Pagi harinya
Tidak seperti biasa, Mila yang selalu bangun pagi, tiba-tiba terlambat bangun, Ia merasa sangat berat untuk sekedar membuka matanya. Padahal sekarang hari sudah menjelang siang.
Sedangkan Fadil yang sudah bangun dari tadi, kemudian dia bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Sebab, jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi.
"Tidurlah yang nyenyak kak," ucap Fadil sambil mengusap lembut kepala kakaknya lalu dia mencium kening Mila dengan lembut.
Sedangkan Mila dia hanya menggeliat, setelah itu dia kembali tidur.
Fadil tersenyum melihat kakaknya, lalu dia menyelimuti tubuh Mila sampai dada.
"Aku berangkat sekolah dulu ya kak," pamit Fadil, padahal kakaknya Mila masih tidur.
Fadil menuruni anak tangga satu persatu, hingga akhirnya dia sampai di dapur. Kemudian dia berjalan menuju meja makan dan membuka tudung saji.
Kali ini tidak ada sarapan yang tersedia di atas meja, karena kakaknya Mila belum bangun. Namun, Fadil sangat bersyukur masih ada tiga potongan kecil ubi jalar bekas kudapan mereka tadi malam.
"Alhamdulillah, untuk sementara, aku sarapan dengan ubi jalar ini saja, lumayan buat mengganjal perut ku yang sedang minta di isi," ujar Fadil. Kemudian dia melahap ubi jalar itu sampai habis.
Setelah selesai menyantap ubi jalar, kemudian Fadil berangkat sekolah.
Sedangkan Mila yang masih tidur, kemudian dia mulai mengerjap-erjapkan Indra penglihatannya, lalu dia menguap.
"Hoam...!" ucap Mila sambil menutup mulutnya dengan sebelah tangan.
Sedangkan tangannya yang satu lagi, meraba-raba ke samping, dan berniat untuk membangunkan Fadil.
"Dek bangun, sepertinya hari sudah menjelang siang. apa kamu tidak sekolah."
Tidak ada jawaban, Mila juga tidak menemukan siapapun di sebelahnya. Dengan rasa kantuk yang masih mendominasi, kemudian Mila menatap malas ke sebelahnya.
Matanya langsung terbuka sempurna, saat melihat adiknya Fadil tidak berada di sampingnya.
"Fadil...Fadil," panggil Mila. Tapi tidak ada sahutan sama sekali.
Kemudian Mila beranjak dari tempat tidur, dan dia berjalan menuju kamar mandi, lalu dia mengetuk pintu.
Sudah berkali-kali Mila mengetuk pintu. Namun dia tidak mendengar suara sedikit pun. Hingga membuat Mila merasa takut dan khawatir.
Dengan cukup keras Mila pun mendorong pintu itu hingga terbuka. Namun, dia tidak menemukan sosok adiknya Fadil sama sekali.
Dengan langkah gontai, Mila kemudian keluar dari dalam kamar mandi, dan mengarahkan pandangannya ke Jam yang berada di dinding.
Bola mata Mila seakan keluar dari sarangnya saat melihat jarum jam yang sudah menunjukkan pukul Delapan pagi.
"Jam... Delapan!" kemudian Mila memeriksa perlengkapan sekolah Fadil seperti Tas dan juga Sepatu. Namun, dia tidak menemukan kedua benda itu berada di tempatnya.
"Mungkin dia sudah berangkat ke sekolah," batin Mila akhirnya merasa lega.
Kemudian dia berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Tujuh menit kemudian
Mila keluar dari dalam kamar mandi, dan hendak memakai baju. Namun saat dia memilih-memilih pakaian yang akan dia kenakan, tiba-tiba seekor cicak jatuh dari atas dan mengenai kepalanya.
"Ah...!" Mila seketika berteriak sambil melompat-lompat karena kaget. Kemudian dia mengibas-ngibaskan baju yang berada di tangannya untuk mengusir Cicak yang berada di kepalanya. Dan tidak lama kemudian Cicak itupun melompat ke lantai.
Mila terduduk lemas di atas lantai, setelah melihat Cicak itu sudah pergi. Namun, sedetik kemudian Mila langsung berdiri dan secepat kilat Ia memakai bajunya.
Lalu dia berlari menuruni anak tangga satu persatu, dan berniat menyusul adiknya Fadil ke sekolah.
"Fadil, kakak harap tidak akan terjadi sesuatu denganmu," batin Mila.
Walaupun sebenarnya Mila tak begitu percaya dengan mitos, mengenai Cicak yang jatuh ke atas kepala kita akan menimbulkan kesan yang buruk. Tapi, saat ini Ia sangat merasa khawatir dengan keadaan adiknya Fadil.
Mila terus berjalan tergesa-gesa menuju ke arah sekolah, hingga sekarang dia sudah berada di pintu gerbang. Dan melihat Fadil sedang berdiri di depan pintu gerbang sambil menggendong tas ranselnya.
Namun, saat Mila hendak menyebrang jalan, tiba-tiba sebuah sepeda motor ingin menabrak dirinya.
Mila berteriak dengan sangat kencang, sambil menutup kedua matanya dengan tangan, hingga membuat pengendara sepeda motor itu langsung mengerem mendadak.
Chittt...
Sepeda motor itu berhenti tepat di depan Mila. Kemudian Mila membuka matanya. Dan melihat kalau dirinya masih berdiri di tempat, dalam keadaan tidak terjadi apapun.
Berbanding terbalik dengan pengendara motor itu, sepertinya dia cukup marah, hingga dia melihat ke arah Mila dengan sangat kesal.
"Mbak, kalau mau menyebrang hati-hati dong, lihat kanan, kiri. Jangan main nyelonong aja," ucap pengendara motor itu.
"B-baik Pak, maafkan saya atas keteledoran ini," jawab Mila sambil menunduk.
Setelah itu, pengendara motor itupun langsung pergi.
Sedangkan Mila, Ia merasa sangat lega, karena tidak terjadi apa-apa dengannya. Lalu dia kembali menyebrang jalan untuk menemui adiknya Fadil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Santai Dyah
lnjut thor
2022-06-16
0