Pagi pun menyapa, terdengar suara Adzan berkumandang, Icha pun bergegas mandi dan segera berwudhu dia pun membangunkan adiknya untuk sembahyang.
"Dingin ya teh, kaya nya gak kuat mandi nih." seru Ifa sambil melipat mukenanya.
"Iya emang gitu dek,teteh juga males bangun." ujarnya sambil membereskan tempat tidur.
Kini Icha sudah rapih dan siap memakai hijab nya.
"Teteh ko udah rapih mau kemana?" tanya Ifa sambil membereskan lemari bajunya.
"Kan mau jemput Teh Irma katanya jam 9 keluar dari Rumasakit nya."
"Baru juga jam 7 teh, santai aja lah."
Icha pun memoles wajahnya tak lupa memakai lipstik agar tidak terlalu pucat.
Tiba-tiba Ifa membawa celana yang di perlihatkan nya kepada Icha.
"Teh inget gak celana ini." seru Ifa memperlihatkan celana yang di pakai nya pada Icha,yang viral pada masa nya tak lupa beberapa sobekan di lutut dan paha nya namun tak tembus.
Dan icha pun menoleh dan meneliti dengan jelas.
"Anjirrr ini celana gue ko ada di sini?" Icha sambil menyipitkan matanya.
Ifa pun terbahak melihat kakaknya yang masih kebingungan.
"Nemu lah di lemari teteh, kan aku gak bawa baju ganti, ternyata muat di aku teh." jawabnya sambil terkekeh.
"Syukur deh kalo muat, semua pakaian aku yang kaya gitu buat kamu semua dek, teteh Ikhlas."
"Bener boleh semua nihh,trus yang ini boleh gak." memperlihatkan jaket hody putih ke sayangannya.
"Boleh ambil aja." seru Icha tanpa menoleh.
"Bukannya ini hadiah dari seseorang ya teh." Ifa pun terkekeh geli.
Icha pun langsung melihat apa yang di pegang Ifa, dia pun langsung melotot.
"Jangan itu hadiah dari Iqbal." sambil merebutnya dari tangan Ifa, dan Ifa pun tertawa puas.
"Segitu berharganya ya teh,"
"Bukan gitu ,ini hadiah pertemanan kita waktu awal masuk SMA, aku sempet nyari-nyari di rumah tau nya tertinggal di sini, untung badan ku sama aja dari dulu, jadi masih muat kayanya." seru nya sambil memakai hody itu.
"Berguna juga di cuaca dingin kaya gini. " gumannya sambil merapihkan kerudungnya.
"Dek,teteh bangungin Abang dulu ya,soalnya dia suka telat bangun." ucapnya dan diangguki oleh Ifa.
Dikamar Abang sudah rapi dengan pakaian santai kaos putih pendek dan celana panjang jeans, terdengar pintu kamar nya di ketuk Dia pun segera membukanya.Ternyata Icha sudah berdiri di depan pintu.
"Ehh kamu dah rapi, ayo sarapan dulu." ucap Icha sedikit heran karna biasanya Abang suka bangun siang.
"Iya bentar aku masukin dulu baju kotor ke dalam tas, kamu beresin kamar nya ya." serunya sambil masuk ke dalam kamar,di ikuti Icha di belakang.
"Kebiasaan kamu tuh tidur gak mau beresin kasur nya." gerutu Icha.
"Kan nanti juga bakal jadi tugas kamu tiap pagi, nyonya Zaenal." ucapnya tersenyum.
"Udah yuk keluar,kita sarapan dulu."
Namun baru juga Icha akan keluar Abang sudah memeluknya dari belakang.
"Biarin kaya gini bentar Cha aku masih kangen." bisiknya di telinga Icha, Icha pun hanya diam saja dengan jantung yang tidak karuan.
Icha tersadar dan memukul tangan Abang pelan.
"Udah ih bisa lepas gak, malu tau kalo ada yang liat." gerutu nya kesal.
Namun bukanya melepaskan Abang malah menutup pintu kamar Icha.
Cup satu kecupan mendarat di pipi mulus Icha, Abang pun melepaskan pelukannya sambil terkekeh geli, dan Icha pun berbalik mengadapnya.
"Abang ihh, ga usah mesum deh pake senyum-senyum segala." herutu nya kesal sambil memukul-mukul dada Abang.
"Kamu tuh ya bikin gemes aja." ucapnya sambil mencubit pipi Icha gemas.
"Udah yuk keluar nanti mereka nyariin kita." ujarnya.
Namun Abang malah menyenderkan punggung Icha pada Pintu dan mengungkung nya.
Cup
Satu kecupan mendarat di bibir Icha, dan Icha pun terbengong merasakan benda kenyal menempel di bibirnya pikirannya blank, melihat Icha hanya diam Abang pun memperdalam ciumnya, dia pun memegang tengkuk Icha ********** lembut dan menggigit bibir Icha agar terbuka, Icha yang masih kaku karna baru pertama kali baginya begitu juga Abang ,Icha memukul-mukul dada Abang saat kehabisan nafas.
