Setelah berbincang akhirnya mereka menyempatkan diri pergi jalan kaki melihat-lihat perkebunan teh, udara yang sejuk membuat Icha melupakan sedikit masalahnya.
"Dari dulu gak berubah yaa, tempatnya masih tetap indah dan udaranya sejuk." seru Icha sambil menghirup udara dalam-dalam.
"Kamu sih jarang kesini,udah lama banget kayanya."
"Dulu terakhir aku kesini pas lulus SMA Kalo gak salah yang tersesat di kebun teh, aku masih inget banget kejadiannya, untung ada Rian yang nolongin,btw sekarang gimana kabarnya ya," tanyanya pada Ita.
"Gak tau juga, katanya sih Dia nerusin kuliah di kota sambil kerja." jawabnya.
"Oh gitu yaa."
"Ya menurut info sih gitu, emang kenapa kangen yama?"
"Emang ga boleh gitu bilang kangen sama temen sendiri?"
"Ya elah temen tapi demen hhhaaa.. " Ita pun semakin tergelak. "Bukanya dulu dia bilang suka ya sama teteh?" tanyanya menyelidik.
"Ehh kapan, bentar-bentar ko kamu tau sih?" Icha yang sedikit bingung dan menghentikan langkahnya.
"Ya tau dong orang pas dia ngomong aku denger, waktu itu kalian kan ngobrol di belakang rumah Enin." jawab ita sambil cengengesan.
"Ih ga sopan tau nguping pembicaraan orang." sungut Icha sedikit kesal.
"Hhhha maaf teh, itu kan dulu kirain dah lupa, lagian aku juga gak sengaja kesana, aku di suruh Abah panggil teteh, ehh malah liat adegan romantisnyaa hhhhhaaaa," ujarnya terbahak.
"Udah ahh lupain dah lama juga, lagian aku gak nerima dia jadi pacar kok aku cuma anggap dia temen aja, emang dulu aku nyaman sayang juga, tapi klo jadi pacarnya gak deh."
"Pantesan setelah teteh pergi dia juga kaya menghilang gitu." Seru Ita.
"Ohh gitu ya."
"Ya udah pulang yuk udah mau magrib."
"Iya ayo." Jawab Icha seraya berbalik arah.
Setelah jalan-jalan Icha pun masuk kamar dan membersihkan diri, bergabung untuk makan malam bersama, di meja makan sudah ada Enin, Irma dan juga suaminya.
Abah sudah lama meninggal jadi Enin hanya tinggal berdua dengan pelayan, terkadang Rita yang selalu menemani neneknya itu.
Setelah Irma menikah Dia tinggal sementara di rumah Enin sampai nanti melahirkan, Enin pun sangat senang karna akan ada teman ngobrol.
"Ayo duduk dek." seru Irma.
"Iya." jawabnya sedikit canggung, karna dia dan kakak nya tidak terlalu dekat berbeda dengan Ifa sang adik dia sangat akrab.
Hening, hanya suara sendok yang berbunyi, tidak ada yang memulai bicara semuanya diam.
Setelah selesai makan Icha menghampiri pengantin baru itu di ruang tv.
"Sini dek gabung," seru Irma sambil melambaikan tangannya.
"Ayo duduk sini, teteh kangen sama kamu." sambil menepuk kursi di sebelah kiri nya dan Hermawan duduk di sebelah kanannya.
Icha pun segera menghapirinya dan duduk di sebelahnya, rasa canggung masih saja ada, Icha tidak tau dari mana dia harus mulai bicara.
"Gimana kuliah kamu." tanya Irma mencairkan suasana.
"Baik, aku juga udah mulai skipsi mudah-mudah semua nya berjalan lancar, supaya taun ini bisa wisuda." jawabnya.
"Bagus kalo begitu, semoga lancar dan kamu sekses selalu." seru Irma sambil berkaca-kaca.
"Teteh.." Icha pun langsung memeluk sang kakak.
"Maafin teteh ya,gak bisa jadi kakak yang baik, semoga kamu dan Ifa bisa menjaga diri kalian dan bisa membangakan orang tua kita." ucapnya mulai terisak di pelukan Icha, sang suami pun mengusap-usap punggung nya supaya tenang.
"Udahlah teh semua sudah takdir, semoga kedepannya bisa lebih baik lagi teteh jangan berpikiran macam-macam ya pikirin dede bayi nya supaya sehat terus," ucap Icha menenangkan ,setelah sedikit tenang Icha pun melepaskan pelukannya.
"Makasih ya cha kamu adik yang baik, maafin teteh udah bikin kamu malu. "
"Gak papa gak usah dipikirkan." jawabnya dan mereka pun tersenyum.
"Terus gimana kedepannya, setelah kalian menikah bagaimana dengan Mba Asti?"
"Saya sudah menceraikannya dan sekarang sedang proses terakhir,semoga saja berjalan lancar." jawab Hermawan yakin.
"Maaf sebelumnya Icha lancang, apakah Mba Asti gak marah kalian menikah, aku ko ga ngerti sama pemikiran Mas Hermawan bukannya kalian menikah dah lamanya dan punya anak juga, kasian teh Irma pasti di cap sebagai orang ke tiga di antara rumah tangga kalian."
"Kami memang sudah lama menikah sekitar 6 tahun, tapi saya gak punya anak saya terpaksa menikahinya, Sakira adalah anak Asti dari pacarnya dulu karna sebelum menikah dengan saya dia sudah hamil, saya mengira Sakira anak saya karna dulu Asti menjebak saya agar menikahinya, tapi setelah saya tau kalo Dia bohongin saya, segera saya menceraikannya dan selama menikah pun saya tidak pernah satu kali pun tidur bersamanya, saya bertahan demi menjaga hati orang tua saya." jawab Hermawan panjang lebar.
"Apa?" Icha pun sedikit mengeraskan suaranya."Ehh maaf-maaf aku ko kaget gitu ya denger nya." Seru nya sambil cengengesan.
"Ga papa, sudah seharusnya kalian tau, saya juga sudah menceritakan semuanya kepada orang tua saya, mereka mendukung apapun demi kebahagiaan saya, mungkin besok atau lusa keluarga saya juga akan datang ke sini untuk silatirahmi," ucapnya.
"Ya syukurlah kalo begitu, aku senang dengernya,semoga kalian selalu bahagia dan bisa melewati semua ujian rumah tangga kalian." Do'a Icha tulus.
"Makasih ya cha, teteh sayang sama kamu."
"Iya teh, ya udah Icha ke kamar dulu ya, teteh juga istrihat ya." Icha pun berdiri dan melangkah kekamarnya.
Dia pun mengunci pintu dan merebahkan tubuhnya di kasur yang empuk, sungguh hari ini penuh sekali dengan drama.
🍀🍀
Pagi hari pun menyapa...
Kicau burung pun mulai terdengar saling bersautan,suara berisik pun mulai terdengar, Icha pun mulai mengerjapkan matanya .
"Jam berapa sih ini." gumannya mengambil ponsel di atas nakas.
Waktu menunjukan jam 5 pagi, Icha pun segera bangun dan menjalankan kewajibannya yang sudah terlambat, Icha pun terpaksa hanya mencuci muka karna udara yang sangat dingin gak kuat mandi katanya wkwk..
Dia keluar kamar dan menghampiri Bi Idah pelayan nya Enin di dapur.
"Pagi Bi masak apa?" tanya Icha sambil mengseser kursi dan dia pun duduk.
"Pagi juga teh, bibi lagi masak nasi goreng buat sarapan, teh Icha ko udah bangun kan masih pagi." tanya Bibi sambil menyiapkan sarapan di meja makan.
"Aku udah biasa bangun pagi Bi, Enin kemana biasanya enin yang paling rajin."
"Masih di musola belakang teh. "
"Oh gitu ya bi," serunya sambil mengisi gelas gelas dengan air putih dan meminumnya.
"Teteh mau sarapan apa,biar sekalian bibi bikinin."
"Yang ada aja bi, aku gak rewel ko hheeehe." jawabnya sambil cegengesan.
"Ya udah aku mau joging dulu deh mungpung masih pagi." Icha pun berjalan meninggalkan bi Idah yang geleng-geleng kepala liat cucu majikannya.
Icha pun sudah siap memakai jaket longgar dan celana trening nya, juga tak lupa kerudung dan juga segera memakai sepatu putihnya.
Dia berjalan gontai menghampiri Enin yang sudah duduk di meja makan, tak lupa Irma dan suaminya pun ada di sana untuk sarapan.
"Kamu mau kemana dek dah rapih gitu?" tanya Irma.
"Joging teh lumayan udara nya sejuk." jawabnya santai.
"Ga sarapan dulu?"
"Ga lah nanti aja, belum laper." Jawabnya.
"Teteh mau ke kota sebentar ada perlu ke kantor, sekalian bareng Mas Hermawan , jangan jauh-jauh mainnya ya." ucap Irma.
"Kalian hati-hati klo gitu, aku berangkat ya asamualaikum."
"Walaikumsalam." Ucap mereka serempak.
Icha pun bergegas pergi, setelah kepergian Icha, Irma dan Hermawan pun pamit kepada Enin, Hermawan pun meminta maaf pada Enin dan menitipkan Irma, karna Dia akan jarang pulang karna jarak kantornya yang terlalu jauh, Diapun mengajak Irma tinggal di rumahnya yang baru saja di beli nya di kota, tapi Irma tidak mau dengan alasan masih betah di kampung.
Mereka pun berangkat mengendarai mobil Hermawan dan mobil Irma pun di tinggalkan di rumah Enin.
Walaupun di bilang kampung di tempat tinggal Enin sangat lah aman, suasana nya sangat nyaman juga penduduknya yang sangat ramah beda dengan di kota yang kebanyakan para tetangga yang kepo.
Icha pun berjalan menuju bukit di kampung itu,banyak para petani yang sedang bercocok tanam ada juga yang sudah mulai memanen sayurannya, sungguh suasana yang sangat langka bagi Icha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Dwi Rara
maklum autor kan tinggal nya di desa 🤭
2022-08-30
0
Helen Apriyanti
suasana ny jd inget wkt kcil aku thorr ..suasana sjuk asri dmai nan indah beda ma skrg dah sdkit polusi hee
2022-08-30
0