Keesokan harinyanya Icha pamit pulang ke Bandung, tak lupa dia juga memberi tahukannya kepada Iqbal.
"Bude, Icha berangkat ya, udah telat nih." sambil melihat jam tangannya.
"Gak nunggu Mas mu dulu." tanya Bude,karna Febri sedang keluar rumah.
"Icha udah pesen taxi, nanti kalo ada yang nyariin bilangin Icha bakal lama di sana." Ucaonya memeluk dan mencium tangan Bude.
"Ya sudah kamu hati-hati ya, salamin sama Ibu mu, dan bilang maaf Bude belum bisa kesana." sesal Bude sedikit sendu.
"Ga apa- apa kan nanti juga pada kesini pas nikahan nya Mas Febri." jawabnya sambil tersenyum.
Setelah bermusyawarah Febri akhirnya akan menikah Dua minggu lagi dan akan di laksanakan di salah satu gedung di sana.
Seharusnya Icha membantu mempersiapkan semuanya tapi Icha harus pulang dulu ke Bandung,melihat keadaan Irma yang baru saja operasi secar.
Icha pun meninggalkan rumah Bude, dan dia pun akhirnya sampai di bandara, Dia pun berjalan gontai sambil menggendong tas punggung nya tak lupa dia juga membawa paper back di tangannya.
Sedangkan Rama sedang bersantai dengan adiknya.
"Icha katanya mau ke Bandung, dia ngasih tau kamu gak sebelumnya." tanya Rama.
"Udah ko, mungkin Dia mau menenangkan diri dulu disana kak, kasian setelah putus dari kak Desta dia sedikit murung,aku masih ingat gimana perjuangan kak Desta dulu saat mengejar cinta Icha, eh setelah dapat malah di sia-siakan kasian banget sih nasibnya Icha." ucap Rima panjang lebar.
"Masa sih, emang segitu sakit hatinya ya Icha sama cwo nya itu," tanya Rama penasaran.
"Ya aku aja yang bukan Icha merasa kecewa apalagi Icha yang ngalamin, dan liat sendiri kalo wanita hamil itu mengaku sebagai istri nya Desta, Kalo aku sih pasti nampar mereka berdua, aku salut sama Icha yang tidak bertidak apa-apa dan bisa menjaga emosinya."
"Kenapa kamu gak bilang dari kemarin-kemarin kalo mantannya Icha selingkuh?"
"Ngapain juga bilang, kakak kan gak nanya lagian Icha tuh gak suka kalo masalah itu di ungkit-ungkit, Dia merasa gagal karna tidak bisa menjaga orang yang di cintainya."
"Sebegitu besar kah cinta nya itu, sehingga membuatnya sasah move on."
"Bukannya susah move on tapi Icha itu tipe cwe yang susah buka hati nya, Dia juga tipe cwe yang setia kak."
"Kalo kakak sama dia menurut kamu gimana?" ucapnya tiba- tiba membuat Rima menggelengkan kepalanya.
"Kenapa bukanya Icha wanita yang baik, cocok dong sama kakak."
"Aku gak mau ya liat kakak nyakitin Icha, apalagi ada mantan kakak yang selalu bikin rusuh, kalo kakak mau serius dengan Icha jangan pernah sakiti Dia dan kakak harus tegas sama mantan kakak itu." tegas Rima.
Icha sendiri akhirnya sampai di bandara,dia pun mengambil ponselnya di dalam tas namun ponselnya malah mati.
"Aduh Gimana nih?" gumannya panik sambil melirik kanan kiri Dia pun melihat seorang pemuda seumuran adiknya sedang menunggu di kursi sambil maim game onlane.
Icha pun menghampiri pemuda itu."Dek boleh minta tolong gak?" sapanya.
Pemuda itu menongakan kepalanya."Maaf kak ada apa ya." jawabnya sopan.
"Boleh saya pinjam ponsel nya sebentar ponsel saya lowbet, nanti saya ganti deh kuotanya." pemuda itu tampak ragu.
"Gini deh pesenin saya taxi bisa gak dek." seru Icha memelas.
"Oh kalo gitu bisa kak." jawabnya sambil menggangguk.
"Makasih banyak ya dek." ucapnya sambil tersenyum.
"Nama saya Icha, nama kamu siapa?" Icha mengulurkan tangannya.
"Saya fajar kak." balasnya menyambut tangan Icha.
"Makasih banyak ya, kamu sedang apa di sini?"
"Aku lagi nunggu temen kak."
