"Jangan... ikut... campur."
Pak kyai Nurdin seketika menoleh ke arah sumber suara, tapi dia tidak melihat siapapun.
"Astaghfirullah," ucapnya hingga beberapa kali.
Kemudian dia melanjutkan kembali perjalanannya menuju rumah Mila.
Setelah sampai di rumah Mila
Mila langsung membuka pintu, dan mempersilahkan pak Kiyai Nurdin masuk, sedangkan dia mengikutinya dari arah belakang.
Pak kyai terus menyusuri ruangan demi ruangan bersama dengan Mila, hingga sekarang mereka berdua sudah sampai di depan pintu kamar almarhum Ibunya.
"Ini pak kyai, kamar almarhum ibu, semenjak ibu meninggal kamar ini memang kosong, terlebih lagi bapak sedang pergi ke kota, jadi tidak ada yang menempati," jelas Mila sambil menarik kenop pintu.
Kriet.... ( pintu terbuka lebar)
Mila dan pak Kyai Nurdin masuk ke dalam kamar almarhum Bu Farah. Namun, baru saja Kiyai Nurdin melangkah masuk kedalam ruangan itu, tiba-tiba dia merasakan energi negatif, tapi lama-lama memudar.
Iapun memeriksa sudut demi sudut ruangan itu, lalu dia kembali menatap Mila.
"Nak Mila, memang bapak merasakan ada energi yang cukup kuat di dalam kamar ini, tapi Nak Mila tidak usah merasa khawatir, karena derajat manusia itu lebih tinggi dari pada makhluk lainnya.
Mila terdiam beberapa saat.
"Jadi sekarang apa yang harus aku lakukan pak Kyai."
"Perbaiki lah sholat mu, dan banyak berzikir kepada Allah SWT."
Mila lagi-lagi terdiam, dan tidak dapat di pungkiri, bahwa memang selama ini dia lalai dalam menjalankan perintah Allah SWT.
"Baiklah Nak Mila, bapak pergi dulu," pamit pak Kyai Nurdin.
"Iya pak, terima kasih sudah menyempatkan waktunya untuk datang kemari, sekali lagi terima kasih pak."
"Iya, sama-sama Nak Mila. Kalau perlu sesuatu bilang saja tidak usah sungkan, bapak pasti akan membantu Nak Mila, lagi pula sesama muslim harus saling membantu," ucap pak kiyai Nurdin, kemudian dia pergi meninggalkan rumah itu.
*****
Hari semakin larut, dan matahari juga sudah terbenam di ufuk barat.
Kini Mila sedang berwudhu untuk melaksanakan shalat Isya. Dan setelah selesai shalat Isya kemudian Mila pergi ke dalam kamar Fadil. Dan sepertinya kedua kakak beradik itu sekarang sudah terbiasa tidur dalam satu kamar.
"Adek sudah selesai melaksanakan tugas sekolah ya?" tanya Mila saat melihat adiknya Fadil memasukkan buku-buku ke dalam Tas.
"Iya kak, adek sudah selesai, dan sekarang ayo kita tidur kak," ajak Fadil.
"Ayo dek," jawab Mila sambil tersenyum, kemudian dia mengusap kepala Fadil dengan lembut.
Kedua kakak beradik itupun naik ke atas dipan, dan tidak lama kemudian mereka berdua sudah masuk ke alam mimpi.
****
Dalam keadaan tertidur pulas, rupanya saat ini Mila sedang bermimpi, dan di alam mimpi dia sedang berada di taman yang di penuhi oleh bunga-bunga yang bermekaran di mana-mana.
Mila sangat senang melihat hal itu, hingga senyumnya tak pernah pudar sejak tadi. Namun, saat dia membalikkan badan, tiba-tiba dia melihat seorang perempuan berbaju putih dengan rambut panjang yang dibiarkan terurai indah, dan saat ini perempuan itu sedang duduk di atas bangku taman dalam keadaan membelakanginya.
Mila penasaran, kemudian dia berjalan perlahan menuju bangku taman. Lalu dia memegang pundaknya dari arah belakang.
Perempuan itupun menoleh ke arah Mila, dan seketika baju perempuan itu berubah lusuh yang dipenuhi darah, dengan mata merah yang mengeluarkan darah menatap kearah Mila dengan tajam.
Mila seketika berteriak.
"Ah....!" teriak Mila.
Sedangkan Fadil yang berada di samping Mila, dia langsung bangun dan menyalakan lampu, ketika mendengar suara teriakan kakaknya yang begitu memekakkan telinga.
"Kak Mila kenapa? apa kakak mimpi?" tanya Fadil , sambil berhambur memeluk Mila.
Mila terdiam sesaat, lalu dia membalas pelukan adiknya Fadil.
"Kakak tidak apa-apa dek, kakak baik-baik saja," jawab Mila sambil mengusap punggung adiknya Fadil.
Fadil langsung melepaskan pelukannya terhadap Mila, lalu dia mengambil sapu tangan yang berada di atas Nakas, kemudian dia mengusap keringat kakaknya yang sejak tadi bercucuran dari kening.
"Benar, kakak tidak apa-apa," tanya Fadil untuk kedua kalinya.
"Benar tidak apa-apa dek," jawab Mila sambil tersenyum.
Kemudian Mila kembali mengajak Fadil tidur, karena Jam masih menunjukkan pukul dua belas malam.
Setelah mematikan lampu tidur, kemudian Fadil memeluk kakaknya Mila dengan sangat erat, dan lama-kelamaan akhirnya dia tertidur.
Namun, berbanding terbalik dengan Mila, saat dia hendak memejamkan mata, tiba-tiba ia merasa ada yang memperhatikannya sejak tadi. Iapun duduk dan melihat ke sudut ruangan.
Jantungnya seakan berhenti berdetak, karena melihat ada sosok perempuan yang ia mimpikan tadi sedang berdiri menatap dirinya.
Kemudian Mila menyalakan lampu, lalu dia kembali melihat ke sudut ruangan, dan tiba-tiba bayangan itu menghilang entah kemana.
" Mungkin itu hanya perasaanku saja," ucap Mila sambil merebahkan tubuhnya kembali di samping Fadil. Dan tidak lama kemudian akhirnya dia tertidur dengan sangat pulas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments