Azan Magrib telah berkumandang di salah satu stasiun Televisi, membuat Mila yang mendengarnya langsung bergegas menuju kamar mandi.
Mila mensucikan diri dengan cara berwudhu. Namun, saat terakhir dia mencuci kakinya tiba-tiba dia merasa ada yang memperhatikannya dari sudut kamar mandi.
Mila berhenti sejenak, kemudian dia menoleh perlahan ke sudut kamar mandi, tapi dia tidak menemukan siapapun.
Kosong...
Namun, saat dia kembali mencuci kakinya, ia kembali merasakan kalau ada yang memperhatikannya.
Mila perlahan memutar kepalanya dan menatap kearah sudut ruangan, dan melihat ada sekelebat bayangan putih tiba-tiba menghilangkan dari sana.
Apakah itu hantu ibunya atau tidak? yang jelas saat ini Mila sangat merasa takut, ingin rasanya dia menjerit, tapi tertahan di tenggorokan.
Kemudian dia mempercepat proses wudhu nya, dan segera meninggalkan kamar mandi itu, tapi tiba-tiba dia merasakan ada sebuah tangan dengan kuku-kuku yang panjang menahan kedua kakinya.
Mila hendak menjerit. Namun belum sempat dia menjerit, tiba-tiba pintu kamar mandi di buka oleh Fadil.
Dalam waktu bersamaan, mahluk yang memegang kakinya itupun hilang dalam sekejap mata.
Sedangkan Fadil, dia langsung berlari kecil masuk ke dalam toilet.
"Maaf kak, aku kebelet hingga tak mampu menunggu mu sampai keluar, lagi pula apa yang sedang kau lakukan di kamar mandi, lama sekali, bahkan aku sudah berkali-kali memanggil mu dari luar, tapi kau tidak menyahutnya sama sekali, yaudah...aku putuskan untuk masuk saja," ucap Fadil.
Mila terdiam dan tidak menjawab Fadil, Ia hanya memeriksa sudut ke sudut ruangan kamar mandi, tapi dia tidak melihat siapapun, lalu dia mengusap dadanya hingga beberapa kali.
"Astaghfirullah. Apakah ini hanya ilusi ku saja atau arwah almarhum ibu yang masih berkeliaran di rumah ini," Mila bertanya-tanya dalam hati.
Tidak lama kemudian, Fadil pun sudah keluar dari dalam toilet, dan melihat kakaknya Mila masih berdiri di tempatnya semula.
"Kakak, kenapa kau masih berdiri di sini, ayolah keluar, bukannya tadi kau mau melaksanakan sholat Maghrib, ini waktunya sudah mau habis," ujar Fadil.
Mila menggaruk kepalanya yang tidak gatal, lalu dia mengikuti langkah Fadil untuk keluar, kemudian dia menutup pintu kamar mandi itu dengan rapat.
Fadil mengambil tasnya yang berada di atas Nakas, lalu dia duduk di kursi untuk mengerjakan tugas sekolah yang akan di serahkan besok pagi pada Bu gurunya.
Sedangkan Mila dia pun mengambil mukenanya untuk melaksanakan sholat Maghrib.
*****
Malam semakin larut, Mila dan Fadil pun sekarang sudah naik ke atas ranjang untuk tidur. Dan sepertinya kakak dan adik itu sudah nyaman tidur berdua dalam satu dipan.
Namun, sepertinya cuaca malam ini tidak terlalu baik. Sebab, sekarang angin sudah berhembus kencang disertai kilat yang menyambar-nyambar di atas awan, menandakan bahwa sebentar lagi akan turun hujan.
Namun anehnya, sampai sekarang hujan belum juga turun.
Mila semakin mengeratkan pelukannya terhadap Fadil, begitu juga sebaliknya Fadil mengeratkan pelukannya terhadap kakaknya.
"Kak," panggil Fadil dengan sangat pelan, kemudian dia menunjuk ke arah jendela yang sejak tadi terus saja terdengar suara seperti ada orang yang mencakar-cakarnya dari luar. Bahkan suaranya terdengar sangat memekakkan telinga.
" ****....," kemudian Mila menaruh jari telunjuk di depan bibirnya.
Fadil terdiam, dan perlahan dia mulai memejamkan mata. Namun, sepertinya lama-lama suara cakaran itu semakin keras hingga membuat Fadil kembali membuka mata dan menatap kearah kakaknya Mila.
"Kak, bagaimana ini, apa yang harus kita lakukan?"
Untuk sesaat Mila terdiam, dia juga bingung apa yang harus dia lakukan sekarang. Kemudian dia meminta Fadil tidur dan tidak menghiraukan suara cakaran itu.
Sebenarnya Mila juga sangat merasa cemas dan takut, tapi dia tidak memperlihatkan hal itu pada Fadil.
"Sudahlah, ayo kita tidur saja dek, kalau dia merasa capek pasti juga lama-lama akan berhenti," ucap Mila.
Fadil menurut, kemudian dia kembali memejamkan mata sambil memeluk erat kakaknya Mila.
Sedangkan Mila, dia juga berusaha memejamkan mata, tapi baru juga beberapa menit bantal yang berada di bawah kepalanya serasa ada yang menariknya.
Mila terbangun, tapi bantalnya masih berada dibawah kepalanya.
Ia mengerutkan kening. Lalu dia menajamkan pendengarannya terhadap suara cakaran yang berada di balik jendela, yang samar-samar mulai menghilang.
Mila pun kembali menutup seluruh tubuh dan wajahnya dengan selimut, berharap mahluk halus yang berada di luar jendela tidak akan masuk sampai ke dalam kamarnya.
"Alhamdulillah," ucapnya kemudian. Setelah mendengar suara cakaran di balik jendela itu benar-benar hilang.
Lalu Mila kembali menutup matanya perlahan, dan tidak lama kemudian iapun tertidur dengan sangat pulas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Santai Dyah
ya mila merasa ada yang memperhatikan itu
2022-06-17
0