"Oh gitu yaa, sekali lagi maaf ya ngerepotin." Icha pun mengelurkan uang 100 ribu dari dalam tas nya.
"Ini buat gantiin kuota kamu." seru Icha namun pemuda itu menggelengkan kepalanya.
"Gak usah kak, saya Ikhalas ko bantu kakak." jawabnya.
"Kak taxi nya udah dateng tuh," sambil menunjuk mobil di depannya.
"Makasih banyak yaa." dan di angguki Fajar sambil tersenyum.
Icha pun bergegas naik setelah mengatakan alamatnya.
Akhirhirnya Icha pun sampai di depan gerbang rumahnya.
Icha pun memencat bel namun belum juga ada yang keluar.
"Pada kemana sih ko lama." gumannya dia pun bingung harus bagai mana.
Tiba-tiba mobil berhenti disana, Icha pun bingung dan bertanya-tanya karna tak mengenali mobil itu dan seorang pemuda keluar dari mobil itu.
"Cha kamu ngapain di situ." tanya pemuda itu.
"Aku lagi nongkrong, kamu sendiri ko ada di sini, kamu tuh lupa atau gimana, rumahku kan depan rumah mu." serunya sambil terkekeh.
"Eh iya juga, kenapa aku ko malah jadi lemot gini." Nyengir sambil memegang kepalanya.
"kamu kapan kamu sampai dari joyga,ko ga masuk rumah?"
"Aku tuh baru sampe tapi gak bisa masuk, kaya nya belum pada pulang deh."
"kamu telepon Ifa deh tanya pada kemana." usulnya.
"ponsek ku mati,kamu aja yang telpon ya." seru Icha memelas.
Abang pun menelpon Ifa dan langsung di angkat
.📲 hallo Ifa dimana?
📲 Abang, ada apa? Aku di rumah enin.
📲Ini kakak kamu udah sampai, kasian tau dia kepanasan depan gerbang.
📲 Aduhh gimana ya,di rumah juga ada siapa-siapa,kuncinya di bawa sama Bapa,aku lagi di rumah enin tadi aku telpon teteh tapi gak aktip bilang suruh nyusul aja naik taxi.
📲 Ya udah deh kalo gitu
Ifa pun langsung mematikan ponselnnya.
"Dasar bocah kabiasaan suka matiin telpon sembarangan." gumannya.
"Gimana? "seru Icha.
"Katanya di rumah gak ada siapa-siapa,kamu suruh ngusul ke rumaj enin." Icha pun mengangguk namun pada saat Icha akan memesan Taxi Bundanya Abang keluar dari rumah.
"Icha kapan pulang nak, ayo sini mampir kamu pasti cape kan." ucap Uni Cici Bundanya Abang sambil memeluk Icha.
"Baru datang bun, ini mau nyusul ibu ke rumah enin." jawabnya.
"Udah mending kamu Istirahat dulu saja, biar besok Abang anter kamu ke sana." usul Bunda.
Icha pun menimbang perkatan Uni cici, sungguh Icha pun sangat lelah tapi dia juga sangat sungkan.
"Udah, gak perlu banyak mikir ayo masuk ,udah hampir sore juga." Seru Abang ikut menimpali
Mereka berjalan dan masuk ke rumah, uni pun mengantar Icha ke kamar tamu yang ada di lantai dua.
"Sayang kamu istirahat ya ,jangan sungkan Bunda mau keluar dulu sebentar." ucapnya.
"Maaf ya Bun udah ngetepotin."seru Icha sambil tersenyum.
"Engga apa apa sayang, bunda malah seneng,dari dulu bunda udah anggap kamu anak sendiri bunda juga berharap banget kamu jadi mantu bunda sayang." ucapnya antusias.
Icha pun hanya tersenyum tak mengiakan nya sungguh Dia merasa sungkan berada di rumah Abang, memang dulu Icha sangat dekat dengan keluarga itu namun seiring berjalannya waktu Icha jadi jarang main ke sana.
Namun keluarga Abang sangat ramah dan begitu hangat mereka juga menyayangi Icha seperti anak mereka sendiri.
Icha pun segera mandi dan mengganti baju nya lalu merebahkan tubuhnya di kasur, sungguh hari yang melelahkan bagi nya.
Sedangkan Abang sendiri mengantar Bundanya belanja untuk makan malam,sungguh Bunda sangat semang sekali melihat Icha pulang karna sudah lama sekali Icha tidak mampir ke rumah Bunda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments