Icha sangat nyenyak tidur di kamar yang begitu asing baginya,Dia pun terbangun saat melihat jendela sudah mulai gelap.
Dia pun segera bangun dan segera mandi tak lupa dan ganti baju ,dia pun turun ke bawah membantu memasak di dapur.
"Sayang kamu ko di sini." seru Uni Cici yang baru saja datang belanja.
"Iya Bun, Icha bantu bibi masak."
"Ya udah, Bunda mau mandi dulu yah." ucapnya dan di angguki oleh Icha.
Setelah makanan siap Icha pun membantu bibi menyiapkan di atas meja.
Semua berkumpul menikmati makan malam dengan lahap, di iringi canda tawa.
Setelah makan Icha pun kembali ke dalam kamar,menghubungi Ifa kalo Dia tidak jadi ke rumah ini sekarang melainkan besok saja.
Malam pun semakin larut Icha pun akhirnya bisa tertidur.
Pagi hari pun menyapa, Icha terbangun kala mendengar Adzan subuh berkumandang, Dia pun segera mandi dan menjalankan kewajibannya.
Suara pintu kamar pun di ketuk, Icha pun menoleh sambil merapihkan kerudung nya ,Dia sudah rapi waktu sudah menunjukan jam 6 pagi.
Icha pun segera membuka pintu.
"Non di tunggu Ibu sama Bapa di bawah, sekalian panggil Abang." ucap Bi ijah Art Uni cici, wanita paruh baya itu seumuran dengan ibunya,berdiri di depan pintu kamar.
"Baik bi, bentar lagi saya turun." ucapnya sambil menutup kamarnya.
"Abang di suruh tanteu sarapan cepetan." seru Icha di balik pintu,karna kamar mereka bersebelahan.
"Iya tunggu bentar." teriaknya dari dalam kamar.
Saat Icha akan kembali ke kamarnya pintu kamar Abang pun terbuka, menampilkan muka bantal Abang yang baru saja terbangun.
"kamu tuh kebiasaan banget dehh bangun siang."
"Aku cape banget cha jadi kesiangan deh, sini masuk beresin kamar aku." Sambil menarik Icha ke kamarnya dia pun langsung mengunci pintunya.
"Abang ihh apaan sih,aku tunggu di bawah deh." Jawabnya kaget dan sedikit takut sambil melangkah mundur.
"Udah kamu tunggu di sini aku mandi dulu ya." ujar nya berlalu ke kamar mandi.
Icha pun terpaksa membereskan kasur dan melipat selimutnya.
Saat akan duduk di sopa dia melihat di dinding kamar begitu banyak sekali poto-poto nya, waktu dulu saat belum berhijab.
"Apaa nih s Abang gak ada kerjaan banget." gumannya sambil menyipitkan matanya.
Pintu kamar mandi pun terbuka.
"kamu liatin apa hmm." tanya nya berdiri di belakang Icha sudah rapi memakai kaos pendek dan celana biru hitam.
"kamu udah mandinya? ayo kita keluar." ucap Icha.
"Tenang dong sayang,kamu gak kangen sama aku?" ujar nya dan langsung memeluk Icha dari belakang.
Icha yang kaget pun langsung melepaskan pelukan abang."Abang jangan kaya gini ya, ayo kita keluar." Icha pun memberanikan diri memutar badannya menghadap sahabatnya itu.
Abang pun memegang kedua bahu Icha, sontak kedua mata mereka bertemu.
"Cha aku tuh kangen banget sama kamu, aku udah lama nunggu kamu, kamu tuh kenapa selalu menghindar sama aku, aku tau kamu juga sayang sama aku dan aku juga sayang banget sama kamu cha."
Icha pun melepaskan tangan Abang.
"Apasih Bang, lebay deh kamu." ujar nya sambil terkekeh.
"Aku serius Cha, aku cinta sama kamu dari dulu sampai sekarang gak pernah berubah, aku dulu terima Dini karna hanya ingin buat kamu cemburu, tapi kamu malah ninggalin aku,aku gak kan biarin kamu pergi lagi Cha." ucapnya serius.
"Aku.. " belum selesai Icha menjawab Abang langsung mendekap icha ke dalam pelukannya.
"kamu gak perlu jawab apapun,karna aku yakin kamu juga sayang sama aku."
"Udah yuk kita sarapan, nanti aku anterin kamu ke rumah enin." jawab abang sambil menggandeng tangan Icha keluar dar kamar dan menuruni tangga.
Sedang Icha sedikit risih dengan sikap Abang yang agak sedikit aneh menurutnya.
Tiba di meja makan mereka di sambut hangat oleh keluarga Abang.
Ada uni cici, uda edi dan juga Adit adik nya Abang yang baru saja lulus SMA.
"Ayo sayang makan yang banyak, bunda sengaja bikinin rendang kesukaan kamu." ucap bunda Cici, sambil menaruh benerapa potong rendang di piring Icha.
Icha pun tersenyum, dia terharu sekali melihat bunda sahabantnya itu selalu pengertian padanya sejak dulu.
"Udah ayo makan, atau mau aku suapin?" bisik Abang yang duduk di samping nya, Icha pun bergidik ngeri.
"Cha kapan balik dari Yogja, dah lama banget gak ketemu." seru Adit yang baru saja pulang dari rumah temannya.
"Kemaren,biasalah aku sibuk jadi jarang pulang, gimana kabarmu Dit?"
" Oh pantas saja, kabar baik," jawabnya.
"Kamu kuliah dimana?"
"Aku kuliah di Universitas xx,tempat Kuliah Abang dulu." jawabnya sambil tersenyum.
"kirain satu kampus sama Ifa, jadi beda nya." seru Icha.
"Dia mah pengen yang deket katanya males jauh-jauh suka macet, tau sendiri kan waktu SMA juga suka telat." serunya dan diangguki oleh Icha.
"kan niru kakak nya Dit, dia juga sering telat, sering bolos juga." serohon Abang menimpali dan Icha pun langsung mencubit pingganya.
"Aduh, sakit cha." gumannya dan hanya terdengar oleh Icha, dan Icha sendiri hanya tersenyum.
Mereka pun menghabiskan makannya dan Icha pun segera pamit.
"Bunda icha langsung pamit ya, makasih banyak." ucapnya seraya menyalami tangan Uni dan Uda.
"Bunda seneng ko, sering -sering main ke sini ya." sambil memeluk Icha.
"Bang, jagain calon mantu Bunda awas jangan di apa-apain." Pesan bunda kepada Abang membuat Icha tersipu.
"Iya, kami pamit asalamualaikum." ucap mereka kompak.
"Walaikumsalam,hati-hati di jalan jangan ngenbut."
Mereka pun masuk ke dalam mobil dan segera berangkat,suasana di dalam mobil pun terasa canggung tak ada yang memulai pembicaraan.
Abang yang serius menyetir sesekali melirik Icha yang sedang melihat ke luar jendela.
"Cha...
"Hmmm..
"Sayang...
Icha pun langsung menoleh."Apa sih bang, geli tau dengernya." ucap nya terkekeh geli.
"Tentang ucapan ku yang tadi, aku benar-benar serius Cha, dari dulu aku nunggu kamu." ucap nya sendu.
"Aduh, dari mana kamu belajar gombal kaya gini bang, geli banget dengernya." ucapnya tersenyum.
"Aku serius, mau kan kamu jadi pacarku Cha? "
Hening
"Cha..
"Cha, ko kamu diem aja, kenapa ko melamun?" Dia pun menggenggam tangan Icha dan Icha pun langsung menoleh." Biarin kaya gini ya, aku kangen banget sama kamu dan aku bakal nunggu kamu sampai kapan pun, walau pun tanpa status yang jelas." dan Icha pun membiarkan nya, karna dia sudah tau watak dari sahabatnya itu yang keras kepala.
Akhirnya mereka pun sampai di kampung nya enin, suasana nya sangat tenang dan juga hawa nya sejuk walaupum mereka sampai siang hari .
"Asamualaikum." sapa keduanya, setelah memarkirkan mobil di halaman mereka langsung mengetuk pintu.
"Walaikumsalam." jawab Bi Idah membuka pintu.
"Teh Icha ayo silahkan masuk."
"Makasih Bi, dimana Ibu sama yang lain ko sepi." ucap nya sambil duduk di kursi.
"Ayo Bang duduk sini." menepuk kursi di sebelahnya.
"Lagi pada pergi ke rumasakit neng, jengukin teh Irma ,mau minum apa teh bibi bikinin dulu." ucapnya.
"Aku mah teh anget aja bi gak pake gula, kalo buat temen aku bikinin kopi item gulanya dikit." serunya sambil melirik Abang yang tersenyum padanya dan Bi Idah pun pamit ke belakang.
"Suasana nya masih sama ya cha, padahal dah lama banget aku gak ke sini dulu terakhir waktu kita kelas 2 SMA." seru Abang sambil menerawang masa remaja dulu.
"Iya,cuma nambah ruangan aja ke belakang." jawab Icha sambil menyenderkan punggung nya ke kursi.
Tak lama Bibi pun datang dengan membawa makanan dan minuman."Ayo teh, A silahkan di minum, Bibi di belakang ya kalo butuh apa-apa panggil aja."
"Ya bi makasih." seru Icha sambil tersenyum.
"Bang kalo kamu mau istirahat di kamar sana pasti kamu cape." melirik Abang yang memijat pelipis nya.
"Engak ko, aku cuma sedikit pusing aja."
"Udah yuk aku anterin, kamu istrahat aja, nanti aku bangunin." ucap nya sambil menyeret agar mengikutinya.
Sampailah mereka di depan pintu kamar dan Abang pun masuk dan langsung merebahkan tubuhnya di kasur.
Sedangkan Icha menghampiri Bi Idah di belakang.
"lagi apa bi?" tanya Icha yang melihat Bibi di kebun belakang.
"Eh teteh ko malah ke sini, ini bibi lagi ikatin batang timun." memperlihatkan tali rapia di tangannya.
"Boleh ga Icha bantuin bibi?" ucapnya.
"Jangan, mending teteh istirahat aja,pasti cape kan."
"Icha udah istrahat ko di mobil, Icha jenuh Bi ga ada kerjaan, lagian di kamar ada Abang lagi tidur."
"Ya udah teteh duduk aja, liatin aja bibi aja ya." yang langsung di angguki oleh Icha.
"Bi, teh Irma kira-kira kapan ya pulang nya." serunya sambil memainkan tali.
"Mungkin besok teh, mudah-mudahan aja teh Irma cepet pulih."
"Aamiin mudah-mudah aja ya bi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Helen Apriyanti
Duuchh thorr bnar" cinta yg dilema.. sprri jdulnya hee
2022-08-30
0