Cinta Dalam Dilema
Icha Natasya seorang Mahasiswa di salah satu Universitas ternama di kota jogyakarta.
Umur nya 22 taun, selain kuliah Icha juga bekerja di Restoran milik Bude Yati kakak kandung dari ibunya.
Setelah lulus SMA dia mendapatkan beassiswa di kota itu dan menetap di sana.
Icha empat bersaudara dari pasangan Harun dan Ibu Yani.
Harun adalah seorang meneger di sebuah perusaahan dan Ibu mempunyai konveksi kecil-kecilan.
Berbeda dengan kakaknya yang pertama kakak nya yang kedua yang bernama Irma masih belum mau menikah katanya menikah ini lah itu lah dia belum mau berkomitmen katanya, di umurnya yang ke 25 yang cuma beda 3 taun dengan Icha, dia masih senang sendiri meskipun dia punya kekasih tapi gak tau mau dibawa kemana ujung nya.
Irma sangat pintar sehingga lulus kuliah dia langsung dapat pekerjaan di salah satu perusahaan ternama di Bandung.
Di sini lah kisahnya di mulai...
Pagi itu itu Icha di kejutkan oleh berita yang adiknya sampaikan, dia menyuruh Icha pulang ke Bandung karna ada masalah yang serius dengan keluarga nya.
Dengan tergesa gesa Icha pun meminta izin kepada Bude untuk pulang dulu, untung kuliahnya sedang libur semester jadi bisa leluasa tanpa harus meninggalkan kuliah.
Icha pun di antar mas febri ke stasiun pagi itu agar menghemat waktu.
Mas febri adalah anak Bude Yati dia yang mengelola restoran tempat Icha bekerja setelah Bude pensiun karna sakit diabetes nya.
"Harus nya kamu naik pesawat aja Cha biar lebih cepat," ujar Febri.
"Gak papa kok Mas aku lebih suka naik kereta, lebih gimana gitu," ujar nya.
Febri pun hanya bisa pasrah saja menuruti keinginan adik nya itu.
Sesampainya di stasiun waktu menunjukan jam 8 pagi Icha pun segera pamit kepada Febri, seperti biasa dia mencium tangan nya sebagai adik yang baik.
"Mas aku pulang dulu yaa," ujarnya.
"Iya hati hati dek baik baik kamu di sana, kalo ada apa apa hibungi mas ya," seru Mas Febri sambil mengusap kerudung nya yang sedikit kusut.
"Ya mas jangan lupa ingetin bude minum obat ya soalnya bude suka lupa," pesannya dan Febri pun mengangguk sambil tersenyum.
"Iya Mas inget ko, ya udah sana keretanya udah mau berangkat," ucapnya sambil memberikan bungukusan oleh oleh has Yogja untuk keluarga nya.
"Makasih Mas, Asalamualaikum," ucapnya masuk ke dalam gerbong kereta.
"Walaikumsalam," jawab Febri seraya melambaykan tangan lantas pergi meninggalkan stasiun setelah melihat Icha masuk ke gerbong kereta.
Icha pun duduk di kursi dan kereta pun mulai berjalan, merasa nyaman duduk icha pun terlelap dalam tidurnya.
Waktu pun tak terasa setelah beberapa kali tidur icha pun akhirnya sampai di stasiun kota Bandung 8 jam lebih dia duduk membuat bokong nya pegal dengan tergesa gesa dia pun menyeret kaki nya ingin segera sampai ke rumah.
Dia pun merogoh ponselnya di dalam tas dan segera menelpon adiknya agar menjemputnya di stasiun.
Lima belas menit berselang seorang gadis manis datang menepuk pundak Icha.
"Teh... " sapanya pada Icha.
"Ehhhh.. " Icha terkejut dan replek menengok ke belakang.
"Ifa ihh ngagetin teteh aja," lanjutnya sambil tersenyum, ya dia adalah Asifa adiknya Icha.
"Maaf teh habisnya aku takut salah orang, habisnya udah lama teteh gak pulang hampir setaun ya teh gak ketemu," jawab ifa sambil memeluknya.
"Ya udah ayo pulang," serunya Icha dan Ifa pun mengagguk sambil melepaskan pelukannya.
Icha dan Ifa berjalan bergandengan ke tempat parkir, Ifa yang sudah mahir mengendarai motornya pun membonceng sang kaka meninggalkan stasiun.
