Mata Pelajaran terakhir pun telah usaiai,bel pulang Sekolah telah berbunyi. Menandakan jadwal kegiatan Sekolah hari itu telah usai.Semua Siswa-siswi berhamburan keluar kelas,tak terkecuali Zahrana dan teman-teman nya.
Fadhilah dan Hafidzah pulang duluan mengendarai Sepeda Mini masing - masing, rumah mereka tidak jauh dari Sekolah SMP NEGERI 3 XX, sedang Zahrana, Cinta dan Kirana, masih harus melewati ritual menunggu Bis Sekolah seperti biasanya.
"Ra,Cin,Kir ... kami pulang duluan yah? sampai jumpa kembali besok,"ujar Fadhilah dan Hafidzah sembari melambaikan tangannya, kemudian mengayuh Sepeda Mini milik mereka dengan penuh suka cita.
"Iya Dhil,Dzah ... kalian hati-hati di jalan, jangan kebut-kebutan!"ujar Zahrana sembari melambaikan tangannya pada Fadhilah dan Hafidzah, di ikuti oleh Cinta dan Kirana.
Di era 90 an menginjak tahun 2000 an, anak-anak Sekolah hampir 90% dari mereka masih menggunakan Sepeda or jalan kaki, untuk berangkat Sekolah.Jika sudah menempuh jarak yang cukup jauh dari Sekolah barulah mereka naik kendaraan umum.
Berbeda dengan zaman sekarang, semua serba instan.Anak-anak Sekolah rata-rata mendapatkan fasilitas mewah berupa kendaraan roda dua alias kendaraan bermotor dengan berbagai macam merk.Jangankan mencicipi ke Sekolah naik Sepeda ataupun berjalan kaki.Naik kendaraan umum pun ogah, sangat bertolak belakang dengan anak-anak tahun 90 an, lebih bersikap apa adanya tanpa mengenal kata gensi.
Bersyukurlah bagi anak-anak sekolah yang pernah merasakan Nostalgia di Era 90 an dan 2000 an.Masa-masa yang penuh suka-cita, yang mana tidak akan pernah dirasakan oleh anak-anak zaman modern di masa sekarang ini, di mana pergaulan remaja luar biasa bebas tanpa mengenal batas, melanggar aturan dan norma-norma yang sangat bertentangan dengan norma-norma hukum dan Agama.Adat dan Sopan santun terkikis habis oleh hawa nafsu sesaat, sehingga tak jarang banyak tunas-tunas muda yang gugur sebelum berkembang.
"Teman-teman ternyata menunggu itu adalah pekerjaan paling membosankan," celutuk Nandini, sambil menunjukkan wajah masamnya.
"Lebih baik gue tidur saja di atas pohon Jambu Monyet itu, nanti kalau Bis Sekolah sudah kelihatan, jangan lupa bangunin gue!"ujar Nandini pada teman-temannya, sembari langsung memanjat pohon Jambu Monyet alias nama kerennya Jambu Mente.
Kemudian Nandini pun terlelap, bertengger di atas Pohon Jambu Monyet yang ukuran dahan pohon nya sudah sangat besar,ada yang sudah menjalar ke samping, cukup untuk Nandini rebahan.
"Dasar muka bantal loe Din, di mana-mana selalu molor, nggak dikelas nggak di luar kelas kerja nya molor terus,"timpal Cinta pada Nandini.
"Iya, gue khawatir loe di gigit serangga nantinya, tidur bertengger semaunya, tidak melihat sikon,belum lagi loe tiba-tiba terjatuh nantinya dari pohon Jambu Monyet itu, siapa yang akan membantu mengangkat dan membopong mu. Tenaga gue dan Cinta Kiara Khoirani tidak sekuat baja, apalagi Zahrana yang Ayu gemulai tentu tidak akan kuat menahan tubuhmu, kecuali cinta Monyet mu alias Zaenal Abidin Si Kutu Buku itu yang akan mampu menopang mu,"cerocos Kirana menambahkan celotehan Cinta pada Nandini, sembari mengunyah permen karet yang sejak tadi menjadi pencuci mulut nya, tidak lupa Kirana meniup kecil balon permen karet dari mulut mungilnya di sela-sela senda gurau nya.
Nandini pun seketika meloncat dari atas pohon Jambu Monyet, matanya yang mengantuk berat, seketika melebar, ketika nama Zainal Abidin Si Kutu Buku, di sebut-sebut sebagai cinta Monyetnya,gara-gara pohon Jambu Monyet beralih menjadi Cinta Monyet.
Nandini pun menggaruk-garuk kepalanya, tanda tidak mengerti apa yang diucapkan Kirana.Apa hubungannya antara Jambu Monyet dan cinta Monyet? pikirnya.Ada-ada saja loe Kirana Larasati, bercandanya tidak masuk di akal, pakai bawa-bawa nama Zainal Abidin Si Kutu Buku pula,"celutuk Nandini pada Kirana.
"Bodoh amat, mending gue tidur lagi deh!"celutuk Nandini sembari memanjat dahan pohon Jambu Monyet untuk kedua kalinya,guna melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu oleh celotehan Cinta dan Kirana Sedangkan Zahrana mengulum senyum di bibir manisnya, rasa terkelitik geli menyaksikan tingkah teman-temannya yang masih sangat polos dan kekanak-kanakan.
Selang berapa menit kemudian, Nandini pun terlelap dalam tidurnya, di dalam mimpinya, dia sedang berenang bersama teman-temannya, berenang ke sana kemari, terjun bebas menikmati gemercik Air.Kemudian Nandini pun mengulang kembali gerakan terjunnya.Tiba-tiba hujan deras jatuh membasahi bumi,air sungai pun ikut meluap.Nandini ikut terbawa arus, kepalanya hampir membentur batu di muara Sungai, namun perlahan ada yang menarik tubuhnya dan mendekapnya erat, sehingga Nandini pun terselamatkan dari marabahaya.
Perlahan Nandini membuka mata dan melihat sekelilingnya.Betapa kagetnya Nandini,ia sudah berada dalam dekapan seseorang yang selama ini kerap kali menjadi lawan debatnya.
"Kau ... sedang apa kau disini,kenapa kau menopang ku seperti ini?"pekik Nandini.Ia terbelalak kaget,sembari menatap lekat pada wajah Zainal Abidin.
"Kau mencari kesempatan dalam kesempitan, berani-beraninya kau menyentuh ku,"bentak Nandini pada Zainal.
Dengan secepat kilat Nandini melepaskan dekapannya dari Zainal Abidin, di ikuti gerakan tangannya mendorong dada Zainal dengan sangat keras.Sehingga Zainal Abidin pun terhuyung, pergerakannya pun mundur satu langkah ke belakang.
Bukannya marah, dengan perlakuan Nandini.Zainal Abidin malah tersenyum simpul, menatap lekat ke arah Nandini tanpa berkedip.
"Ternyata kamu terlihat manis jika seperti ini Din,"gumam Zainal Abidin keceplosan.
"Maksud mu apa?"berani-beraninya menggoda ku, mencari kesempatan dalam kesempitan,"celutuk Nandini seraya memandang sinis ke arah Zainal.
Nandini membusungkan dadanya, menandakan jika dirinya bukan wanita yang mudah tergoda dengan gombalan manis makhluk yang bernama laki-laki.Nandini adalah gadis kecil yang tangguh dan tak mudah tergoyahkan.
"Ya Ampun Non,galak amat! Aku hanya ingin menolongmu sekaligus mengingatkanmu,"tutur Zainal dengan gaya elegannya.
"Kalo tidur jangan bermimpi aneh-aneh, apalagi sampai berkhayal,untung masih ada aku disini, yang dengan sigap menopang tubuh mu.Jika tidak, kau sudah terjerembab di tanah dan pastinya wajah manis mu akan mencium gundukan tanah di bawah sana! ... lain kali jangan molor sembarangan,pohon Jambu Monyet itu, tidak layak untuk tempat bertengger mu, karena habitat mu bukan di sini,"nasehat panjang lebar Zainal Abidin kepada Nandini.
Kemudian Zainal pun berlalu pergi, tanpa memberikan kesempatan untuk Nandini bicara sepatah katapun.
Zainal dengan cepat melangkahkan kakinya.Sebab, Priska Prahara memanggilnya dari kejauhan.Zainal Abidin pun, berlari menghampiri Priska dan memapahnya untuk naik kedalam Bis Sekolah jurusan tempat tinggal mereka, lantaran kaki Priska masih cidera, akibat keributan yang terjadi di Kantin Sekolah siang tadi.
"Dasar tidak punya perasaan, habis menggoda ku berani-beraninya dia langsung melenggang pergi begitu saja,menemui Nenek Sihir itu!"umpat Nandini pada Zainal terdengar langsung oleh teman-temannya.
"Cieee ... ada yang Jelous rupanya.Baru saja terjatuh dalam dekapan cinta Monyet nya, kini harus menelan pil pahit.Sebab, Sang Pangeran Monyet sudah berpindah hati pada Nenek Sihir yang telah memikatnya,"celutuk Cinta dan Kirana bersamaan.
Nandini pun bungkam, tidak seceria biasa nya.Entah apa yang ia pikirkan, namun terlihat dari raut wajahnya, sangat kesal dan tidak bersemangat seperti biasanya.
"Dasar Si Kutu Buku, tidak punya perasaan.Kenapa pula dia menolong ku? jika akhirnya nenek sihir itu jadi pilihan nya ... " cicit Nandini.
"Ini semua gara-gara pohon Jambu Monyet itu,hingga harus terbawa menjadi cinta Monyet,"umpat Nandini dalam hati.
Sementara, Cinta dan Kirana hanya terkekeh geli melihat tingkah Nandini yang nampak aneh dari biasanya.
Sedangkan Zahrana hanya menggeleng-geleng kan kepalanya, melihat tingkah sahabatnya yang tiada habisnya berkelakar dan berseteru, jika tidak segera ditegahi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 235 Episodes
Comments
Mommy QieS
hehe😂😂
2022-12-27
0
Bayangan Ilusi
habitat.. dia kira meong apa ulat😅
2022-12-27
1
Bayangan Ilusi
Awas ada bunglon, Nandini🤭
2022-12-27
1