Icha yang masih bingung pun terus bertanya siapa sebenarnya laki-laki yang menghamili kakak nya itu meskipun Irma tidak berhijab seperti dirinya Icha yakin Irma orang yang baik meskipun mereka jarang bertemu.
"Siapa Hermawan itu ko cuma aku yang gak tau,trus gimana sama A Heru??" tanya nya lagi.
"Itu loh teh yang rumah nya di ujung sana cet putih yang pagar tinggi tau gak." jawab Ifa antuasias.
"Aku gak tau, gak pernah liat juga orang nya yang mana." seru icha penasaran.
"Dia baru saja pindah beberapa bulan yang lalu, sama istri dan juga anaknya," jawab Ifa.
"Apa, maksud nya gimana istri dan anak?" Icha pun semakin bingung.
"Kan emang Mas Hermawan itu udah nikah teh dan punya anak juga."
"Ya Tuhan kenapa rumit begini, trus gimana sama teh Irma apa mau jadi madu?" ucapnya sambil geleng-geleng kepala.
"Ibu kenapa Ibu diem aja bu ko ga jawab Icha Bu," ucap Icha menggenggam tangannya
"Ibu malu Cha Ibu gagal jadi Ibu yang baik untuk kalian,apa yang harus Ibu jawab klo nanti bapa bertanya." jawab Ibu yang terus terisak.
Icha dan Ifa saling melirik tak kuasa menahan tangis yang melihat sang Ibu terus menangis.
"Ibu yang sabar ya ini ujian untuk keluarga kita,Ibu yang tenang jangan banyak pikiran biar besok kita yang bilang pelan-pelan sama Bapa," Serunya yang di angguki oleh Ifa.
" Fa jelasin ke teteh kenapa bisa kaya gini,kenapa Ibu bisa kecolongan bukannya teh Irma jarang keluar malem ya, " tanya nya pada sang adik yang duduk di sebelahnya.
"Gini lo teh aku juga baru tau dua hari yang lalu saat aku belanja di warung nya mpo salma banyak orang-orang yang lagi ngomongin teh Irma,aku penasaran dong sama yang mereka omongin taunya mereka bilang teh Irma hamil-hamil gitu, aku langsung pulang karna malu."
"Terus kamu tanya teh Irma?"
"Belum, waktu itu sore teh irma belum pulang aku tanya sama Ibu dan Ibu malah diem aja aku tanya dan lama-lama Ibu bilang gini klo tetangga juga ada yang pernah kerumah bilang teh Irma hamil cuma Ibu gak percaya karna teh Irma suka pake baju longgar klo di rumah jadi gak keliatan,"
"Jadi rumit gini sih,trus teh Irma nya sekarang dimana?"
"Di rumah Enin teh di kampung, Bapa juga belum tau soalnya pas aku tanya semalem ke teh Irma, Bapa udah berangkat ke luar kota paginya," jawab Ifa sambil menceritakan dua hari yang lalu.
Dua hari yang lalu..
Malam itu seperti biasa Irma pulang kerja jam 7 malam, sesampainya di rumah dia memarkirkan mobilnya di garasi.
Dan di dalam rumah Ifa dan Ibu sudah menunggu nya di ruang tamu.
"Asamulaikum Irma pulang." Seru Irma mengucap salam dan langsung membuka pintu rumah.
"Walaikumsalam." jawab Ifa di ruang tamu.
"Loh ko tumben ngumpul di sini biasanya udah pada nunggu di ruang makan." Irma pun sedikit bingung dengan yang terjadi.
"Sini teh duduk dulu Ibu mau bicara sama teteh." Seru Ifa.
Setelah meletakan sepatu di rak Irma pun duduk di kursi single di depan Ibu.
"Ada apa ko pada tegang gini."
" Apa benar kamu hamil." tanya ibu sambil berkaca-kaca,langsung pada intinya.
Degg
"Ibu ngomong apa sih." kilah Irma tersenyum getir mengilah pertanyaan Ibunya.
"Jawab Irma." teriak Ibu yang sedikit murka meninggikan suaranya.
"Ibu aku bisa jelasin,Ibu tenang ya." Irma pun bersimpuh di kaki ibu, karna baru kali ini dia meliahat sang Ibu marah dan berteriak padanya.
"Sudah berapa bulan apakah itu anaknya Heru??" Ucap Ibu berusaha menjaga emosinya seraya memalingkan wajahnya kesal dan marah menjadi satu.
"Ibu... "
"Jawab irma..."
"Maafkan Irma Bu, Irma hilaf, Irma maksud nutipin ini semua dari Ibu." jawab irma sambil menangis di pangkuan Ibu,irma yang duduk di lantai bersimpuh kepada sang Ibu.
Ifa yang melihat nya pun sama sedih nya meskipun dia marah dengan kakaknya tapi dia pun merasa kasihan.
"Ifa hubungi keluarga Heru sekarang." Seru Ibu,belum sempat Ifa menjawab Irma langsung melarangnya.
"Jangan jangan ini bukan anak nya A Heru,dan A heru gak tau klo aku hamil,kami sudah lama putus." Irma memohon sambil menangkupkan tangannya di wajah.
"Trus ini anak siapa ayo jujur sama Ibu." ucap Ibu lirih sambil terisak.
"Aku gak bisa bilang bu ini sulit."
"Irma.. "
"Maaf bu irma gak bisa cerita." jawabnya langsung bangkit berdiri dan melangkah pergi meninggalkan rumah.
"Irma kamu mau kemana?" tanya Ibu yang langsung berdiri dari kursi.
"Teteh..." teriak Ifa berlari mengejar irma yang sudah masuk kedalam mobil.
"Teteh mau kemana kenapa lari dari masalah, ayo teh selasaikan dulu bukannya kabur.
"kamu gak bakal ngerti ini masalah orang dewasa, manding kamu tenangin ibu dulu teteh pergi sebentar."
"Tapi teteh jangan nekat ya,cepat pulang klo udah tenang."
"Iya bawel sana masuk." seru Irma sambil melajukan mobil nya.
Selepas kepergian kakaknya Ifa pun masuk ke rumah dan tak menemukan Ibunya di ruang tamu,mungkin di kamar batin ifa.
Dan benar saja Ibu sedang menangis di kamarnya, Ifa hanya mendengar isakan di depan pintu cuma diam tak berani masuk,lalu ia pun bergegas masuk ke kamarnya.
Sesampainya di kamar dia mendengar ponselnya berdering dan ternyata Zaki teman dekat nya yang menelpon dan mengajak nya ketemuan di cape sebrang .
Dengan tergesa-gesa dia menuruni tangga,dan meminta izin kepada Ibu untuk keluar sebantar membeli makanan karna Ibu tidak masak untuk makan malam.
Ifa mengelurkan motor metiknya dari garasi setelah di beri izin oleh Ibu, dan menjalankan motornya ke tempat yang di janjikannya tadi dengan Zaki.
15 menit Ifa pun sampai di cafe yang di maksud Jaki dan memarkirkan motornya di depan cape tersebut.
"Mana nih Zaki kok gak ada katanya nunggu di parkiran." guman Ifa.
sambil melirik kanan kiri dekat parkiran.
"Hay kamu dah lama." Sapa Zaki yang datang dari belakang ifa.
"Dari mana katanya nunggu di parkiran." tanya Ifa sewot.
"Sorry tadi aku ke toilet bentar, ayo masuk." Ajak Zaki sambil mengandeng tangan Ifa masuk ke dalam Cafe yanga lumayan rame dengan pengunjung.
"Ko kita duduk di pojokan sih."
"Sttt, udah diem aja." ujar Zaki sambil melirik ke arah samping dengan ekor matanya.
" Apaan sih.".seru ifa sambil melihat apa yang di tunjukan Zaki.
"Itu kan.." belum sempat manjawab Zaki sudah menutup mulutnya dengan tangan.
"Kita dengerin mereka ngomong apa." Seru Zaki.
"Oke." sambil mengacungkan jempolnya.
Di sebelah sana terlihat Irma dengan seorang laki-laki sedang adu mulut dan yang jelas bukan Heru dan Ifa pun sudah menebak siapa laki-laki itu, Irma terlihat menangis segukan dan lelaki itu menenangkan nya.
Dengan sabar Ifa pun mendengarkan obrolan mereka dan jelas terdengan Hermawan menyebut ayah dari bayi yang Irma kandung, lemas sudah badan Ifa marah sedih kesal jdi satu.
setelah mendengar itu Ifa bergegas pergi dari Cafe di susul Zaki di belakang nya.
setelah berpamitan dan mendapankan makanan yang dia pesan dia pun bergegas pulang dengan menenteng makanan yang di belinya.
sesampainya di rumah Ifa pun menyiapkan makan malam untuknya dan Ibunya, meski Ibunya sempat menolak tapi akhirnya bu mau dengan segala bujuk dan rayu Ifa.
Keesokan harinya mereka berkumpul di ruang makan, yaitu Ibu, Ifa, dan juga Irma. Entah jam berapa Irma pulang karna Ifa langsung tidur setelah makan,tak ada perbincangan mereka hanya diam membisu dan hanya suara sendok yang terdengar.
Setelah selesai makan Ifa memberanikan diri angkat bicara, dengan wajah yang sedikit kesal.
"Aku udah tau lelaki brengsek yang hamilin teteh." seru ifa.
"uhuk uhukk.. " Ibu yang sedang minum pun langsung keselek.
Degg
Dengan menahan tangis Irma pun menggenggam tangan Ibu yang ada di samping nya.
"Bu maafin Irma, aku salah aku pantas dapetin karma kaya gini, aku siap ko bila Ibu mau usir aku dari rumah." Irma pun menceritan sebenarnya yang terjadi dan tak kuasa menahan tangisnya, wajahnya yang putih kini memerah dan matanya yang sebab dan ada lingkar hitamnya.
"Ibu sudah maafin kamu,sekarang kamu harus segera menikah dengan lelaki itu dan Ibu mau secepatnya." pinta Ibu memelas.
"Baik bu Irma sudah menyiapkan semuanya mungkin besok kita akan menikah secara ." jawab irma.
"Baiklah terserah kamu yang jelas anak kamu ada yang bertanggung jawab,semoga kamu bahagia dengan takdir yang Tuhan berikan."
"Besok aku mau nikah di rumah enin bu di kampung, aku masih menghargai Mba Asti sebagai mantan Istrinya Mas Hermawan."
"Maksud nya mereka sudah bercerai gitu?" tanya Ifa.
"Mas Hermawan mengajukan cerai sudah dari 6 bulan yang lalu dan mungkin sampai sekarang belum selesai." Jawab Irma yang mengetahui rumah tangga Hermawan yang dulu tidak pernah baik.
"Ya udah berhubung sekarang dan besok aku libur aku langsung ke rumah enin sekarang dan Ibu dan yang lain bisa nyusul besok." Tambahnya sambil berpamitan dan mencium tangan Ibunya.
flesbak off. .
"Nah gitu teh ceritanya,makanya Ibu sampe sekarang masih gak percaya," seru ifa.
"Aku benar-benar kasian sama teh Irma yang begitu sabar dan kuat menerima cobaan,dan harus kehilangan orang yang dia cintai."
"Aku juga mikirnya gitu teh, apalagi A Heru tuh baik dan pekerja keras,mereka berencana menikah taun ini ehh malah kaya gini."
"Mungkin ini jalan yang terbaik untuk teh Irma dan A Heru,harus sama-sama ikhlas."
"Trus gimana sama istri mas Hermawan itu, apakah udah tau."
"Udah teh malahan sebelum kami tau mba Asti udah tau,dia juga pernah ke sini namun cuma ada Ibu di rumah,aku udah berangkat sekolah." Seru Ifa.
"Oh gitu Mba Asti gimana marah-marah ga sama Ibu, kan klo aku yang jadi istrinya pasti gitu hhhaaa." seru icha sedikit bercanda sambil melirik Ibunya yang tersenyum.
"Ibu pun berfikir begitu,tapi Ibu salah dia malah mengijinkan Hermawan menikahi Irma,malahan dia rela kalo Hermawan menceraikannya." ucap Ibu sambil terisak.
"Syukur deh kalo begitu,tapi aku juga kesel sama Mas Hermawan kenapa harus kaya gitu sama teh Irma, jadi kan sekarang yang di sebut pelakor pasti teh Irma, bener-bener pengen gampar kalo ketemu." ucapnya sambil mengepalkan tangannya
"Istigfar teh ihhh ko jadi teteh yang sewot sihh." Seru Ifa bergidik nyeri melihat sang kaka .
"Hhaa maaf dek aku emosi." serunya tersenyum kikuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Helen Apriyanti
ksian irma hmil d luar nikah. ..tpi syukur lh hrrmawsn mo brtnhhung jwab
2022-08-30
0
Helen Apriyanti
seru thorr....
2022-08-30
0