Desta terus saja mengusap kepala Icha, Dia duduk di kursi yang tadi Bude duduki,terus meminta maaf kepada Icha.
Icha pun mengerjap kala terasa ada yang memegang kepalanya, Icha pun melotot dan segera bangun dari tidurnya.
"Ngapain kamu kesini, kita udah gak ada hubungan apaan apa, jangan pernah ganggu aku lagi pergi. " teriak Icha dengan segala emosinya mukanya merah menahan rasa sakitnya.
"Cha tolong dengerin penjelasan aku dulu, aku gak maksud bohongin kamu,aku minta maaf cha, aku gak tau waktu aku nemenin temen aku ke Bar aku tak sengaja mabuk dan masuk kamar hotel yang salah, tapi aku yakin gak ngelakuin itu sama dia, karna aku gak ngerasain apa-apa, setelah itu dia terus gangguin aku dan ngaku dia hamil anak aku, aku terpaksa nikahin dia." Jawabnya panjang lebar.
Icha menangis tak bisa menahan air matanya.
"Pergi,aku gak ada urusan lagi sama kamu. "
"Cha plis maafin aku aku janji akan berubah cha, bukannya kamu mau aku lamar setelah kamu wisuda, aku akan lamar kamu cha, aku akan minta restu orang tua mu cha, dan pasti orang tuaku juga akan senang mendengarnya karna mereka sangat menyayangimu " Imbuhnya sambil memggenggam tangan Icha.
"Maaf aku gak bisa, dan aku udah ga minat. " sambil melepas kasar tangannya.
"Cha plis, aku harus gimana agar kamu maafin aku cha,jujur aku menyesal udah bohongin kamh Cha. "
"Aku mau kita putus dan aku harap kamu jangan ganggu hidupku lagi." Tekan Icha sambil memalingkan wajahnya tak sanggup menatap Desta,dan berusaha menahan rasa sakit hatinya.
"Sekarang aku minta kamu pergi!! " usir Icha lirih.
"Cha ku mohon jangan begini, beri aku kesempatan cha, kamu adalah satu-satunya wanita yang aku cintainya cha, aku gak mau pisah sama kamu, beri aku kesempatan cha. " Mohonnya sambil terisak.
"kumohon pergilah, aku ingin sendiri. " sahutnya lirih,sambil menahan emosinya.
"Aku akan pergi asal kamu maafin aku" ucapnya sambil mendekat dan memeluk Icha paksa.
Icha pun berontak dan memukul-mukul dada,tak bisa lepas dari pelukan Desta karna tenaga nya yang lemas .
"Lepas Desta, lepasin aku kamu jahat. " terus meronta.
Namun Desta malah memeluknya semakin erat, tanpa memperdulikan penolakan Icha,Dia memegang tangan Icha dan menciuminya.
"Brengsek, aku benci kamu, aku benci." teriak Icha.
"Sayang diam yaa,cup cup kamu lagi sakit jangan marah-marah diam ya, aku akan selalu ada buat kamu." Berusaha menenangkan Icha yang semakin histeris.
"Pergi pergi...." teriaknya dan akhirnya dia diam saat Desta mencium kening nya.
"Ayo kamu istirahat ya, aku jagain kamu di sini. "
Icha pun yang lelah akhirnya memilih diam ,karna Desta sama keras kepalanya Icha pun perlahan tertidur.
Desta sendiri pun tertidur di sopa yang ada di kamar Icha, Dia pun lelah karna semalaman tak bisa tidur.
Dua jam sudah mereka tertidur,Icha pun terbangun badannya sudah mulai membaik Dia pun mengambil baju ganti di lemari, sambil melirik Desta masih tertidur di sopa, Icha pun melangkahkan kakinya ke luar kamar dia segera masuk ke kamar tamu dan menguncinya.
Icha pun segera mandi dan mengganti bajunya.
Di sisi lain Desta pun terbangun,melihat kasur yang sudah kosong yang Dia pun panik mencari Icha ke kamar mandi, namun nihil, dia pun menelpon ponsel Icha namun masih tidak aktip.
"sayang kamu dimana?" gumannya.
Desta pun segera turun mencari Icha di bawah.
"Mbok liat Icha gak?" tanyanya pada mbok yang sedang di dapur.
"Ga mas, saya gak liat mungkin di belakang mas." Jawabnya ngasal.
"Ya udah aku cari ke belakang." ucapnya bergegas pergi.
Setelah lama mencari Desta tidak menemukan Icha dimana pun membuatnya prustasi.
Ponsel Desta tiba-tiba berdering, mau tidak mau Dia pun harus pergi karna ada urusan yang penting.
Icha yang sedari tadi di kamar tamu pun keluar setelah mendengar mobil Desta keluar gerbang.
Dia kembali ke kamar nya dan mengaktipkan ponselnya,Segera memblokir no Desta.
Icha pun seharian ini istirahat di rumah, Dia benar-benar lelah hati dan pikiran di tambah sakit kepala yang terus berdenyut.
Sore hari pun tiba akhirnya Bude dan Febri pun pulang, tak lupa melihat kondisi Icha, melihat Icha yang sudah mulai baik pun membuat Bude merasa lega.
Keesokan harinya Icha pun sudah mulai ke kampus lagi diantar oleh Febri, Dia berusaha bangkit dari keterpurukannya berusaha baik-baik saja,walau hatinya rapuh selalu tersenyum dan menyembunyikan semuanya.
Iqbal pun selalu berusaha menghiburnya, dimana pun Icha berada pasti Iqbal selalu menemaninya, Iqbal berusaha menjadi sandaran untuk Icha.
"Sana Ihh, kamu tuh ngekorin aku terus. " Ucapnya melihat Iqbal yang terus berada di sampingnya.
" Gw akan jagain kamu dimana pun, dan jangan pernah larang gw Cha, gw takut lo berbuat macam-macam. "
" Ya enggak lah, emang aku apaan. " jawabnya sambil terkekeh.
Iqbal pun merasa senang melihat sahabatnya bisa tersenyum lagi.
"Aku mau ke rumah Rima,kamu anterin aku ya" bujuknya.
"Iya lo tenang aja kemana pun lo pergi gw akan antar , dan masalah yang Manda bilang kemaren kamu jangan percaya ya, gw gak sedekat itu sama Dia,lo tau kan gimana Dia dulu ngejar-ngejar gw. " Ucapnya menjelaskan.
"Iya.. aku percaya ko. "
Setelah mengikuti kelas, akhirnya Icha selesai juga Dia bergegas keluar kampus dan menaiki motor Iqbal karna hari ini Iqbal tak membawa mobil.
"Ayo pakai helm nya." Icha pun langsung menerima dan memakainya.
Mereka pun langsung berangkat ke rumah Rima, karna hari Ini Rima tidak ada kelas jadi Icha sengaja main kerumahnya
30 menit berlalu akhirnya Icha sampai di depan rumah Rima, rumah yang sedikit mewah dan sama besarnya dengan rumah Bude yati ,Icha pun segera turun dari motor.
"Mau mampir dulu gak? "
"Gw langsung balik deh, banyak urusan di bengkel, nanti kalo mau pulang telpon aja gw pasti jemput. " ucapnya dan diangguki Icha.
Icha pun segera mengetuk pintu serta mengucap salam.
tok tok tok..
"Asalamualaikum. " sapanya.
Pintu pun terbuka,wanita paruh baya tersenyum padanya.
"Walikumsalam." seru wanita paruh baya yang masih terlihat cantik.
"Icha ayo masuk sayang,udah lama gak main ke sini." Imbuhnya sambil memeluk tubuh Icha.
"Icha juga kangen sama bunda. " Tak kalah antusias nya.
"Kamu kok pucat, kamu sakit?" tanya nya Bunda Risa khawatir sambil memegang dahi Icha.
"Udah mendingan ko bun ." Jawabnya sambil tersenyum."Rima mana bun? "
"Ada di kamar nya kamu langsung masuk aja, bunda mau ke dapur dulu mau angkat kue nya mungkin sudah matang."
Icha pun bergegas menaiki tangga, namun saat sampai di lantai atas dia terkejut melihat sosok pria tampan berdiri di sana sambil tersenyum.
"Kak Rama" guman Icha melongo tak percaya karna Rama alias Ramadhan kakaknya Rima itu kuliah di luar negri.