20 menit waktu yang mereka tempuh dan akhirnya mereka sampai di sebuah komplek perumahan minimalis dengan taman yang luas, rumah berlantai dua itu tampak luas dan sangat asri .
Motor pun berhenti di depan rumah, Icha pun turun di ikuti Ifa di belakang nya.
"Asalamualaikum bu.. " seru Icha mengucap salam sambil berlari masuk rumah, Ifa yang melihat kelakuan kakaknya pun geleng geleng kepala.
*Hadeh bar-barnya keluar lagi*batin Ifa.
Ibu yang mendengar suara ribut di depan pun keluar.
"Walaikumsalam," Jawab bu Yani ibu nya mereka.
"kalian sudah datang ayo masuk kita makan dulu, Icha pasti laparkan Ibu sudah selesai masak," serunya lagi sambil memeluk icha dan menciuminya.
"Icha kangen banget sama ibu," Icha pun memeluk Ibu nya haru.
"Iya Ibu juga kangen banget, kamu jarang pulang sekarang,"
"Maaf Bu, Icha sibuk kuliah Ibu kenapa ko kaya habis nangis," seru icha dan melepaskan pelukan sang ibu sambil meneliti wajah sang ibu yang kelihatan sebab.
"Ga apa -apa ko, Ibu tadi habis ngiris bawang merah lumayan perih," kilahnya sambil menggandeng icha ke ruang makan.
"Ibu, teh Icha maaf Ifa ke kamar dulu yah, Ifa udah makan tadi masih kenyang kalian makan aja," seru ifa sambil membawa tas Icha dan meletakan di kamarnya .
"Ya udah teteh makan dulu ya,"
"Ayo nak duduk Ibu ambilin nasinya ya."
"Biar Icha ambil sendiri bu," Icha pun mengambil piring yang di pegang ibu.
"Makan yang banyak Cha ,Ibu liat kamu kurusan sekarang," ucap Ibu sambil memberikan ikan goreng padanya.
"Ahhh biasa aja Bu dari dulu juga segini," jawab Icha sambil cengengesan.
"Bapa mana Bu, ko gak keliatan?" tanyanya pada Ibu.
"Bapa sedang keluar kota nganterin Bosnya nyurpei pabrik yang baru di bangun, mungkin besok pulang,"
Icha pun mengangguk sambil terus menikmat makanannya
"Gimana kabar Bude Yati nak?"
"Alhamdulilah baik Bu, sekarang Bude di rawat di rumah aja, cukup menjaga pola makan nya."
"Syukurlah klo begitu, Ibu sempat cemas dan ingin menengok ke sana cuma mas mu telpon kalo Bude sudah membaik."
Beberapa saat kemudian makanan icha pun habis Ibu pun membereskan piring kotor dan mencucinya.
"Biar Icha yang cuci Bu." seru Icha.
"Udah ga papa mending kamu bersih-bersih sana terus istrahat."
"Ya udah Icha ke kamar dulu ya bu," Icha pun bergegas masuk kamar.
Rumah yang begitu luas dengan 3 kamar tidur di atas dan masing masih ada kamar mandinya dan tiga kamar tidur di bawah satu dapur yang langsung berhadapan ke taman belakang, ruang makan, ruang tamu dan juga satu mushola dekat dapur, kamar Icha dan kamar Ifa berada di lantai atas juga kamar Irma kakak ke dua Icha.
Setelah mandi Icha pun bergegas sholat ashar karna waktu sudah menunjukan setengah 5 sore.
"Udah lama bangett gak tidur di sini kangen juga." guman Icha berguling -guling di kasur.
Icha pun menogoh ponsel nya di dalam tas kecil yang di simpan di atas nakas,dia bermaksud menghubungi Bude yang pasti menanti kabarnya.
Icha pun memberi kan kabar kepada Bude dan juga Febri tak lupa dia juga membalas pesan yang di kirim sang pacar padanya, namun saat Icha akan menyimpannya, ponselnya kembali berdering
"Nomer siapa nih ko gak ada namanya." guman Icha bingung lantas menekan tombol hijau.
📲 hallo...asalamualaikum?" seru Icha setelah menjawab nya.
📲 hallo Cha walaikumsalam, gimana kabarnya?" terdengar suara laki-laki di sebrang sana.
📲 Aku baik, maaf ini siapa yaa?" Icha pun mengingat-ngingat suara yang tidak asing baginya.
📲 Ini Abang." jawab sang penelpon.
📲 Abang Zaenal bukan sih, ada apa tumben telpon."
📲 Iya, aku denger kamu pulang ya Cha.klo kamu santai ketemu yukk kangen loh dah lama gak ketemu." ucap Abang semangat.
📲 Oke nanti nanti aku kasih tau ya klo bisa." seru Icha.
📲 Ya udah sampai nanti."
📲 Oke Bye," Icha pun langsung mematikan telpon nya.
Dulu saat Icha masih sekolah di Bandung Icha sangat menyukai Abang tetangganya itu, anak dari pasangan padang itu pemuda yang tampan sampai -sampai di juluki playboy karna banyak wanita yang dekat dengannya.
Icha yang satu sekolah dari Sd sampe SMA pun tak kalah terpesona seperti wanita lain, Icha menyukai Abang diam diam dari SMP sampe SMA dan rasa sayang nya itu harus dia kubur dalam dalam karna dia harus meneruskan studi nya di kota Yogja.
Waktu menunjukan jam 6 sore, Icha pun bergegas sholat setelah mendengar adzan magrib.
Setelah selasai Icha keluar kamar menuju kamar adiknya yaitu Ifa,yang berada di sebelah kamarnya.
Icha pun membuka pintu kamar sambil mamanggil sang adik.
"Dek kamu lagi apa ?"
Ifa yang baru selesai sholat pun melepaskan mukenanya.
"Teteh ihh ko ga ketok pintu dulu maen masuk aja gak sopan tau," sungut Ifa sambil melipat sajadah.
"Aduh maaf maaf teteh lupa hhee," jawab Icha terkekeh sambil menggaruk garuk kepala nya.
"huuuh dasarr, "
Icha pun segera duduk di ranjang milik Ifa. "Oh ya fa teteh mau tanya berita apa yang kamu maksud tuh apa sih, teteh tadi lupa mau tanya sama Ibu," tanyanya serius.
"Itu teh emm gimana ya ngomong nya ko jadi gak enak gini yah." Ifa pun duduk di sebelah Icha.
"Buruan ihh teteh penasaran."
"Ini masalah teh Irma,teteh tanya aja ke Ibu deh biar jelas ya, ayo aku anter ke kamar Ibu." ajak Ifa bergegas menggandeng icha supaya mengikutinya.
Mereka pun melangkah manuruni tangga dan sampai lah di depan kamar Ibu.
tok tok tok
"Ibukita masuk ya," seru Ifa di depan pintu, seraya membuka pintu lebar.
Ibu yang sedang duduk pun lantas menghampiri mereka.
"Ini loh bu teh Icha katanya mau ngomong sama Ibu." serunya menyenggol tangan sang kakak.
Mereka pun duduk di sopa yang ada di kamar Ibu,dengan perasaan campur aduk Icha yang penasaran pun langsung bertanya kepada Ibu.
"Bu sebenarnya ada masalah apa sih dengan teh irma ko icha di suruh pulang," tanya nya sedikit ragu sambil melihat adinya yang anteng dengan ponselnya
"Irma itu hamil dan gak mau bilang siapa ayah bayi yang dia kandung." seru Ibu sambil menghela nafasnya berat.
"Apa hamil!!" teriak icha langsung lebarkan matanya karna kaget.
"Isss teteh kenapa teriak teriak ih," gerutu Ifa, sambil mengelus dadanya.
"Maaf, aku kaget gimana sih Ibu jangan becanda dong Bu." seru icha dan Ibu hanya mengeleng sambil terisak.
"Itu bener teh malah besok Teh Irma mau Nikah sama Mas Hermawan." jawab Ifa mewakili Ibu yang hanya diam saja.
"Mas Hermawan itu siapa? bukannya pacarnya Teh Irma itu A Heru yaa,ko aku jadi pusing gini sih." tanya icha yang sedikit bingung,dan heran dengan apa yang terjadi.
*Ko jadi muter-muter gini ya,gimana dengan Ibu, Ibu pasti syok berat apalagi para tetangga di sini suka pada rempong*batin ICha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Ike Ardiyati
salam kenal kak, saya juga mampir kak
2022-09-21
1
Dwi Rara
makasih banyak kak @helen
2022-08-30
0
Helen Apriyanti
seru ni critanya... bca mrathon thorr
2022-08-30
0