Setelah sampai di rumah dia langsung masuk ke kamar, Dia pun segera membersihkan tubuhnya.
Suara pintu pun di ketuk dari luar."Mba di tunggu makan malam di bawah sama Ibu dan Mas Febri." seru Mbo yang berdiri didepan kamar nya.
Icha pun membuka pintu."Bilangin sama Bude dan mas Febri,Icha masih kenyang," seru Icha membuka pintu.
"Baik Mba, s Mbo permisi dulu." seru Mbo dan langsung di angguki nya.
Icha pun menutup kembali kamar nya,karna Icha sedikit meriang
"Rilex bentar lahh badan sakit semua." gumannya menyenderkan tubuhnya di atas kasur.
Begitu banyak pesan dari Abang , ada juga pesan dari Iqbal dan juga Rima dan ada satu pesan dari Mobale Banking,Icha pun langsung membukanya .
"Gila poto bentar aja dapet segini." gumannya melihat 5 juta tranferan dari Anisa.
Dia pun mengecek satu persatu pesan yang masuk ke ponselnya.
Abang
\=sayang kamu lagi apa
\=ko ga bales sih aku telpon juga gak diangkat
\=kapan pulang ke kota aku jemput
IQbal
\=cha tadi kamu ke rumah ko cuma bentar sih,padahal aku cuma betar antar mama
\=aku nanti ke rumah Bude ya, dah lama kita gak ketemu
\=cha bales dong kamu ga papa kan
Rima
\=cha , aku kangen cha kamu dah balik ke jogya belum, lama banget mudiknya pengencurhat.
\=kamu sibuk ya cha jarang banget bales pesan aku.
Icha pun tak membalas satu pesan pun dia langsung mematikan telpon nya dan kembali merebahkan tubuhnya.
"Sebaiknya aku segera kembali ke bandung setelah Resepsi nya mas Febri dan aku terima tawaran mas Hermawan kerja di perusahaan nya."gumannya.
"Cha ada Iqbal tuh di bawah." seru Febri yang masuk tiba-tiba ke kamar Icha.
"Bentar Mas,nanti aku turun." seru nya langsung terbangun.
"Jangan lama-lama." seru Febri sambil keluar.
"Iya." jawabnya
Icha pun ganti baju dan turun menemui Iqbal yang sudah duduk di ruang tamu di temani mas Febri.
"Hey cha, tadi kerumah ko cuma betar, mama nanyain kamu loh." seru Iqbal.
"Iya tadi aku sedikit pusing, jadi langsung pulang." jawabnya sambil tersenyum.
"Ya udah kalian terusin ngobrolnya Mas mau keluar bentar." seru Febri sambil berjalan ke luar setelah di angguki mereka.
"Cha kamu berencana kerja dimana?"
"Kaya nya di Bandung aja deh, kan nanti klo mas Febri udah nikah ada kak Nadia yang jagain Bude."
"Kenapa gak kerja di sini aja cha, kan banyak di sini juga."
"Aku pengen deket sama keluarga, kamu sendiri enak udah punya bengkel sediri, aku kan juga pengen punya pengalaman kerja."
"Oh gitu ya, sedih dong gue kalo kamu balik ke Bandung, bakal jarang ketemu." ucap Iqbal melau membuat Icha terkekeh.
"Hhha bisa aja kamu, bukanya kamu udah punya pacar ya?"
"Kata siapa sok tau." jawab Iqbal.
"Ya kata kak Nadia lah, kamu ko ga cerita sama aku kalo udah punya pacar."
"Gosip itu mah, aku masih nyari cinta pertamaku Cha."
"Kamu masih ngarep sama Cewek itu, kan udah lama banget."
"Aku selalu berdo'a semoga gadis yang aku cari itu masih hidup dan kita di pertemukan." ucapnya yang di angguki oleh Icha.
"Kapan-kapan jalan yuk cha, udah lama banget gak jalan bareng."
"Boleh, kondisikan aja."
"Oke, tapi jangan bilang Abang, kalo kamu jalan sama aku cuma berdua, Dia marah-marah Cha gara-gara kita poto berdua saat wisuda, gila aja tuh cemburu nya kelewatan." ujarnya geleng-geleng kepala
"Masa sih, kapan Dia marah-marah perasaan aku gak unggah di medsos deh." ucap nya seraya mengingat-ngingat.
"Bukanya di medsos tapi liat di ponsel kamu, katanya awas aja kalo sampe nikung gitu bilang nya." ucapnya sambil terkekeh.
"Oh iya baru inget, ahh dasar Dia nya aja yang posesif, padahal dulu gak kaya gitu ya."
"Itu karna Dia terlalu cinta sama kamu Cha, kamu sih bikin Dia patahati jadi deh kaya gitu."
"Bukannya Dia ya, yang bikin aku patah hati aneh aja bilang gitu."
"Cie akhirnya ngaku juga, kalo kamu dulu menghilang karna patahati." Iqbal pun terus menggoda Icha hingga wajah nya memerah karna malu.
Setelah lama berbincang Iqbal pun pamit pulang dan Icha pun bergegas ke kamar segera tidur.
Pagi harinya Icha sarapan dengan Bude dan juga Febri, Icha hari ini akan ikut ke Restoran bersama Febri untuk mengecek karna Icha sudah lama berhenti bekerja.
Sesampainya disana Icha di sambut teman-teman nya,Icha sangat senang bertemu dengan mereka.
"Cha kamu cek apa yang habis di dapur, trus kamu catet nanti kasih catannya pada Mas Topik dan Mba Ane ya,Mas tunggu di ruang kerja." ujarnya.
"Oke mas." jawab Icha bergegas pergi ke dapur, Dia pun mencatat apa pun yang habis dan tak lupa memberikan catatannya pada karyawan sesuai perintah Mas Febri.
"Mas udah selesai, Icha pamit duluan ya mau jalan sama Iqbal."
"Ya udah kamu hati-hati ya, jangan malam-malam pulang nya." ucap Febri dan diangguki Icha.
Icha pun bergegas keluar, dan sudah ada Iqbal menunggu di mobil.
"Maaf ya lama, tadi minta izin dulu sama Mas Febri." seru Icha sambil memakai sabuk pengamannya.
"Nyantai aja lah Cha, aku juga baru sampai, kita kemana nih?"
"Kemana aja lah yang penting heppy." ucap Icha dan Iqbal pun hanya terkekeh.
"Kita ke Bengkel bentar ya, aku ada perlu bentar," ujarnya dan Icha pun hanya mengangguk.
Akhirnya mereka sampai di depan Bangkel milik Iqbal, mereka pun segera turun dari mobil.
Iqbal pun berbincang dengan karyawannya, sedangkan Icha duduk di salah satu kursi sambil mengotak atik ponselnya.
"Cha kamu di sini juga?" ucap Rama yang sedang menyerpis Mobilnya, tiba-tiba berdiri di hadapan Icha.
"Eh Kak Rama, sama siapa?" tanya Icha.
"Sendiri, tadi mobil kakak ada masalah jadi di bawa ke sini, kalo kamu lagi apa?" tanyanya seraya duduk di sebelah Icha.
"Aku lagi nunggu temen,"
"Oh gitu ya, kamu ko sekarang jarang main kerumah Cha, apa gak kangen sama Rima?" ujar Rama mencaikan suasana.
"Maaf kak, aku benar-benar sibuk nanti kalo aku ada waktu kapan-kapan main ke rumah." jawabnya sambil tersenyum.
Rama sangat senang bisa berbincang dengan Icha, Dia pun terus mengembangkan senyumnya namun senyum itu luntur saat Iqbal datang menghampiri mereka.
"Ayo Cha, aku udah selesai." ucap nya di angguki Icha, mereka pun segera pergi setelah pamit kepada Rama.
Rama pun hanya melihat kepergian Icha dengan sendu, sungguh Dia sangat berharap bisa dekat dengan Icha, tapi saat melihat Icha bersama dengan Iqbal membuat nya semakin yakin kalo Icha tidak pernah menyukainya.
"Ya Tuhan, kenapa cintaku harus bertepuk sebelah tangan?" gumannya lirih.
Sedangkan Icha sudah sampai di sebuah Danau, Dia membawa banyak makanan dan minuman tak lupa membawa karpet untuk duduk sedangkan Iqbal membawa alat pancing, hari ini mereka mengadakan piknik bersama.
"Aku seneng banget deh hari ini, meskipun piknik nya bukan sama pacar." ujarnya sambil terkekeh melihat Iqbal yang sedang memencing di depannya.
"Makanya cari cowok Cha, biar kamu gak kesepian, atau mau jadi cewek aku aja." goda nya.
"Engga minat." jawabnya dan Iqbal pun hanya terbahak.
Iqbal pun duduk sambil memakan makanan yang Icha bawa, Icha sendiri malam melamun sambil melihat Danau.
Iqbal pun memotret Icha dari belakang dan mengirimnya kepada Abang.
"Calon Bini." campionnya.
"Gue kerjain lo Bang, ngamuk-ngamuk lo, salahin diri lo yang lambat bikin Icha jadi cewek lo." gumannya tertawa jahat.
Tak berselang lama ponselnya pun berdering tertera video call Abang di sana.
Iqbal pun langsung mengangkatnya memperlihatkan wajahnya di telpon sambil terkekeh melihat wajah Abang yang sedang kesal.
"Apa apaan loe, jangan bikin gw kesel gue tau kalo itu poto Icha." ucap Abang kesal.
"Hha santai bro, gie gak apa-apain Icha, kita cuma lagi piknik bareng." ujarnya mengaktipkan poto belakang memperlihatkan Icha yang sedang jalan-jalan.
"Sial, awas lo cari kesempatan gue susul ke sana." ujarnya emosi.
"Itu yang gue mau, kapan lo kesini kita udah lama gak ketemu gak kangen lo sama gue?"
"Secepatnya gue gak mau lo tikung." ucapnya seraya memetikan telponnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Helen Apriyanti
nh lo.. Abang lngdung cus mluncur ssul clon bini hihihii..
2022-08-31
0