Icha pun tersadar apa yang dia lakukan itu salah dia pun langsung bergegas pergi, dia merasa malu kenapa dia bisa diam saja dan malah menikmati nya muka nya merah seperti tomat, Icha pun segera keluar kamar dan kembali ke kamar Ifa sambil menunduk, ternyata kamar sudah kosong tak ada Ifa di sana dia pun bercermin dan memegangi bibirnya dengan muka yang memerah menahan malu.
*Ya Tuhan itu kah yang namanya ciuman, baru pertama kali aku merasakanya *batin Icha.
"Ehh aku lupa,harusnya aku ke ruang makan buat sarapan, ko malah kesini sih, pasti semua orang udah nunggu." guman nya sambil menggeleng-geleng kepala keluar kamar.
Benar ternyata di ruang makan sudah ramai dan hanya dia yang baru datang dia juga sudah melihat Abang ada di sana, Icha pun duduk di samping Ifa, dia merasa malu melihat Abang mengingat apa yang mereka lakukan tadi, namun Abang sendiri biasa saja seperti tidak terjadi sesuatu.
Sarapan pun selesai Icha pun mengantarkan Abang sampai ke depan mobil nya.
"Makasih ya Bang, hati-hati di jalan." seru Icha dan Abang pun langsung memeluknya.
"Jaga kesehatan ya, jangan lupa telpon aku kalo mau pulang biar aku jemput." seru nya sambil melepaskan pelukannya.
Icha pun mengankat jari tangannya 👌 sambil melambaikan tangan nya, Abang pun menaiki mobil nya dan mobilnya pun meninggalkan rumah enin.
Icha masih diam melihat mobil yang sudah tak terlihat sampai suara Ifa menyadarkannya.
"Teh ayo berangkat, udah jangan di liatin terus nanti juga ketemu lagi." seru Ifa.
"Eh iya ayo, aku bawa mobil sama kamu dek."
"Ya udah ayo, yang lain juga udah pada mau jalan tuh." seru nya menunjuk ke dua orang tuanya.
"Bentar ambil dulu tas di kamar" Icha pun berlari mengambil tas nya dan segera masuk mobil.
Setelah lama di perjalanan mereka pun akhirnya sampai dan sudah terlihat Harmawan mendorong kursi roda ,dan di sebelahnya Ibu Ana menggendong bayi.
"Udah siap mau pulang ya teh." seru nya sambil memeluk Irma.
"Iya dek, ayo teteh udah gak betah, maaf ya gak ngehadirin hari bahagia kamu." ucap nya sendu.
"Gak papa teh, kan ada Bude dan maaf aku juga gak bisa lama di sini aku harus cepet balik lagi ke Yogja aku dah janji mau bantuin acara pernikahan nya mas Febri kan tinggal satu minggu lagi, nanti aku pulang kalo disana sudah beres." seru Icha sambil mendorong kursi rodanya, sedangkan Hermawan menyiapkan dulu mobil.
"Ihh gemes dede bayi nya kok malah tidur sihh, dek ini uty dek." ucap Ifa sambil menoel pipi bayi itu gemas.
"Udah ayo pulang, nanti kalo mau main di rumah aja." seru Ibu Yani.
"Kita mau jalan dulu bu ada yang mau di beli sekalian pulang,kalian duluan aja ya."
"Ya udah hati-hati di jalan,jangan ngebut, pulangnya jangan terlalu sore ya," seru Bu Yani yang di angguki keduanya.
Mereka pun melajukan mobil masing-masing, keluarga pulang ke rumah enin dan Icha ke pusat perbelanjaan.
"Mau beli apa sih teh." tanya Ifa saat mereka sampai.
"Mau beli oleh-oleh buat Bude." jawab Icha.
"Oh gitu, teh beliin Ifa jaket dong." seru Ifa merayu.
"Ya udah sana pilih deh,teteh tunggu di sana." sambil menunjuk kedai seblak.
"Siap teteh," ujar nya dan Icha pun memberiakn Atm nya pada Ifa.
Setelah lama menunggu akhirnya Ifa datang juga, mereka pun makan seblak dulu sebelum pulang.
Mereka pun sampai di rumah jam 3 sore, setelah mengucap salam mereka langsung masuk kamar, Icha pun masuk kamarnya segera mandi dan ganti baju.
Saat dia akan mengambil ponselnya diatas nakas dia melihat kartu Atm dan satu buah surat di bawahnya.
(Pake buat keperluan kamu, pinnya ultah kamu, angap aja ini bukti cinta aku sama kamu kalo aku benar-benar serius sama kamu,I love U Icha Natasya).
"Apa-apaan Abang nih, emang aku anak kecil apa pake di kasih kaya ginian, aku juga kan punya tabungan gaji ku aja masih belum kepake." guman Icha sambil geleng-geleng kepala.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Helen Apriyanti
duchh c Abang nygercep dn nyosor yh .. tkut kduluan org laen yh hehehee seru seru seru jg mntul kerennn thorr syuka crita nya ..
smngttt thorr
2022-08-30
1