diri.
66
Rapuh
67
Membatalkan perjodohan
68
Colek
69
Rencana
70
Terbongkarkah
71
Arin lagi
72
kegilaan Sherly
73
patung pancoran
74
Keganasan Garvin
75
Kebusukan terungkap
76
Arin dan Jo
77
Nikahi aku....
78
Garvin berterus terang
79
Eps 79: Garvin vs Jo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!