Waktu terus berjalan akhirnya Iqbal pun pamit pulang.
"Aku pamit ya, besok-besok aku bakal sering main ke sini kamu jangan kaget ya." serunya sambil mencubit pipi Icha gemas, rasanya ingin sekali tinggal karna masih kangen.
"Iya terserah kamu aja, kan kita juga sebentar lagi jadi sodara." jawab Icha membuat Iqbal kecewa.
"Kamu baik-baik ya aku pamit dulu, asalamualaikum." ucapnya seraya melambaykan tangan bergegas keluar rumah.
"Walaikumsalam." jawab Icha lalu menutup pintu.
Serelah kepergian Iqbal, dia pun bergegas ke dapur, perutnya yang keroncongan minta di isi.
Icha pun makan sendirian karna Bude Yati sudah tidur karna tidak enak badan, kalo Febri gak tau kemana.
Di sisi lain sekarang febri berada di rumah Nadia, dia meminta izin orang tua Nadia ingin melamarnya.
Mereka pun menyambutnya dengan senang dan menyarankan langsung menikah saja dan Febri pun menyetujuinya, setelah selasai diskusi Febri pun bergegas pulang.
Di usianya nya yang menginjak 30 tahun, dia sudah matang dan ingin serius menjalin hubungan apalagi Bude selalu memintanya cucu padanya.
Saat bertemu Nadia tepatnya 4 bulan yang lalu Febri merasa yakin klo Nadia adalah jodohnya,meskipun perbedaan umur mereka 5 tahun, Febri yakin Nadia adalah orang yang tepat menjadi istrinya.
🍀🍀
Pagi pun menyapa, Icha yang masih tidur pun terbangun dengan bunyi alarm di atas nakas, dia melirik jam di sampingnya,
"Jam 5 pagi." gumannya, dia pun langsung terangun dan segera mandi tak lupa menjalankan kewajibannya.
Icha pun mengganti baju dan sedikit memoles wajahnya,hari ini dia mulai lagi masuk kuliah,setelah rapi dia turun ke bawah menemui Bude di ruang makan.
"Pagi bude,gimana udah baikan? " tanya Icha sambil mencium pipi kiri Bude.
"Pagi juga sayang, ayo duduk dan makanlah,Bude udah sehat sekarang " ucap Bude tersenyum lembut.
"Syukurlah kalo begitu Icha seneng dengernya,Bude hari ini Icha izin ya, pulang nya agak sore soalnya mau belanja dulu sesuatu buat nyiapin sripsi."
"Pergilah nak, kamu bawa saja salah satu mobil di garasi, karna mas mu sudah berangkat pagi-pagi sekali." ucap Bude di sela makannya.
Setelah menghabiskan sarapannya Icha pun pamit "Icha berangkat ya,Bude jangan lupa minum obatnya ya,istrirahat jangan dulu banyak kerja." ucapnya sambil mencium tangan Bude.
"Iya sayang, kamu hati-hati ya." ucap Bude, dan langsung dianggukinya.
Setelah membawa kunci Icha segera melangkahkan ke garasi, Icha pun membawa salah satu mobil Bude, biasanya Dia akan berangkat dengan Febri begitu pun klo pulang.
30 menit Icha pun akhirnya sampai di kampus,dia pun bergegas masuk kelas karna sebentar lagi mata kuliahnya di mulai.
Icha yang ramah membuatnya di sukai teman-temannya tapi banyak juga yang iri dengannya karna di kelilingi orang-orang yang hebat seperti Desta.
Dia juga tidak banyak teman dekat hanya mempunyai satu sahabat yang dari masuk kuliah sampai sekarang,namanya Rima dia gadis yang baik dan juga pendiam dia anak salah satu Dosen di sana, berpenapilan syar'i dan tertutup juga selalu memakai kacamata.
Seetelah 2 jam mengikuti mata kuliah Icha pun memilih keluar kelas dia harus menunggu tiga jam lagi mata kuliah selanjutnya,dia memilih masuk ke perlustakaan untuk sekedar membaca.
Icha duduk dan membuka leptopnya mengerjakan tugas dengan tenang tiba-tiba suara pesan masuk berbunyi.
tring..
IQbal
cha kamu dimana, ke kampus gak hari ini?
me
"aku di perpus kamu kesini aja
pesan pun langsung terkirim pada IQbal,dan tak berselang lama pintu Perpus pun terbuka.
"Cha. "seru IQbal dan Icha pun menoleh serta tersenyum.
"Kamu udah dateng, ko cepet banget." tanya Icha melihat IQbal yang sudah berdiri di sampingnya.
Iqbal pun tersenyum dan duduk di sebelah Icha sambil membuka ranselnya.
"Gw udah dari tadi di datang ke kampus sengaja pengen ketemu lo Cha." jawabnya jujur, sambil menatap Icha dari samping.
"Oh gitu ya, kamu gak ada kelas." tanya Icha sambil menatap leptop nya.
*begitu indah ciptaanNya* batin Iqbal.
Icha yang sedang serius dengan leptopnya pun menoleh, karna sedikit risih di liatin terus oleh sahabatnya itu yang terus tersenyum.
"kamu kenapa sih liatin aku kaya gitu.".seru nya merasa risih.
"Emang gak boleh gitu?" ucap nya sambil menaik turunkan alisnya.
"Aku tau kalo aku cantik,awas nanti kamu jatuh cinta" ucap Icha terkekeh.
"Haha narsis lo Cha." seru nya terbahak.
"Haha rese emang, gak pernah ngakuin kalo aku cantik." ucapnya masih terlalu PeDe.
"Hadehh dari dulu gak berubah lo Cha, gimana kalo jadi cwo lo ya, pasti ilpil liat lo kaya gini "
"Haha enak aja, ya gak lah."
"Masa sih gak percaya gw, trus kmana sekarang pacar lo?"
"Kerjalah kan takut aku gak jajan kalo nganggur." jawabnya terkekeh.
" Ah gila lo, kaya orang susah aja," tawanya semakin kencang.
"Kamu sendiri kapan serius sama cwe dari dulu cuma php dong."
"Gw masih jaga hati gw buat seseorang yang jauh di sana."
"Siapa? Jangan-jangan gadis kecil yang bantuin kamu dari kejaran preman itu " seru Icha yang menerawang waktu Iqbal dulu pernah bercerita masa kecilnya.
"Kepo!!" seru IQbal mencubit pipinya gemas.
"Kamu ihh kebiasaan, sakit tau." gerutu Icha kesal sambil cemberut.
"Sorry, habis nya gemes liat kamu kaya gitu." ucap nya terkekeh.
"Aku mau tanya sesuatu sama kamu?" seru Icha sambil menurup leptopnya.
"Tanya apa? serius amat." Iqbal pun terkekeh geli meliat expresi Icha yang mode serius, dia pun memasukan ponsel nya kedalam kantong jaket nya.
"Aku kepo sama dini dan adam,kapan mereka menikah ko aku gak tau yah." tanya nya penasaran.
"Oh masalah itu kirain apaan, tegang banget mukanya." sambil terus tertawa.
"Aku serius Iqbal ihh kamu tuh ya." Gerutunya sambil memukul dada IQbal pelan.
"Qduh sakit Cha, kamu tuh ga berubah ya suka maksa." jawabnya masih terkekeh.
"Aku cerita dan kamu dengerin baik baik biar gak salah paham." ucapnya sambil menerwang beberapa taun silam,Icha pun diam menyimak.
Flashback..
Setelah dinyatakan lulus mereka ber empat masuk Universitas yang sama yaitu IQbal,Adam,Abang dan Dini walaupun berbeda jurusan mereka tetap bersama.
Satu minggu setelah Dini dan Abang pacaran Icha menghilang dan tak bisa di hubungi, Dini pun sedih karna tidak bisa menghubungi sahabatnya, tapi bukan Abang yang nenangin tapi Adam, dia slalu ada buat Dini kemana mana selalu ikut berbeda dengan Abang dia selalu cuek.
Tak berbeda dengan Dini justru Abang yang terlihat terpuruk meski Dia bisa menyembunyikan nya dari orang lain tapi tidak dari Iqbal,sampai akhirnya Abang dan Iqbal melihat Dini berciuman di toilet kampus dengan Adam,membuat Iqbal begitu syok namun tidak bagi Abang,Dia malah terlihat sangat bahagia.
Prok prok..
Suara tepuk tangan mengudara,dua sejoli itu langsung menoleh.
deg..
Dini menelan ludah nya kasar dan bersembunyi di balik tubuhnya Adam,rasa takut membuatnya tak mampu menatap Abang yang berdiri di sana.
"Lagi ngapain kalian." seru Abang geleng-geleng kepala sambil memasukan tangannya ke dalam saku celananya.
Namun mereka hanya diam saja, begitu malu rasanya tertangkap basah sedang selingkuh.
"Bro jaga emosi lo bro, jangan berantem ya." seru Iqbal menenangkan dan mulai panik melihat kedua sahabatnya bersitegang.
Adam pun akhirnya angkat bicara, namun Abang hanya tersenyum tipis tak menimpali.
"Gue suka sama Dini dari dulu, dan lo tau itu Bang, gw berusaha ngalah demi kalian tapi gw gak bisa,gw cemburu." ucap Adam mulai prustasi sambil menjambak rambutnya kasar, Dini pun sudah terisak dan memegang baju Adam bergetar ketakutan.
Namun apa yang terjadi bukan lah yang di bayangkan Iqbal, dia membayangkan sahabatnya adu jotos dan berakhir di rumasakit. Namun ini apa dolihatnya membuat Iqbal melongo melihat Abang malah memeluk Adam.
"Gw serahin Dini sama lo, lo emang pantes buat dia,maafin gue yang malah bikin semuanya jadi runyam,harusnya gue gak nerima jadi pacar Dini waktu itu. " ucap Abang serius.
Mereka pun saling melirik dan terseyum.
"Lo gak marah sama kita Bang." tanya Adam sedikit ragu.
Abang pun mengangguk dan tersenyum.
"Maafin gue udah bikin gak nyaman selama ini gue cuma pengen ngates seberapa kuat nya Adam, dan seberapa kuat cinta nya sama lo Din, sekarang gue udah tenang bisa liat kalian bahagia." ucap Abang menepuk pundak Adam.
"Maafin gw Bang." ucap Dini lirih di sela isakan nya, dia menyesal dan merasa tidak enak.
"Ga papa gue gak marah ko sama kalian gue nerima Dini karna Icha yang minta." jawabnya .
Adam dan Dini pun hanya saling melirik mereka merasa bersalah dengan Abang apalagi Icha.
"Cabut bal!!" seru Abang sambil melangkah pergi.
Iqbal pun hanya geleng-geleng kepala gak ngerti sama jalan pikiran sahabat nya itu Dia pun mengikuti kemana Abang pergi.
Dua bulan berlalu mereka jarang bertemu hingga berita Dini dan Adam pindah kuliah pun terdengar,Iqbal pun penasaran dan mencari alasan kenapa mereka pindah.
dia pun menyambangi rumah Adam.
Iqbal pun turun dari motor besarnya dan menyapa pak satpam yang sedang berjaga.
"Permisi selamat siang pak." seru nya pada satpam.
Pak satpam pun langung membuka pintu gerbang melihat ada tamu di sana.
"Siang juga, Mas Iqbal pasti cari mas Adam ya?" tebak Pak satpam yang sudah kenal dengan Iqbal.
"Iya pak, Adam nya ada." tanya Iqbal.
"Mas adam gak ada lagi pada pergi denger-denger sihkatanya mau nikah hari ini." jawabnya hati-hati.
"Apa, nikah??" ucap Iqbal tak percaya.
"Iya mas sama pacarnya itu ."
"Maksudnya Dini? "
"Iya betul mas,katanya acaranya dadakan setelah kemarin Mba Dini keluar dari rumasakit mereka sekarang menikah." ucap pak satpam panjang lebar.
"Ya udah pak saya permisi kalo begitu." Iqbal pun pamit dan diangguki oleh pak Satpam, Dia pun bergegas pergi mengendarai motornya.
Dengan perasaan tak karuan dia melanjutkan perjalanan nya ke rumah Dini, dan setelah beberpa saat Dia pun sampai di sebuah gerbang dan nampak ramai orang di dalam sana.
Iqbal pun memberhentikan motornya dan segera menelpon Abang agar segera menyusulnya.
Tak berapa lama motor besar pun berhenti di depan Iqbal, ternyata itu Abang dan dia pun membuka helm nya.
"Ada apa sih nyusuh gw buru-buru kesini?" tanya Abang namun Iqbal hanya mengakat bahu nya acuh sambil memencet bel.
Mereka pun di persilahkan masuk,
sesampainya di sana mereka terkejut melihat kedua sahabatnya duduk di depan penghulu, ternyata ijab kabul sudah selesai Fini dan Adam akhirnya sah menjadi suami istri.
Batin mereka pun bertanya-tanya, kenapa ko nikahnya dadakan, kenapa mereka rahasiain ini dan banyak lagi.
Setelah selesai Berdo'a kini acara makan-makan, ini kesempatan mereka berdua mendakwa pengantin baru itu.
Adam yang sedikit kaget melihat teman-temannya ada di sana kelagapan mau tidak mau menceritakn keadaannya yang harus menikah dadakan karna Dini sudah hamil 2 bulan jadi dia dengan senang hati menikahi gadis pujaannya itu, Iqbal dan Abang pun senang melihat sahabat-sahabatnya bahagia meskipun dengan cara yang seperti itu. .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments