"Semoga aja teh Irma cepet pulih, eh gimana orang tua nya Mas Hermawan apakah sudah di beri tahu?" Ucapnya duduk lesehan di saung deket kebun.
"Udah di beri tau, pas teh Irma pendarahan mereka langsung ke rumasakit." jawab bibi.
"Syukur deh kalo gitu, moga aja keluarga nya Mas Hermawan berlaku baik dan nerima teh Irma."
"Mereka kaya nya baik teh, pas waktu pertama kesini juga nginep dua hari mereka seperti nya menyayangi teh Irma dan juga bayinya,mereka berkali-kali mengajak teh Irma ikut ke kota sama mereka namun teh Irma gak mau."
"Terus gimana,apakah mereka ada rencana buat resepsi?"
"Gak tau juga sih Teh, kaya nya belum ada info yang bibi denger,Teh Icha mau lama di sini."
"Gak tau bi, gimana nanti aja."
"Yang tadi pacarnya teh Icha ya, kasep pisan (ganteng banget)." seru bibi sambil tersenyum dan duduk di dekat Icha.
"Bukan bi, dia temen aku." jawabnya tersenyum.
"Oh kirain pacarnya,tapi kalo bibi liat kaya nya suka sama teh Icha."
"Hhhaaa masa sih bi, ahh mungkin perasaan bibi aja." pungkir Icha dan tergelak.
Setelah berbincang Icha pun masuk ke kamar Ifa dan tiduran di sana menunggu makan siang.
Abang pun mengerjapkan mata nya dan melirik jam 2 siang .
"Gila pules banget gue tidur." gumannya dia pun betgegas bangun da ke kamar mandi.
Setelah segar dia mengirim pesan pada Icha.
Abang.
\=cha kamu di mana
dan langsung di bales oleh icha.
Icha
\=aku di kamar Ifa, kenapa kamu laper?
Abang
\=enggak ko cuma bosen,keluar yu.
Icha
\=oke kamu tunggu bentar, aku ke sana.
Icha pun bergegas menuju kamarnya, dia pun mengetuk pintu nya .
"Abang ayo ." serunya di balik pintu.
"Mau kemana?" tanya Abang membuka pintu.
"Jalan lah bukannya kamu bosan."
"Kamu gak nengok ke rumasakit cha?" tanya Abang mengikuti Icha ke depan rumah.
"Nanti sore kita kesana kamu mau ikut atau mau pulang duluan? "
"Ikut lah." jawabnya.
"Ya udah kita cari makan dulu yuk"
"Ayo kita kemana nih." tanya nya masih bingung.
"Udah ayo ikut aja,nih pake motor Mang Dadang biar cepet." ucapnya sambil memberikan Abang kunci.
Mereka pun menaiki motor trail milik Mang Dadang yang biasa di pake ke kebun.
Motor pun melesat menyusuri jalan di kampung itu, dan tiga puluh menit kemudian mereka sampai di kedai baso Mercon viral.
"Yakin makan di sini?" tanya Abang sedikit ragu karna kedai itu sangat ramai dengan pembeli.
"Udah ayo masuk,Kamu pesen deh aku cari tempat duduk." seru Icha.
Abang pun memesan dua mangkok baso tak lupa juga dengan es kelapa muda,karna Dia sudah tau selera Icha dari dulu Baso besar tanpa mie.
Abang pun melirik sana sini mencari Icha, dan matanya melihat Icha yang sedang duduk di pojokan memainkan ponselnya.
Dia pun langsung menghampiri nya." Kamu lagi apa?" tanya nya sambil duduk di sebelah Icha.
"Oh ini, aku lagi chatan sama Ifa nanyain kapan balik." sambil memperlihatkan nya pada Abang dan Abang pun langsung merebutnya.
"Abang ihh kebiasaan dari dulu suka gitu deh." seru nya cemberut.
"Pinjem bentar sayang." dan Icha pun hanya diam tak menjawab.
Dari dulu Abang selalu kepo dengan ponsel Icha ,makanya dari dulu Icha tidak punya pacar.
Abang pun terus mengotak ngatik nya, melihat semua chat yang masuk tak lupa galeri poto,terlihat beberapa poto Icha dan Iqbal juga dengan Rama.
"Cha,s Iqbal suka ganguin kamu di sana? "
"Enggak, baru beberapa bulan kita dekat, aku juga gak tau kalo kita satu kampus."
"Trus dia udah nemuin cwe masa kecilnya itu belum?"
"Gak tau juga sih, aku gak tanya."
*Sial jadi Iqbal selama ini ada di dekat Icha, cari perkara emang Iqbal sama gue. batinnya.
"Trus yang ini siapa, ko deket banget potonya?" serunya menunjukan poto Icha dengan Rama.
"Itu Kak Rama, kakaknya temen aku, kenapa sih kamu ko jadi murung gitu?"
"Aku cemburu Cha liat kamu poto sama cowok lain, poto sama aku aja jarang berdua, apalagi setelah kamu kuliah di sana."
"Ya udah, nanti kita poto bareng ya, udah jangan cemberut mari makan." seru Icha setelah melihat pelayan menyajikan Baksonya.
"Oke," jawabnya sambil mengembalikan ponsel Icha.
Mereka sangat menikmati suasana di sana, yang tidak terlalu panas .
"Udah sore kita pulang yukk,kamu bukanya harus balik ya." seru Icha setelah menghabiskan makanannya.
"Aku nginep deh malam ini." ucap Abang memelas.
"Apa nginep gak ada ya, pulang sana."
"Malam ini aja ya pliss,aku kan pingin liat anaknya Teh Irma dulu."
Dan akhirnya Icha pun luluh setelah Abang membujuknya
"Terserah deh." jawabnya.
Mereka pun melanjutkan perjalanan,sambil menikmati perkebunan teh yang sangat hijau.
Abang pun memberhentikan motornya di pinggir jalan.
"Eh ada apa, ko berhenti?" tanya Icha heran.
"Kita poto dulu, ayo mumpung pemandangannya bagus." seru Abang mengeluarkan ponselnya.
Mereka pun berpoto selfi dan begitu banyak poto mereka yang berdua, sungguh Abang sangat senang akhirnya Dia bisa poto berdua lagi dengan Icha setelah sekian lama.
Waktu pun sudah mulai sore mereka kembali ke rumah Enin.
"Asamualaikum." ucapnya serempak.
"Walakumsalam." jawab semua orang yang ada di rumah, Icha pun langsung menyalami nya satu persatu begitu juga Abang.
"kamu baru nyampe nak?" tanya Ibu sambil memeluk.
"Udah dari tadi bu,kita habis cari makan di luar." jawabnya, sambil duduk bergabung di sana.
"Abang makasih ya udah anterin Icha ke sini, bikin repot aja." seru Pak Harun.
"Engga ko om, aku malah seneng bisa sekalian liburan." jawab Abang sambil tersenyum.
"Gimana kabarnya Teh Irma kapan pulang?" tanya Icha serius.
"Besok juga pulang, kamu gak usah khawatir Irma sudah mulai pulih dan bayinya juga sehat,"
"Terus Icha kapan nengokin Teh Irma nya?"
"Besok aja kamu jemput ke sana, sekarang ada Ibu sama Bapa mertuanya yang jaga."
"Oh syukur deh kalo gitu."
"Ya udah kami pamit ke kamr dulu mau bersih-bersih ya Bu." pamit nya.
Icha pun masuk ke kamar Ifa dan Abang sendiri masuk ke kamar Icha.
"Teteh dari mana?" tanya Ifa yang sedang bermain ponsel.
"Habis cari makan,teteh mau mandi dulu gerah." Icha pun masuk ke kamar mandi.
Setelah bersih Icha pun duduk bergabung dengan Ifa diatas kasur.
Makan malam pun tiba, Bi Idah pun memanggil mereka agar makan bersama ada Bi Asih dan Mang Dadang tak lupa dengan Rita yang ikut bergabung.
Setelah makan malam, Rita mengajak Icha dan Ifa ke Pasar malam yang ada di kampumg sebelah.
"Bu kita mau izin ke pasar malam boleh ya." Izinya.
"Boleh pergi sana."
Icha pun bergegas ke kamar Ifa,dan Ifa pun sudah siap.
"Dek kamu mau kemana?"
"Mau main sama teh Rita, katanya ada pasar malam, teteh mau ikut? cuma harus pake motor jalannya sempit kalo bawa mobil" serunya sambil memakai jaket.
"Aku baru aja mau ajak kamu, ya udah aku ganti baju dulu deh, kamu tunggu di depan." ucapnya dan di angguki Ifa.
Mereka pun akhirnya berangkat Ifa dan Rita satu motor,sedangkan Icha di bonceng oleh Abang, setelah sepuluh menit akhirnya mereka sampai.
Suasana sangat ramai, banyak sekali pengunjung di sana, Ifa dan Ita pun pamit memisahkan diri berhambur menaiki wahana.
"Cha kamu gak mau naik wahana?" tanya Abang yang melihat Icha hanya duduk di bangku sambil memakan gula kapas nya.
"Enggak, lagi males." serunya.
"Terus ngapain ke sini kalo gak naik, kan ga seru cha." ucapnya gemas melihat Icha yag terus mengunyah.
"Liat-liat aja lah lumayan cuci mata." jawabnya sambil terkekeh.
"Emang di sebelah kamu kurang ya cha, sehingga kamu pengen cuci mata." ucap nya sedikit kesal.
"Hahaha... gak ko, udah ayo kita keliling,cari makanan." sambil melangkah mentusuri stan-stan pedagang.
"Ingat zaman dulu ya Cha, kalo kaya gini." ucap Abang menggenggam tangan Icha.
"Iya, dulu kalo ada Pasar malam kita sering jalan bareng sama anak-anak juga." jawabnya seraya menerawang saat-saat remaja bersama sahabatnya.
"Mereka udah bahagia kaya nya,kamu gak da niat nikah muda Cha?"
Icha pun menoleh sambil tersenyum."Ada, cuma itu dulu, kalo sekarang aku serahin sama yang Diatas aja, karna kalo aku yang rencanain takut kecewa lagi." ucapnya sendu.
Abang pun melihat ada kesedihan di mata nya Icha, Dia merasa sangat bersalah karena tak bisa mengerti perasaan Icha dari dulu kalo Icha mencintainya.
Pada saat Icha memutuskan pindah ke Yogjakarta, Abang terus-menerus membujuk Ifa agar bercerita apa yang sebenarnya terjadi.
Hingga Abang tau, alasan utama Icha pergi adalah menenangkan hatinya yang patah hati karna cintanya bertepuk sebelah tangan.
Akhirnya mereka pun pulang Jam 10 malam,mereka pun masuk kamar masing-masing,kamar tamu sebenarnya ada banyak, namun Abang tidak mau pindah dari kamar akhinya Icha pun mengalah tidur di bersama Ifa malam ini.
Icha pun mandi dan ganti baju, eh dia lupa Abang kan gak bawa baju ganti dia pun mengambil ponsel nmengirim chat kepada Abang menenyakan baju ganti dan Abang pun membalasnya kalo dia selalu sedia baju ganti di mobil.
"Uhh dasar udah siap sedia rupanya, pantesan ngotot pengen nginep." gerutu nya kesal.
"Ngomong apa sih teh gak jelas?" tanya Ifa yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Itu s Abang bikin teteh kesel tau gak, bilang nya pengen nganterin aja, disuruh pulang malah gak mau."
"Ahh Teteh kaya gak tau aja, mungkin dia tuh masih kangen sama Teteh, biarian aja lah nanti juga pulang Teh dia kan pasti banyak kerjaan." sambil merebahkan tubuhnya di kasur di susul Icha kemudian.
"Teteh udah move on dari ka Desta?" tanya Ifa tiba-tiba, Icha yang sedang menatap dinding kamar pun menoleh.
Icha sudah menceritakan semuanya pada Ifa di telpon tapi belum kepada orang tuanya.
"Udah lah, udah lama juga teteh udah gak mau bahas Dia lagi,Teteh bersyukur Dia bisa lepasin teteh meski harus banyak drama." jawabnya sendu.
"Teteh gak nyesel kan, putus sama dia?" tanya nya hati-hati.
"Ya enggak lah justru teteh bersyukur bisa putus dari dia, dia tuh terlalu over dek banyak ngatur ini lah itu lah, jadi pas dia gak ngasih kabar atau gak chat itu aneh,tapi Teteh juga sedikit kecewa dengan apa yang Dia lakukan."
"Semoga Teteh bisa dapetin yang lebih dari Desta ya, semangat cowok masih banyak teh,dan kaya nya Abang sama Iqbal juga suka sama Teteh." seru Ifa dan diaminkan keduanya.
"Kamu sendiri sama Zaki gimana?"
"Aku udah putus sama Dia, aku gak mau menghambat kesuksesannya teh, dia dapet Beasisawa ke Kairo,wajar kan teh dia kan anaknya pak ustadz punya pesantren juga, aku minder lah sama penampilanku kaya gini, dan aku juga belum ada hidayah." seru nya sambil tersenyum.
"Yang sabar ya dek, sekarang kamu pokus kuliah dulu, nanti kalo jodoh pasti gak kemana."
"Iya teh, aku juga mikirnya gitu."
Mereka pun akhirnya terlelap setelah saling bercerita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Helen Apriyanti
duuchh keseruan cucurhanet d saat mau tidur kk adek ...
2022-08-30
0