Arwah Penasaran Bab 20

Setelah sampai di depan pintu rumah Mila, kemudian dia membuka kuncinya.

"Ayo kita masuk," ajak Mila.

Kemudian Robi dan Fadil masuk ke dalam rumah, sedangkan Mila mengikuti dari arah belakang.

Baru juga Robi masuk beberapa langkah tiba-tiba dia membalikkan badannya ke arah Mila.

"Mila, kenapa rumahmu sampai berantakan seperti ini? sebenarnya apa yang terjadi tadi malam?" tanya Robi.

Mila terdiam beberapa saat, lalu dia menundukkan kepala. Ingin rasanya dia mengatakan yang sebenarnya, namun Mila tidak sanggup. Tapi karena Robi terus mendesaknya iapun akhirnya mengatakan kalau ini adalah ulah arwah yang mirip dengan almarhum ibunya.

"Apa....!" Robi cukup kaget mendengar penuturan Mila, Bahkan Ia sampai berteriak mendengar ucapan Mila barusan. Lalu dia mendekat ke arah Mila dan memegang kedua pundak Mila.

"Mila, sudah aku katakan sebelumnya, bahwa arwah itu sangat kuat, dan lihatlah buktinya rumahmu saja sampai dibuat awut-awutan begini," ujar Robi.

Mila terdiam, lalu dia melepaskan tangan Robi dari pundaknya, kemudian dia memperbaiki kursi tamu itu dan menyuruh Robi untuk duduk.

"Robi, duduklah. Aku akan mengambil kan mu air minum," ujar Mila mengalihkan topik pembicaraan. Lalu dia berjalan menuju dapur.

Robi yang melihat kepergian Mila, kemudian dia mengejarnya, dan menarik tangan Mila dari arah belakang.

"Tidak Mila, kau tidak perlu repot-repot membuatkan aku minum," ujar Robi.

Kemudian Robi kembali membalikkan tubuh Mila menghadap ke arahnya, sambil memegang kembali kedua pundak Mila.

"Mila tolong dengarkan penjelasan ku dulu, dan aku berharap kamu mengerti dengan kecemasan ku saat ini, jika kalian berdua masih tinggal di rumah ini dan nanti malam arwah itu kembali lagi bagaimana? apa yang harus kamu lakukan? apa kamu sanggup menghadapi nya sendiri? dan aku mohon dengan sangat, tinggallah di rumah ku untuk sementara waktu, setidaknya sampai ayahmu kembali dari kota." tutur Robi.

Mila lagi-lagi terdiam, lalu dia menarik nafas dalam.

"Robi, apa kamu mengerti dengan ketakutan dan kecemasanku jika aku tinggal di rumahmu?" tanya Mila.

Kemudian Robi menatap manik mata Mila yang sudah tampak berkaca-kaca.

"Memangnya apa yang kamu takutkan Mil."

Kemudian Mila menepis tangan Robi yang berada di pundaknya. Lalu Mila menghapus air matanya yang belum sempat jatuh.

"Aku takut, kalau aku tinggal di rumahmu, warga kampung akan menggunjing keluarga mu, apa lagi kita belum mempunyai ikatan apapun," jawab Mila akhirnya.

Robi terdiam, memang benar apa yang dikatakan oleh Mila. Tapi Robi tetap bersikeras mengajak Mila untuk tinggal di rumahnya, kalau mengenai omongan warga, itu adalah urusan belakangan, yang penting untuk sementara waktu arwah itu tidak akan menggangu Mila dan Fadil.

"Baiklah," ucap Mila akhirnya menyetujui ajakan Robi untuk tinggal sementara waktu di rumah Robi.

Disaat Robi dan Mila berbincang-bincang, tiba-tiba dari ruang tamu Fadil memanggil kakaknya Mila, dan mengatakan kalau dia telah usai memakai seragam sekolahnya.

"Kak Mila, aku sudah selesai, kakak ada dimana."

Mila yang mendengar teriakan adiknya Fadil, kemudian dia pamit pada Robi untuk melihatnya.

"Iya dek, tunggu sebentar." jawab Mila. Lalu dia berjalan perlahan menuju ruang tamu.

Fadil yang melihat kedatangan Mila, dia langsung berlari kecil untuk menghampirinya. kemudian dia mencium punggung tangan kakaknya, setelah itu iapun pamit untuk pergi ke sekolah.

"Hati-hati dijalan ya dek," ujar Mila.

"Iya kak."

Setelah kepergian Fadil, Mila pun berniat menemui Robi kembali. Namun, baru saja dia membalikkan tubuhnya, ternyata Robi sudah berada di hadapannya.

"Robi...!" panggil Mila.

"Hm...!" jawab Robi singkat.

Tanpa basa-basi, kemudian Robi meminta Mila untuk segera mengemasi barang-barangnya, sebab dia merasa aura rumah itu sudah mulai berubah.

Mila pun mulai mengemas keperluannya selama beberapa hari di rumah Robi, dan tanpa butuh waktu lama, akhirnya Mila telah usai memasukkan beberapa helai pakaiannya dan Fadil ke dalam koper. Setelah itu Robi dan Mila keluar dari dalam rumah itu.

"Biarkan aku saja yang membawa koper mu," ucap Robi.

Mila tidak menolak, lalu dia memberikan koper itu pada Robi.

*****

Di Rumah Robi.

Setelah mendapat persetujuan dari ayah dan ibunya, kemudian Robi mengantarkan Mila kembali ke kamar yang di tempatinya semalam. Lalu dia pamit untuk pergi ke pasar.

"Aku ikut," ucap Mila.

Robi menoleh ke arah Mila.

"Kau tidak perlu ikut, selama kau dan Fadil berada di rumahku, kalian adalah tanggung jawabku, dan kau tidak perlu memikirkan hal yang lain."

"Tapi Robi...!"

"Sudahlah Mil, lebih baik sekarang kamu pergi menjemput Fadil ke sekolahnya, karena aku takut dia akan pulang ke rumah kalian."

"Baiklah," jawab Mila mengalah. Karena dia merasa apa yang dikatakan oleh Robi itu memang benar.

Terpopuler

Comments

Santai Dyah

Santai Dyah

wah keren crazy up ya thor

2022-06-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!