Garvin menuntun gadisnya kearah meja di tepi danau, Hal itu membuat Maura salah tingkah dengan sikap manis Garvin.
"Apa ini yang dinamakan dinner , So sweet banget. Atau jangan- jangan kak Garvin mau nembak gua nihhh. Adduuhh jantung gua makin tak karuan, Tenang Maura lu harus tenang. iya kalau di tembak kalau enggak kan gua jadinya yang ngarep." Batin Maura menggelengkan kepalanya.
Garvin menarik kursi untuk diduduki Maura, Namun ketika Maura tak segera duduk Garvin melihat Maura yang tengah menggelengkan kepalanya.
"Unik banget nih gadis gua." Batin Garvin tersenyum simpul memandang lekat wajah gadis di depannya ini.
"Maura ayo duduk." Ucap Garvin memecahkan lamunan Maura , Membuat Maura malu setengah mati karena Garvin melihat tampang cengonya menurutnya.
Garvin juga menduduki dirinya berhadapan dengan Maura, Senyumannya mengembang dan tak pernah luntur dibibir Garvin. Menurutnya dirinya tak pernah berhasil mendekati Maura selama 2 tahun lamanya karena Maura selalu mempunyai banyak alasan jika Garvin yang mengajak dirinya pergi.
Menikmati makanan yang telah disajikan oleh beberapa pelayan yang hilir mudik menyiapkan hidangan. Baik Garvin ataupun Maura masih sibuk dalam fikiran masing- masing, Hingga keadaan di tepi danau itu nampak sepi dan hanya suara jangkrik yang mulai bersahutan.
"Mmm Ra aku mau menagih alasan dari kamu. Kenapa kamu menghindar terus dari aku? Apa aku ada salah.?" Ucap Garvin memecah keheningan diantara mereka berdua. Karena fikirannya sedari tergangu dengan alasan Maura menjauhi dirinya.
Maura menaruh sendok dan garpunya yang sedari tadi digunakan untuk melahap makanan. Dirinya juga menggeser piring yang baru saja di makanannya.
Menarik nafas dalam- dalam, Dirinya juga menyusun kata- kata yang tepat agar tak meyakiti perasaan Garvin.
"Begini kak, Pertama aku gak pernah keluar sama cowok jadi aku masih grogi. Kedua, Aku takut dimarahi mama kalau aku ada hubungan sama cowok apalagi pacaran. Meskipun usiaku menginjak dewasa mama selalu mantau aku. Ketiga, Aku pada waktu itu masih fokus meniti karir. Itu aja sih alasanku menghindar." Terang Maura sebenarnya ada satu alasan lagi mengapa dirinya menghindar dari Garvin.Ya , Maura terlalu gugup bertatap muka dengan Garvin seperti sekarang ini. Jantungnya seperti maraton jika Garvin menatap lekat dirinya.
"Jadi,..?"
"Yah begitulah aku kak. Tak pernah tau rasanya yang namanya pacaran." Timpal Maura dirinya memberanikan diri melihat Garvin. Walau denyut jantungnya sangatlah tak wajar menurut Maura.
"Aku fikir kamu menghindar dari aku karna gak nyaman." Sahut Garvin dirinya merasa lega dengan penjelasan Maura yang membuat hatinya bagai disiram air es.
"Eennggak lah.." Timpal Maura gugup sembari memalingkan wajahnya. Maura takut jika Garvin melihat wajah memerahnya saking gugupnya.
"Mm Ra kalau seandainya ada yang nembak kamu gimana respon kamu." Tanya Garvin tergugu, Mungkin dengan cara bertanya Garvin bisa tau respon Maura.
"Yahh kalau menurutku si mending jangan deh, Soalnya aku lagi males, mau meniti karir dulu. Gini aja belum pacaran bikin aku gak fokus apala...." Sahut Maura membekap mulutnya sendiri hampir saja dirinya keceplosan.
"Maksutnya gimana Ra.?" Tanya Garvin penasaran, Dirinya sengaja memancing Maura karena Garvin tau kalau Maura hampir keceplosan. Dirinya ingin tau siapa pria yang dimaksut Maura.
"Anu kak.. Mm gimana ya?. Udah ah kak aku mau pulang udah malam juga." Maura menggeser kursinya, Dirinya hendak pulang namun baru satu langkah Garvin tiba- tiba menubruk tubuhnya dari belakang. Membuat Maura membulatkan matanya dengan tingkah Garvin yang mendadak.Terkejut tentu saja ,seorang Garvin putra konglomerat memeluk dirinya.
"Kak." Maura hendak melepaskan pelukan itu namun Garvin semakin erat memeluknya.
"Biarkan seperti ini Maura. Biarkan aku tenang mendekapmu." Sahut Garvin meletakkan kepalanya di ceruk leher Maura.
Bagai tersengat listirik tubuh Maura ketika nafas Garvin menerpa kulit lehernya. Sembari memejamkan mata Maura sangat menikmati pengalaman pertamanya yang membuat dirinya kegelian nikmat.
"Ra." Panggil Garvin , Ia menoleh ke arah wajah Maura yang terpejam seperti menikmati sentuhannya. Garvin hanya bisa tersenyum simpul menyaksikan itu semua.
Garvin membalikan tubuh Maura, Tanpa basa- basi dirinya mengecup bibir ranum berwarna merah muda itu dengan lembutnya.
Maura membuka matanya ,betapa terkejutnya dirinya ketika Garvin mencium bibirnya dan kini wajah mereka tak berjarak sekalipun . Membuat Maura semakin gugup dibuatnya apalagi Garvin kembali ******* bibirnya, Membuat Maura mematung tanpa membalas ciuman itu.
"Ra aku mencintaimu." Ucap Garvin ketika ciuman itu terlepas. Menyatukan kening masing- masing, Jari tangan Garvin mengelap bibir Maura dari sisa saliva akibat ciumanya tadi.
"Kak aku..."
"Kalau menurutmu jawabannya sangat berat tolong fikirkan dulu jangan dijawab sekarang, Aku akan selalu setia menunggumu." Ucap Garvin mencium kening Maura.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
2023-12-07
0
Dewi
lanjut kak
2023-12-06
0
Nikfyni
🌹ku kasih Maura semangat kak
2023-12-02
1