"Hey, kok bengong sini peluk kangen gak?" tanya nya sambil melambaykan tangan di wajah icha.
Icha pun tersadar dan langsung memeluk kakak sahabatnya itu.
"Kak Rama, hik hikk... aku kangen banget" serunya sambil terisak.
"Iya kakak tau,sekarang kamu cengeng ya cha ." Ucapnya terkekeh pelan.
Icha dan Rama dulu sangat akrab sebelum akhinya Rama melanjutkan kuliah S2 nya di luar negri, biasanyaRama akan pulang satu tahun sekali.
"Kakak kapan pulang? ko ga ngasih tau aku sih jahat dehh." Seru Icha melepas pelukannya.
"Baru datang tadi pagi, kamu ko pucat cha?" Tanya nya melihat muka Icha yang tampak merah, Dia pun memegang kedua pipi Icha "kamu panas cha,kamu sakit? "
"Engak ko, aku masuk dulu ya Rima pasti udah nunggu ." tukasnya sambil melangkah pergi meninggalkan Rama.
Icha pun segera meninggalkan Rama yang masih mematung dan geleng-geleng kepala melihat Icha yang salah tingkah.
"Bebz kamu udah dateng! " seru Rima yang baru saja ganti baju,melihat Icha membuka pintu kamarnya.
"Iyaa.. " Jawabnya langsung merebahkan tubuhnya di kasur.
"Aku lelah. " Seraya menahan tangisnya.
"Kamu kenapa sih ko dateng-dateng malah nagis, ada masalah apa?" Tanya Rima memyelidik.
"hikk.. hikkk.. " tagisnya pun semakin kencang.
"Cup cup, diem ya. " Seraya memberikannya tisu.
Mereka pun duduk di kasur Icha pun mulai menceritakan semuanya tentang Desta kepadanya.
Melihat sang sahabat terpuruk Rima pun memeluknya dan segera menenangkannya.
"Ya udah kamu di sini dulu nginep nanti aku yang telpon Bude." Ucap Rima.
"Tapi kamu jangan bilang apa-apa tentang Desta ke Bude, kalo ada Desta ke rumah bilang aja klo aku lagi pergi."
"Oke, nanti aku sampein ke Bude,kamu istrahat kalo gitu,aku mau ke minimarket bentar." ucapnga yang di angguki Icha,Rima pun berdiri dan langsung memakai kerudungnya, tak lupa membawa dompet dan kunci mobilnya.
Waktu pun sudah mulai petang kini mereka sedang makan malam,di ruang makan tampak ramai karna adanya Icha dan juga Rama.
"Cha sering-sering nginep sini ya,biar rame." Seru bunda dan di angguki oleh ayah.
Icha pun tersenyum merasa malu karna selalu merepotkan keluarga sahabatnya itu.
"Rama kamu kapan kamu bantu Ayah diperusahaan,sekarangkan kamu sudah lulus kuliah, Ayah repot sekali di tambah lagi tugas mahasiwa yang harus Ayah cek. " seru Ayah di sela makannya.
Ayah Rima yang bernama Faisak wijaya adalah seorang pengusaha dan dia juga menjadi dosen di kampus nya Icha.
"Mungkin lusa aku ke kantor ayah"jawab Rama.
"kalian juga sebentar lagi wisuda kan, apa rencana kalian." tanya Ayah melirik Rima dan Icha yang duduk bersebelahan.
"Aku pengen lanjutin kuliah di sini aja Yah, gak mau keluar negri,nanti aku juga sekalian bantu kak Rama di kantor." jawab Rima.
"Kalo Icha kayanya kembali ke Bandung, biar nanti cari kerja di sana aja." seru Icha.
"Cha mending kamu kerja di perusahaan Ayah aja sama aku dan ka Rama, biar kita sama-sama cha." Ucap Rima antusias.
"Nanti aku pikir-pikir dulu." seru Icha tidak semangat.
Sebenarnya Icha sudah berencana menikah setelah lulus kuliah dan bekerja di perusahaan milik Ayahnya Desta, tapi semuanya malah tak sesuai dengan keinginannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Helen Apriyanti
mnusia hny bisa brencana tpi... Allah yg mnentukn ..
2022-08-30
0