"Ayah harus kembali sekarang, kau jagalah dirimu dengan baik"
Jacob harus meninggalkan putrinya lagi setelah pertemuan yang begitu singkat. Tapi apalah daya dia memiliki tanggungjawab yang besar untuk negeri ini, kembali ke perbatasan dengan perang kecil sebagai makanan sehari-hari nya.
"iya ayah, rose akan menjaga diri dengan baik. tolong untuk tetep sehat demi rose dan mendiang ibu "
"yah" jendral gagah tersebut hanya tersenyum kecil mengingat sekarang hanya ada rose sebagai tujuan hidupnya tidak ada lagi istrinya yang selalu memberikan senyuman hangat ketika ia akan pergi berangkat berperang .
Setelah berpelukan rombongan militer pergi meninggalkan gerbang istana,rose merasa kedinginan. Angin pagi ini begitu kencang, Rose harus mengeratkan jubahnya sesaat angin menabraknya membuat helaian rambut abu abu nya tergerai indah. Langit berubah mendung, angin semakin kencang membawa dedaunan kering terbang begitu saja tanpa arah.
Rose pun kembali masuk kedalam istana disana terlihat Hanz yang berdiri menatapnya tajam. Mengangkat bahunya acuh, rose tidak peduli dengan sikap Hanz yang sedikit melunak kepadanya.
"Apa kau sengaja berlama-lama didepan sana?"
"memangnya kenapa" tanya ku balik, orang ini kenapa semakin menjengkelkan setiap harinya dia akan tiba-tiba kesal tanpa alasan kepadanya , dasar aneh.
"huh apa kau tak sadar rose dengan tubuhmu yang kecil, sekarang musim dingin akan banyak angin. bila kau terus berdiri didepan gerbang seperti orang orangan sawah, tubuhmu bisa saja terbang terbawa angin seperti daun daun kering itu"
"cih aku tidak sekecil yang kau pikirkan, minggir minggir biarkan aku masuk" sahut ku jengkel setiap ada kesempatan Hanz pasti akan mengajaknya bertengkar kemudian menghina tubuhnya yang pendek dan kecil.
"oh benarkah" dengan gampang nya Hanz mengangkat tubuh Rose seperti tikus kemudian menyeretnya menuju kamar miliknya.
"hei lepaskan tanganmu aku bukan kucing yang bisa diseret seenaknya! " aku berusaha meronta ronta dengan tangan pendek milikku yang tidak bisa menghentikan aksi bodoh Hanz.
byurrr
Tanpa rasa kasihan Hanz melempar tubuh Rose ke bathtub. Hanz membuat senyum aneh ketika melihat Rose yang tampak seperti tikus kebingungan diatas air.
"Aku tau kau lebih cocok seperti tikus bodoh ketimbang kucing yang bisa memberontak"
setelah melepaskan pakaian atasnya Hanz bersiap memasuki bathtub yang sama dengan Rose.
"tunggu sebentar apa yang sebenarnya kau lakukan kepadaku Hanz"
"yah kau tau mengulang kebiasaan lama kita waktu kecil, mandi bersama diatas bathtub kayu klasik"sahut Hanz santai dia mendongakkan wajah tampannya ke atas menatap langit istana dengan senyum menawannya yang lebar seolah begitu puas mengerjai tunangan nya tadi.
" haiss tapi sekarang berbeda usia mu 20 tahun sedangkan aku baru 16 tahun, kita harus menjaga jarak selagi masih berstatus sebagai tunangan "
"aku tidak peduli tentang itu, yang jelas kau harus cepat tumbuh dewasa sebelum debut pertama mu dimulai yaitu besok malam"
"tanpa ayah yah? hem aku tidak mungkin secepat itu tumbuh dalam waktu semalam. tapi apa kau juga akan melihat debut pertamaku" Tanya ku penasaran aku rasa dia tidak akan peduli tentangku lagipula ada Anna yang akan membuatnya sibuk sepanjang hari.
"kau harus mandiri Rose, aku pasti akan menemani mu nanti" ucap Hanz mengelus wajah Rosalind yang basah terkena air.
"okeh" rose membuka kancing baju depannya dia sudah tidak nyaman dengan acara mandi bersama ini apalagi dia memakai baju dengan kain tebal.
Hanz melirik apa yang sedang rose lakukan percayalah dia bisa melihat dengan jelas be*lahan dada yang hampir keluar sepenuh nya . Hanz akui dibalik tubuh mungil itu pasti ada lekukan dan gumpalan daging indah didalamnya. sayangnya dia mungkin tidak memiliki kesempatan untuk menikmatinya karena, dia sendiri tidak percaya pertunangan ini akan bertahan sampai kapan.
"cabul" ucap Rose menatap sinis kearah Hanz yang terus memperhatikan bagian dada nya.
"maaf, Rose bisakah kita berbaikan? "
"setelah kau berulang kali menyakitiku hanya karena membela wanita itu"
"ah itu aku benar-benar merasa bersalah saat itu aku begitu angkuh sampai lupa kalau kau adalah teman yang sedari kecil selalu menemani ku"
"aku sangat menyesal karena menyakitimu,tolong beri aku kesempatan satu kali lagi untuk memperbaikinya"
"Apakah kau akan meninggalkan Anna dan mulai mengangap hubungan pertunangan ini serius?" Rose bertanya dengan nada penuh harap dan tatapan lembut yang membuat Hanz bimbang .
"aku belum bisa menerima pertunangan ini sepenuhnya, kau tau aku sangat menyukai Anna dari kecil dan aku selalu mengangap mu sebagai teman"
Deg
Hatinya kembali sesak mendengar Jawaban yang sama seperti dulu . Hanz masih mengangap nya teman dan masih sangat menyukai Anna. gadis ceria berambut pirang dengan mata biru laut yang selalu lebih menawan ketimbang dirinya.Seketika dirinya merasa menjadi gadis bodoh lagi yang mengharapkan perasaannya dibalas oleh sang tunangan.
Bodoh dia masih percaya janji manis waktu mereka kecil, Hanz bilang dia akan menjadikannya Ratu Kekaisaran Barron yang dicintai oleh semua orang dinegeri ini.
Tapi kenyataannya berbeda dia malah menjadi tunangan yang tidak dianggap dan mungkin gelar ratu Barron bukan Untuknya dimasa depan.
"haha aku hanya bercanda tidak perlu menatapku begitu serius. aku sudah tau jawabannya bagaimana pun diriku tidak bisa dibandingkan dengan Anna,di hatimu hanya ada Anna seorang gadis polos yang begitu kau sukai. berbaikan dengamu aku tidak masalah tapi... aku tetap akan menindas gadis itu bila dia membuat masalah didepanku"
Rose keluar dari bathtub dia mengusap wajahnya yang berair,sebenarnya dia sudah menangis sejak tadi tapi beruntung air di bathtub bisa menutupi air matanya yang sungguhan .
"aku tau Rose kau pasti begitu membenciku , aku juga bimbang terhadap perasaan ku sendiri "
"sudah lah Hanz aku pasti akan belajar melupakan mu, aku ingin berteman denganmu seperti dahulu waktu kecil tanpa melibatkan perasaan sedikitpun"
"lepas bajumu yang basah pelayan akan mengambil yang baru "
"baik "
Rose pergi menuju tempat ganti baju dengan perasaan mendung seperti cuaca di luar sana.
tiba tiba sepasang tangan besar melingkar diperutnya, ternyata Hanz yang datang membawakan dia baju. sekarang keduanya hanya diam, Rose tau Hanz hanya memakai handuk dipinggang jadi dia tidak ingin banyak bergerak takut ada yang terbangun nantinya.
"maaf , kau terlalu lugu untuk memiliki perasaan ini. jangan berubah saat perasaan itu benar-benar hilang tetap jadi Roseku yang hangat penuh keluguan "
Bisik Hanz di telinga rose, seperti disengat aliran listrik rose merinding mendengar suara berat Hanz yang begitu dekat dengan lehernya dan satu kecupan mendarat dibahu nya.
"Hanz jangan berlebihan, aku tidak ingin berharap lagi kepadamu"
"maaf"
Sesat setelah suasana panas berakhir kini hanya kecanggungan diantara mereka berdua. Hanz tersnyum membuat garis kecil dibibirnya dia merasa bodoh karena bersikap seperti tadi kepada rose yang tidak mengerti apa apa. Tapi rasanya begitu menyenangkan hatinya berdebar karena bisa merasa sedekat itu dengan Rosalind .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments