Malam ini Mila dan Fadil memutuskan untuk menginap di rumah Robi. Sebab, mereka berdua masih sangat takut untuk pergi ke rumahnya karena khawatir arwah itu masih berada di dalam rumah mereka.
Setelah Robi mempersiapkan kamar tidur untuk Mila dan Fadil, kemudian dia kembali lagi ke ruang tamu.
"Mila, kamar kalian sudah siap, dan kalau kalian berdua butuh apa-apa, jangan sungkan untuk mengetuk pintu kamarku, karena kamarku dan kalian bersebelahan," jelas Robi.
"B-baik," jawab Mila.
Kemudian istrinya pak kiyai Nurdin menyuruh Mila dan Fadil untuk segera istirahat, karena jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam.
Mila dan Fadil masuk ke dalam kamar yang sudah di persiapkan oleh Robi sebelumnya, lalu mereka berdua langsung merebahkan tubuhnya di atas dipan. Dan lama kelamaan akhirnya kedua saudara itupun tertidur pulas.
Sedangkan Kiyai Nurdin dan istrinya pergi ke belakang untuk mengambil wudhu dan hendak melaksanakan sholat tahajjud.
Namun baru saja mereka berdua selesai malaksanakan sholat tahajjud, tiba-tiba terdengar suara seseorang mengetuk pintu.
Tok...tok...tok
"Assalamualaikum, Pak Kiyai... Pak kiyai," panggil orang yang berada di luar pintu. dia tidak henti-hentinya menggedor pintu itu sampai sang pemilik rumah membukanya.
Pak kyai Nurdin yang baru saja selesai melaksanakan sholat tahajjud, langsung bergegas keluar, sambil berlari kecil menuju pintu.
"Iya tunggu sebentar," jawab Kiyai Nurdin dari dalam sambil menarik engsel Pintu.
Setelah Pintu di buka
Tampaklah suami Bu Risma yang terlihat sangat ngos-ngosan, dan wajahnya juga dipenuhi oleh peluh yang bercucuran sebesar biji kacang hijau.
"Ada apa mang Komar," tanya Kiyai Nurdin. Lalu dia menyuruhnya untuk segera masuk.
"Tidak perlu pak kiyai, aku kesini hanya untuk meminta bantuan pak kiyai, istriku Risma sedang kesurupan."
"Kesurupan....!" Kiyai Nurdin tampak kaget. Sebab, seumur-umur baru kali ini dia mendengar ada warga kampung yang kesurupan.
"Iya pak kiyai, ayo cepatlah. Aku takut terjadi sesuatu dengan istriku," ucap Komar.
"Yang sabar atuh Komar, tunggu sebentar. Bapak ambil dulu tasbih bapak di dalam ya."
Kemudian Kiyai Nurdin meninggalkan Komar sendiri di luar rumah.
Sedangkan istri pak kiyai Nurdin yang melihat suaminya sedang tergesa-gesa, lalu dia mendekatinya.
"Mau kemana pak, malam-malam begini?"
Pak kiyai Nurdin tak menjawab pertanyaan istrinya, lalu dia menunduk sambil mengambil tasbihnya yang berada di laci meja rias istrinya.
"Pak kalau ibu bertanya di jawab atuh?" ujar istrinya tampak sedikit ngambek.
"Udah Bu, tidak usah ngambek dulu, kalau pengen ngambek nanti saja setelah bapak pulang, dan sekarang bapak lagi buru-buru istrinya si Komar sedang kesurupan," jawab Kiyai Nurdin. Lalu dia bergegas meninggalkan istrinya.
Sedangkan Komar yang sedang menunggu di luar pintu, ketika melihat kedatangan kiyai Nurdin dia langsung naik ke atas motor dan menyalakannya.
"Ayo naik Pak kyai," ujar Komar tampak buru-buru.
Pak Kiyai Nurdin pun naik ke atas motor, kemudian Komar langsung tancap gas menuju rumahnya.
Tanpa butuh waktu lama, akhirnya Motor Komar sudah berhenti tepat di depan rumahnya.
Pak Kiyai Nurdin turun dari motor, dan melihat kedalam rumah Komar yang sudah di padati oleh beberapa warga.
Sedangkan di dalam kamar, Bu Risma tampak histeris, matanya terus melotot ke atas, sambil menjerit-jerit tidak karuan.
"Pergi kau arwah sialan, jangan ganggu aku, aku tidak punya urusan sama sekali denganmu," jerit Bu Risma.
Dia terus saja melemparkan apa saja yang dia dapat ke atas lemari. Mungkin arwah itu sedang berada di atas lemarinya yang berada di dalam kamar.
"Pergi kau...pergi," teriak Bu Risma.
Sedangkan arwah yang sedang duduk santai di atas lemari dia hanya tertawa cekikikan, sambil melotot menyeramkan ke arah Bu Risma.
****
Warga yang melihat kedatangan pak kiyai Nurdin langsung menyuruhnya untuk segera melihat keadaan Bu Risma di kamar.
Pak kyai Nurdin masuk ke dalam kamar yang di ikuti oleh suaminya Bu Risma dari belakang.
"Astagfirullah,"ucap pak kiyai Nurdin saat melihat Bu Risma yang berteriak histeris.
Lalu dia meminta bantuan kepada beberapa warga untuk memegang Bu Risma. Kemudian dia membacakan beberapa ayat suci Al-Quran.
Tidak berselang lama, akhirnya Bu Risma pun duduk terkulai lemas, lalu Pak kyai Nurdin meminta Komar untuk memberikan air minum pada istrinya.
Setelah keadaan Bu Risma membaik, kemudian pak kiyai Nurdin menoleh ke atas lemari. Dan melihat arwah itu tampak sangat marah padanya.
"Kiyai Nurdin, aku sudah memperingatkan mu sebelumnya, bahwa kau jangan ikut campur urusanku. Tapi ternyata kau tidak menggubris nya, dan sekarang Mila dan Fadil juga berada di rumahmu, tunggu saja pembalasanku," ujar arwah itu sambil tertawa cekikikan, lalu dia menghilang dalam sekejap mata.
"Alhamdulillah," ucap pak kiyai. Setelah melihat arwah itu sudah pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Santai Dyah
lnjut thor
2022-06-22
0