Pagi hari menyapa,Icha pun sudah siap dengan baju olah raga nya, rencananya hari libur ini Dia akan lari pagi dulu.
"Bude Icha mau lari pagi dulu ya." pamitnya mencium tangan Bude.
"Cha, Bude sama Mas mu mau ngecek ke hotel dan juga gedung kalo kamu bosan di rumah kamu samperin kami ke sana ya,"
"Iya Bude, aku berangkat dulu ya."
"Hati-hati sayang!!" seru Bude, yang diangguki Icha dan bergegas pergi.
Icha pun berlari mengitari komplek terus berlari ke taman kota yang sudah mulai ramai
Icha pun kini sedang duduk di kursi taman,sambil memesan minuman dingin.
"Hadeh lelah juga." gumannya.
"Cha loe di sini juga?" ucap seorang perempuan cantik berambut pirang di kucir kuda, tak lupa jaket lepis dan juga celana sobek-sobek duduk di sampingnya.
"Mega, ihh kemana aja aku kangen." serunya sambil memeluk teman kerjanya itu.
"Gue pulang dulu Cha nyokap gie sakit, jadi terpaksa nunggu sembuh dulu." jawab Mega.
Mega adalah salah satu karyawan di Restoran milik Febri, Dia juga berkuliah namun tak satu kampus dengan Icha.
"Loe kurusan cha, diet atau apa nih?" ucap Mega sambil meneliti dari atas sampai ke bawah.
"Enak aja, gak lahh biasa aja badan ku dari dulu segini." jawabnya terkekeh.
"Ya kirain habis putus cinta lantas jadi kurusan." Candanya membuat Icha tersenyum.
"Ya enggak lah ngapain juga kaya gitu, aku udah move on ya, emang nya kamu?"
Dan Mega pun tertawa."Aduhh Cha loe tuh ya, gue kan cuma becanda suka sama mas Febri, gue malah seneng Mas Febri mau nikah sama mba Nadia, mereka pasangan yang cokok beda sama gje cha, penampilan aja masih amuradul!!" seru nya sambil terkekeh.
Mega adalah cewek yang simple dan juga sedikit bar-bar penampilannya tidak jauh seperti Icha dulu, selalu berpenampilan tomboy.
"Syukur deh kalo gitu,aku lega dengernya." sambil mengusap dada.
"Loe sama siapa kesini tumbenan ada waktu lari pagi?"
"Gue sendiri aja, lagi pengen cari udara segar lagi rindu kampung halaman nenek,kalo loe sama siapa?"
"Gie sendiri biasa cari sarapan." ucap nya sambil memperlihatkan keresek berisi bubur ayam."Mampir ke kosan gue yuk Cha loe lagi santai kan," ajaknya dan Icha pun mengangguk.
"Bentar gue bayar dulu minum nya." Dia pun beranjak membayar minumannya.
Setelah membayar Icha pun mengekori Mega dari belakang,akhirnya mereka sampai di parkiran.
"Ayo Cha naik!!" seru Mega sambil menutup helm nya.
"Ahh kebiasaan nih, aku males naik motor kamu." gerutu nya kesal,karna Mega selalu memakai motor sport.
"Udah cepetan, deket ko cuma lima menit." serunya.
Dan Icha pun terpaksa duduk di jok belakang, motor pun melesat membelah jalan raya dan masuk gang kecil, sampailah mereka di kosan Mega, tempatnya sangat nyaman dan juga aman, Kosan itu terdiri dari dua lantai dan bebas laki-laki dan perempuan .
"Masuk cha kuncinya tempat biasa, gue mau cuci tangan dulu." ujar nya dan di angguki Icha.
Icha pun berjalan menuju tangga karna kamar Mega ada di lantai dua, semua kamar mempunyai kamar mandi di dalam,Icha pun membuka pintu dan langsung masuk.
"Loe laper gak cha, sini makan bareng gie." seru Mega meletakan makanan nya di atas meja.
"Enggak, buat kamu aja." jawabnya dan duduk rebahan depan tv.
"Ya udah gue makan dulu."
Mega pun menghabiskan makannya dan kebuang sampah pada tempatnya di depan kamar.
"Nanti malam gue boleh gak nginep di sini?" tanya Icha tiba-tiba.
"Alah biasa nya juga tinggal tidur kali gak perlu izin." ucapnya terkekeh.
"Loe lagi ada masalah apa, bukannya Desta udah gak ganggu lo lagi ya." tambahnya, karna Icha sudah menceritakan semuanya pada Mega.
"Gak tau males aja pulang, gak da temen ngobrol Mas Febri pulang nya malem terus, Bude juga sibuk di ruang kerjanya," ucapnya lirih.
"Yang sabar sob, kalo butuh temen gue selalu siap bantuin loe!!" seru Mega menepuk-nepuk punggung Icha.
"Gue lagi bingung, Abang tiba-tiba ada disini." ucapnya.
"Maksud lo apa cha?" tanya Mega bingung.
Icha pun menceritakan pertemuannya dengan Dini dan juga Adam, dan tentang ungkapan perasaan Abang padanya.
"Apa loe masih ada rasa sama Dia biasanya cinta pertama itu sulit untuk di lupakan ya." ujarnya.
"Gue gak tau, tapi gue selalu bahagia bila di dekatnya, dan jantung ku kaya nya gak sehat deh kalo lama-lama sama Dia." jawab Icha jujur.
