AP Bab 3

Mila yang sudah sampai di rumah, dia langsung berjalan menuju dapur karena saat ini ia merasa sangat haus.

Sedangkan ayahnya Dodi yang melihat tingkah putrinya, iapun menggelengkan kepala.

" Mila, hati-hati. Nanti kalau kamu terpeleset bagaimana," ucap pak Dodi pada putrinya.

" Iya maaf ayah, Mila sangat haus," ucapnya sambil meletakkan gelas itu diatas meja.

Kemudian Mila mendekat ke arah ayahnya. Lalu dia menanyakan bagaimana mereka bisa mendapatkan uang untuk membeli kambing besar untuk membuat tasyakuran almarhum ibunya.

Pak Dodi terdiam, Ia merasa bingung harus menjawab apa.

Namun, sedetik kemudian pak Dodi menatap kearah putrinya. Lalu dia pamit untuk bekerja di kota.

Mendengar hal itu, membuat Mila langsung mendongakkan kepala, lalu dia menggenggam kedua tangan ayahnya.

" Ayah tega meninggalkan kami berdua di sini?" tanya Mila.

Pak Dodi menarik nafas dalam. Kemudian dia menatap manik mata anaknya yang sudah mulai berkaca-kaca.

" Mau bagaimana lagi Nak, ayah harus pergi mencari pekerjaan ke kota, kalau ayah di rumah terus, bagaimana kita mendapatkan uang untuk membeli kambing besar permintaan almarhum ibumu," ucap pak Dodi.

Mila yang mendengar penjelasan ayahnya, kini dia sudah tak mampu mengatakan apapun, sebab apa yang dikatakan oleh ayahnya itu memang benar.

Kini Mila sudah tak mampu lagi membendung air mata, lalu dia memeluk ayahnya untuk terakhir kalinya.

" Bagaimana dengan Fadil yah, apa yang harus aku katakan padanya," ucap Mila terisak sambil melepaskan pelukannya dari sang ayah.

Lagi-lagi pak Dodi menarik nafas dalam.

" Katakan saja yang sebenarnya Nak, kalau kau berbohong dia pasti merasa kecewa nanti," ucap pak Dodi.

" Baik Ayah," jawab Mila.

Kemudian pak Dodi mengambil tas ranselnya, lalu dia meninggalkan rumah itu.

Malam harinya

Mila yang sedang menemani Fadil yang mengerjakan tugas sekolah di ruang tamu, tiba-tiba mendengar suara seseorang mengetuk pintu.

" Iya tunggu sebentar," ucap Mila dari dalam. Tapi bukannya berhenti orang itu terus saja menggedor-gedor pintu, bahkan sekarang ketukannya semakin kencang.

" Iya tunggu, tidak sabaran sekali," celoteh Mila, sambil menarik engsel pintu.

Pintu pun terbuka lebar, tapi anehnya Mila tidak menemukan siapapun. Lalu dia memeriksa ke kiri dan kanan, tapi tetap saja Mila tidak menemukan siapa-siapa.

" Ini aneh, perasaan tadi ada yang mengetuk pintu, tapi kenapa sekarang tidak ada orang, apa mungkin aku salah dengar."

Kemudian Mila melirik jam yang berada di dinding. " Jam Sebelas malam," batin Mila.

Lalu dia menutup kembali pintu itu dengan rapat. Namun, baru saja dia selesai menutup pintu, tiba-tiba pintu kembali di ketuk.

Mila mundur beberapa langkah, dan angin pun tiba-tiba berhembus dengan sangat kencang.

Dan....

Tiba-tiba pintu itu terbuka dengan sendirinya dan menampakkan sosok wanita dengan rambut panjang yang acak-acakan, wajahnya terlihat sangat mengerikan dengan mata merah yang mengeluarkan darah.

" Se....se."

" Kak Mila bangun.... bangun kak, jangan mengigau terus," Fadil terus menggoyang-goyangkan tubuh kakaknya.

Mila membuka mata, dan melihat sekeliling ruangan itu.

" Ternyata aku hanya mimpi," ucap Mila sambil mengusap wajahnya dengan sedikit kasar.

" Memangnya kakak mimpi apa sampai berkeringat dingin begitu," tanya Fadil sambil merapikan buku pelajarannya, lalu dia memasukkannya kedalam tas.

Mila terdiam, dan tidak mengatakan apapun. Lalu dia mengajak adiknya untuk tidur, karena hari sudah menjelang malam.

Namun langkahnya tiba-tiba berhenti, karena melihat jarum jam menunjukkan Jam Sebelas malam. Lalu dia membalikkan badan kearah pintu.

Tok...tok...tok.

Pintu kembali di ketuk, dan jantung Mila seketika berdegup sangat kencang.

Sedangkan Fadil yang mendengar suara pintu di ketuk, ia dengan santainya berjalan menuju pintu.

" Fadil berhenti, jangan di buka dek," ujar Mila sambil berlari kecil menuju adiknya.

" Apa-apaan sih kak, itu ada yang mengetuk pintu kalau itu ayah bagaimana?"

Mila menggelengkan kepala.

Namun, tiba-tiba orang yang berada di luar pintu mengucapkan salam.

" Assalamualaikum, Nak Mila ini aku Bu Risma."

Mila yang mendengar suara bu Risma, Ia merasa lega karena apa yang dia pikirkan ternyata salah.

Kemudian Mila dan Fadil kembali berjalan menuju pintu dan membukanya.

" Ada apa bu Risma?" tanya Mila setelah pintu itu terbuka.

" Ini Nak Mila, ibu mau menyerahkan bingkisan tasyakuran anaknya pak kyai Nurdin, karena sekarang dia sudah sembuh," ucap bu Risma.

" Oh...! terima kasih bu sudah repot-repot mau mengantarkannya ke mari."

Bu Risma tersenyum.

" Tidak repot kok Nak Mila, lagi pula ibu hanya sekalian lewat saja," ucapnya kemudian.

Setelah berbasa-basi sebentar, kemudian bu Risma pamit undur diri, dan Mila langsung bergegas menutup pintu itu kembali.

"Malam ini kita makan enak dong kak," ucap Fadil sambil mengambil bingkisan yang berada di tangan kakaknya.

" Wah...dari baunya saja sudah enak, pasti lauknya adalah rendang," ucap Fadil kembali, lalu dia berjalan menuju ruang tamu.

Terpopuler

Comments

Santai Dyah

Santai Dyah

masuk favorit kak

2022-06-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!