"Itu berarti Loe masih sayang sama Dia Cha, jadi lebih baik kamu kasih Dia kepastian deh biar gak salah paham." ujar Mega menasehati.
"Ah kamu bisa aja nasehatin aku, terus kamu sendiri juga gak punya cowok." sanggah Icha.
"Kalo gue sih gak ada kepikiran buat pacaran Cha, gue mau langsung nikah aja kalo ketemu yang pas, gue takut sakit hati, apalagi gue pernah berharap yang tak pasti di masalalu." ucapnya lirih.
"Kamu coba buka hati kamu buat orang lain deh, jangan ngarepin cinta pertama mu yang gak jelas itu cuma bermodalkan kalung itu." ujarnya menunjuk kalung Mega yang selalu di pakainya kelana mana,namun Icha tidak melihat jelas isi dari liontinnya.
"Gue udah lupain orang nya ko, gue juga gak pernah berharap ketemu lagi sama orangnya, kalo masalah kalung gue cuma udah nyaman aja pakai nya." ujarnya Walau pun tak dipungkiri hati kecilnya ingin sekali bertemu dengan teman masa kecilnya itu.
"Maaf aku gak maksud bikin kamu sedih."
"Udah gak usah di pikirin, mending loe mandi sana baju loe ada di lemari bawah udah gue londri tuh." ucap nya santai.
Dulu Icha sering menginap waktu masih kuliah dan suka menyimpan pakaiannya untuk ganti.
"Ya udah aku mandi dulu ya, nanti temenin aku ke gedung, liat tempat resepsinya mas Febri." ujarnya dan langsung di angguki oleh Mega.
Icha pun selesai mandi dan segera ganti baju kemeja panjang longgar dan celana begi senada dengan kerudungnya farmina yang di lilitkan di leher, dan memoles wajahnya dengan bedak tak lupa memakai lipglos pink yang selalu di bawanya dalam tas kecil.
"Cha ponsel loe berdering tuh." seru Mega yang sedang rebahan di kasur.
"Siapa sih?" tanya nya.
"Tau tuh pacar loe kali, angkat gih." ucap Mega, dan Icha pun langsung melihatnya dan benar saja yang menelponnya adalah Abang.
"Udah mati, biarin lah nanti juga nelpon lagi." Mega pun hanya geleng-geleng kepala melihat sehabatnya itu.
"Mandi sana gak gerah apa?" ujar Icha.
"Ntar aja lah balik nganterin loe ,lagian gue udah mandi tadi pagi masih wangi juga." ucapnya sambil mengikat rambutnya.
"Ya udah kuy lah." seru Icha bergegas keluar kamar.
"Helm loe tuh jangan lupa, di tempat biasa." ucap nya dan Icha pun bergegas mengmbilnya dan lekas memakainya.
Setelah 30 menit mengentarai motor sport nya mereka sampai di Gedung yang di sebutkan Bude, Icha pun turun di pinggir jalan.
"Kamu gak masuk dulu?" tanya Icha memberikan helm nya.
"Gue langsung cabut aja lah, loe hati-hati ya jangan lupa kabarin kalo ada apa-apa." ujarnya.
"Siap bebz, aku langsung masuk ya," ujarnya dan di angguki Mega.
Setelah Icha masuk ke Gedung, Mega pun memutar balik motor nya dan bergegas pergi.
Namun saat akan berbelok ada mobil yang menyerpetnya Mega pun kehilangan keseimbangan dan terjatuh dari motornya.
"Shitt..., brengsek bisa gak sih bawa mobil yang bener." gerutu nya kesal, sambil mengangkat motor sport nya."kaca spion gue,, ahh siall."
Mobil pun berhenti melihat Sepeda Motor terguling, namun hanya melihatnya saja tanpa berniat keluar.
Mega pun mengetok pintu kaca mobil Itu." Keluar lo pengecut,kira-kira dong bawa mobil ini bukan jalan nenek moyang loe." gerutu Nya.
Seorang pemuda pun keluar dan membuka kacamatanya."Apaan sih gue kan ga sengaja loe nya aja yang bawa motor gak hati-hati, pasti ujung-ujung nya loe minta ganti rugi kan." seru pemuda itu sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Loe tu yah, harusnya minta maaf ke gue bukan malah sewot gitu, lagian gue juga gak butuh duit loe dasar gak punya hati loe gue masih sanggup ya benerin motor gue." Serunya menujuk dada pemuda itu trus membuka helmnya.
Pemuda itu pun terpana melihat seorang wanita cantik di depannya meskipun gaya nya seperti preman tapi dia cukup cantik di mata laki-laki.
"Minggirin mobil loe gue mau lewat." seru nya sambil menaiki lagi motornya.
"Ini kartu nama gue, loe tinggal dateng aja itu bengkel gue, itu bentuk tanggung jawab gue sama loe." seru pemuda itu sambil memberikan kartu pengenalnya.
"Sory gue gak butuh, minggir loe." ucapnya dan Dia pun langsung menancap gas nya dan bergegas pergi.
"Menarik, semoga kita bertemu lagi cantik." gumanya sambil tersenyum.
Pemuda itu pun masuk ke dalam gedung, Dia pun bertemu dengan Icha di sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Helen Apriyanti
wahhh ikbal ..mega itu yg kn cri d wjt msa kcil lho... jfohbemng gk kmn yh ktemublg dg awal prtemuanny prtebgkaran hee
2022-08-31
0